Covid-19. Penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona. Tingkat penyebarannya sangat cepat. Terjadi di seluruh dunia sehingga organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkannya sebagai pandemi global.
Balita, anak-anak, remaja, dewasa, lansia semuanya bisa tertular. Tak pandang usia. Tak pandang status sosial. Orang biasa sampai pejabat negara tidak sedikit yang terkena serangan virus corona ini. Semua kita tahu informasinya karena setiap hari diberitakan oleh media.
Virus yang diyakini berasal dari Wuhan China ini membuat orang-orang takut. Tidak sedikit pula yang panik. Aktivitas di luar rumah jadi sangat terbatas. Bekerja, belajar, dan beribadahpun dari rumah. Kondisi yang tidak pernah terbayangkan akan terjadi. Tidak ada yang siap menghadapinya. Bahkan oleh sebuah negara maju sekalipun. Amerika? tumbang. China? tumbang juga.
Data dari situs corona.ntbprov.go.id per tanggal 18 Mei 2020 menerangkan, sudah ada 4. 820. 356 orang dari seluruh dunia yang positif covid 19. Sebanyak 18.010 orang di Indonesia. dan 374 orang di NTB. Angka yang cukup pantastis dan menunjukkan betapa ganasnya serangan yang dilakukan oleh pasukan virus corona. Tidak terlihat oleh kasat mata namun serangannya nyata dan menyerang manusia.
Serangkaian kebijakan untuk menangani dan memutus rantai penyebaran virus corona ini telah banyak dikeluarkan pemerintah. Ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Ada _social distancing_ dan _physical distancing_ . Menggunakan masker ketika keluar rumah. Sering cuci tangan dan Penutupan tempat-tempat yang berpotensi membuat kerumunan masa.
Tempat ibadah, pusat perbelanjaan, pusat hiburan, pusat pendidikan, dan lain sebagainya semuanya ditutup. Meski, belakangan ini sudah banyak yang kembali dibuka. Terlebih menjelang tibanya idul fitri: Hari Raya Umat Islam setelah berpuasa selama satu bulan.
Bicara soal dibukanya mall dan pusat perbelanjaan lainnya menimbulkan kegaduhan di ruang-ruang publik. Ada yang mendukung namun tidak sedikit pula yang menyayangkan. Disayangkan karena pusat perbelanjaan dibuka dan ramai didatangi masyarakat, sementara masjid dan tempat ibadah lainnya masih terkonci. Perdebatan yang wajar terjadi.
Untuk kasus di NTB misalnya. Lombok Epicentrum Mall dan sejumlah tempat lainnya sudah ramai didatangi pengunjung. Sampai antri. Toko pakaian menjadi pusat yang banyak dituju. Selain pusat penjualan kue lebaran.
Orang-orang seperti lupa bahwa kita sedang berada dalam peperangan melawan covid-19. Wibawa virus corona hilang. Terkalahkan oleh pakaian baru hari raya.
Orang-orang seakan lebih takut tidak mengenakan baju baru hari raya daripada tertular virus corona. Apakah karena virus corona tidak kasat mata, ataukah masyarakat sudah mulai berdamai dengan corona? Hanya data dan tuhan saja yang tahu.