Banyak orang tua ketika menasehati anaknya , dengan mengambil perumpamaan misalnya “Hiduplah seperti pohon pisang”. Begitu nasehat bijak para orang tua..
Apabila mau direnungkan sejenak, mungkin ada benarnya nasehat itu. Hidup seperti pohon pisang, atau menggunakan filosofi pohon pisang.
Pohon pisang itu, sama sekali tidak butuh tempat khusus untuk tumbuh. Maka pohon pisang bisa tumbuh dimana saja. Apa dii tempat gersang, di tempat dingin bahkan di tempat yang hambar sekalipun pohon pisang tetap bisa tumbuh. Pohon pisang selalu survive di mana pun, apabila mau bertahan tetap hidup dan tidak menyerah dalam segala keadaan, Lalu, kenapa harus cengeng di saat punya masalah!
Pohon pisang itu tidak akan mati sebelum berbuah dan meninggalkan generasi baru , mungkin karena ingin kehadirannya di dunia ini bisa memberi manfaat sebelum kematian menjemputnya.
Seluruh hidupnya, pohon pisang terus berkarya, menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupan lain. Tidak peduli dalam keadaan apa pun. Pohon pisang hanya berusaha untuk berbuah walau ia tidak akan menikmati hasil ikhtiarnya. Begitu pun manusia seharusnya, jangan pernah meninggalkan suatu tempat tanpa meninggalkan karya yang bermanfaat. Karena suatu saat , setiap manusia bisa saja “terpaksa” meninggalkan suatu tempat secara tiba-tiba dan tidak dapat di duga duga.
Mencermati proses kehidupan pohon pisang itu memang menarik, dalam hal ini disebabkan karena seluruh bagian tubuhnya hampir semua bermanfaat. Seprti misal mulai dari akar, batang, daun, pelepah daun, apalagi buahnya .
Bahkan ketika buah masih mentah pun bisa dibuat keripik. Manusia pun begitu, ada dan hidup untuk memberi manfaat kepada orang lain. Selagi mampu, selagi bisa berbuatlah untuk menebar manfaat kebaikan kepada siapa pun.
Bukan hanya itu, pohon pisang pun selalu mampu mempersiapkan generasi penerus. Sebelum dipotong dan mati, karena selalu ada tunas baru yang siap tumbuh disekitarnya,
berupa tunas muda yang akan meneruskan generasi muda yang siap memberi manfaat kepada siapapun. Dalam hal ini hikmahnya, bagi manusia yang punya akal pikiran harusnya seharsnya bisa berbuat dan bermanfaat kemaslahatan bagi orang lain oleh karena hidup tidak hanya untuk cari makan, akan tetapi hidup bagi manusia harus lebih bermanfaat untuk menciptakan rahmatan lil alamin .
Apabila kita membaca secara cermat tentang sifat baik yang bisa dipetik dari pohon pisang. Pohon pisang tidak pernah mewariskan dendam kepada anak-anaknya. Sekalipun harus ditebas saat diambil buahnya. Pohon pisang tidak dendam saat disakiti. Pelajaran yang bisa diambil untuk sebuah kehidupan bahwa hidup itu bisa manis , bisa juga pkeadapahtidak mewariskan dendam bagi siapapun dan kepada siapapun, oleh karena pohon pisang, selalu mewariskan buah manis, di penghujung kehidupanya.
Bagi siapapun boleh gemar makanapa itu pisang ambon, pisang tanduk, pisang kapok, pisang emas, pisang raja, pisang susu, pisang hijau atau pisang-pisang lainnya. Bahkan untuk menikmatinya, boleh menanam sendiri atau hanya membeli pisangnya. Asal jangan lupa, filosofi pohon pisang. Untuk tetap berusaha terus untuk memberi kebaikan atau manfaat dan jangan pernah berputus asa dalam keadaan apapun.
BsecBerusdengan mastatho’tum; ikhtiar penuh kesungguhan, sekuat tenaga yang kita miliki sampai Allah SWT yang menghentikan kita. Bukan karena kita yang ingin berhenti. Seperti halnys pohon pisang.
Seharusnya tidak ada orang yang tidak berguna di dunia ini, selama mau berperan meringankan beban hidup bagi sesamanya. Karena tiap kehadiran kita harusnya memberi arti dan manfaat bagi orang lain. Tengoklah pohon pisang, yang selalu rela memberi banyak manfaat. Bahkan sampai akan mati sekalipun.
Filosofi pohon pisang; “makin sedikit tersisa bagi diri kita, makin banyak sinar terpancar melalui kita”…