Presiden Forum Kebangsaan; Indonesia Butuh Pemimpin Kuat

Presiden Forum Kebangsaan; Indonesia Butuh Pemimpin Kuat

Sinar5news.com- Jakarta- Gemuruh sambutan perhelatan kontestasi pemilu 2024 yang diikuti tiga pasangan calon sangatlah menarik perhatian semua kalangan terutama para pengamat dan politisi. Sejak awal  pengumuman pasangan calon presiden tidak pernah sepi dari pembahasan terutama media TV yang terus mengupas tuntas dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
 
Kini ketiga pasangan calon sudah mengambil no.urut di kantor KPU, pertemuan semua calon yang saling balas pantun ter internalisasi budaya nustantara yang sangat kental. Budaya pantun adalah asli milik Nusantara yang humoris moderat penuh nilai moral Budi kemuliaan.
 
Pantun adalah bahasa simbul sindiran yang menggugah memiliki makna yang tajam terpercaya tanpa menggurui dan menyakiti. Inilah budaya bangsa, sekeras apapun kontestasi tetap santun damai dalam bingkai merah putih bahwa kita semua adalah saudara sebangsa setanah air.
 
Ada perbedaan yang mencolok pemilu tahun ini dibandingkan pemilu sebelumnya, jika dulu yang lebih keras dan terasa pergolakan politiknya berada pada  grass road sekarang nampak pada pertarungan elit yang saling mewanti wanti agar pemilu tegak lurus di jalan yang benar tidak curang seperti sebelumnya. Pernyataan para elit ini tentu menyentak rakyat kecil bahwa kebiasaan elit selalu memutar balikkan pakta.
 
Saling serang para elit semakin memperlihatkan tontonan drama/ sinetron yang dulu sering dimainkan mereka sendiri. Akibat sutra dara yang berbelok disaat drama belum tuntas. Kini,  permainan drama para elit semakin terlihat dipermukaan. Sesama aktor saling lempar peran sementara film masih belum usai masih terus berjalan.
 
Politik klaim- mengklaim partai dialah yang paling berjasa atas lahirnya Presiden Jokowi. Padahal tanpa ikut sertanya rakyat mensukseskan pemilu semua akan sia sia. Huru hara ditingkat elit semakin menganga sementara rakyat bawah tenang tenang saja.
 
Dalam prespektif pandangan Presiden Forum Kebangsaan terhadap kondisi politik saat ini. 
 
” Para elit politik terlebih pemilik partai  agar berhenti memainkan politik kekuasaan yang terus menerus menjadikan instrumen berkuasa untuk menguatkan posisi dinasti, kelompok dan golongan. Pemilu sejatinya untuk memilih pemimpin bangsa yang siap mengabdi melayani agar kesejahteraan keadilan rakyat sebagaimana amanat pendiri negri yang termaktub dalam sila ke 5 Pancasila  segera wujud. Inilah tujuan muara kita merdeka. Anehnya sudah 78 tahun kita merdeka negri kaya raya ini rakyatnya masih melarat banyak yang menderita “. Jelasnya.
 

Lanjut Presiden Forum Ini, “Para elit sejatinya introspeksi diri amanat kemerdekaan,  reformasi dst yang sudah diperjuangkan anak muda mahasiswa/i masih jauh panggang dari api. Para calon banyak menebar Gimik Politik bertebaran  di media sosial. Membangun bangsa bukan dengan Gimik melainkan gagasan yang di nyatakan dalam ruang publik bukan hanya pernyataan semata “. Jelasnya.

Presiden forum juga menyoroti peran media masa harus netral lebih soft dalam pemberitaan mengedepankan dialog kebangsaan perbaikan negara bangsa dan tatanan kehidupan bermasyarakat yang penuh cinta damai dalam keberagaman seiring dengan ajaran Pancasila. Hindari saling menghakimi dan tetap menjaga harmoni semua kandidat dengan menampilkan kampanye sejuk bukan sebaliknya. 
 
Sementara masih dirasakan aroma Para politisi dan pemilik partai agar lebih mengedepankan kenegarawanan bukan dendam dan baper. Jangan pernah menganggap diri paling sempurna karena manusia tempat salah dan khilaf.
 
” ini adalah pesta demokrasi bukan pestanya partai atau para elit mari kita jadikan perhelatan demokrasi ini untuk mengembalikan kedaulatan rakyat menentukan hak pilihnya. Koreksi diri apa yang sudah anda berikan pada negara jangan hanya bisa menggelapkan uang negara apalagi telah berani menghianati merah putih dengan merusak mata uang  rupiah dengan melanggar aturan sistem hukum nasional maupun internasional “. Pungkasnya.
 
” Di Tahun 2024 ini Indonesia sudah harus mempunyai sistem bernegara yang kuat, pemimpin yang kuat yang dicintai rakyatnya. Partai harus lebih sedikit maksimal 3 buah. Jabatan ketua partai maksimal dua periode,  Keuangan partai bersumber dari negara. Parlemen kembali ke Perdana Mentri dengan demikian Indonesia akan cepat landas menggapai amanat kemerdekaan keadilan kesejahteraan bagi seluruh warga bangsa”. Terangnya.
 
Mari semua warga bangsa menahan diri untuk tidak berkomentar provokatif di tahun pemilu ini. Terlebih para elit dan pemilik partai agar lebih sejuk dalam berkomentar tidak saling menjatuhkan, sejatinya para elit dapat memberikan keteladanan pada masyarakat luas. (SM)

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA