JAMAAH LUNAK, PEMERINTAH HARUS BERTINDAK BIJAK (Respon TGH. L. Pattimura Farhan, M.HI)

JAMAAH LUNAK, PEMERINTAH HARUS BERTINDAK BIJAK (Respon TGH. L. Pattimura Farhan, M.HI)

Oleh: Abah Rosela Naelal Wafa

Innalillahi wa innalillahi rajiun. Itu kalimat yang paling pantas kita ucapkan saat mendapat musibah. Termasuk musibah umat Islam yang sedang hangat saat ini. Musibah penusukan Syaikh Ali Jaber.

Sebagaimana diberitakan di berbagai media, baik cetak maupun elektrik, bahwa Syaikh Ali ditusuk saat bertabligh akbar di halaman masjid Falahuddin Bandar Lampung, Ahad 13 September 2020 H.

Tak selang beberapa menit setelah insiden, peristiwa itu langsung viral, dan tentu pasti menuai kutukan dari berbagai pihak. Selain itu, muncul pula berbagai spekulasi yang beragam di tengah jamaah.

Dalam agama Islam kita diajarkan kalimat istirja’ itu. Dengan harapan kalimat itulah yang harus mendahului tindakan pukulan balasan. Kalimat itulah yang diharap bisa meredakan hati untuk tidak main hakim sendiri.

Langkah terbaik untuk menyikapi insiden ini adalah menyerahkannya kepada pihak berwajib, dalam hal ini kepolisian.

“Kita berharap semoga aparat kepolisian segera menyelesaikan kasus ini.” Harap TGH. L. Pattimura Farhan, M.HI Ketua Umum Yayasan Islam Selaparang Kediri Lombok Barat.

Dalam wawancara saya dengan Tuan Guru kandidat Doktor UIN Mataram itu via WahtApp (WA), beliau juga mengingatkan kita umat Islam untuk tidak terlalu mudah berspekulasi yang macam-macam.

Sebagai mana yang berdengung di publik, setiap ada insiden seperti ini, selalu yang disalahkan Pemerintah. Ada pula yang berspekulasi akan munculnya antek-antek PKI, ada upaya Komunisme, atau menganggap adanya dalang yang bermain cantik dan lain sebagainya.

Dengan bermunculannya berbagai spekulasi yang liar, justru menambah kegaduhan di arus bawah. Sehingga, yang muncul kemudian adalah adanya perlawanan dari jamaah kepada pemerintah. Sementara kondusifitas sangat dibutuhkan, terlebih saat pandemi sekarang ini.

“Jangan sampai dugaan-dugaan umat tentang operasi ‘diskriminasi ulama’ berkembang liar. Sebab hal ini, berujung kepada perlawanan umat kepada pemerintah.” Demikian ajakan Tuan Guru yang sedang menjabat sebagai Wakil Ketua BAZNAS NTB ini.

Tuan Guru Kader Elit PKS NTB ini memang melihat insiden penusukan Dai Kondang kita dengan amat cermat dan menilainya secara bijak. Maka harapan beliau, pada saat yang sama pemerintah juga harus responsip, bertindak bijak, peka dan tangkas dalam mengusut insiden semacam ini, sehingga tak terulang kembali.

Jangan sampai pemerintah mengeluarkan stetmen dan hasil pengusutan yang terkesan “Kopi paste” dari insiden terdahulu yang serupa. Pemerintah harus betul-betul ekstra menggunakan pasilitas dan tim ahlinya.

Termasuk sekarang ini belum 1X24 jam sudah beredar kabar bahwa, pelaku anak muda bernama Alpin Andria bin M. Rudi ini telah empat tahun mengalami gangguan kejiwaan. Padahal, “Kegilaan itu harus dibuktikan secara medis, bukan muncul setelah insiden.” Jelas Tuan Guru alumnus Ash-Shiddiqiyah itu.

Simpualnnya, baik dari jamaah atau dari pemerintah, harus bersama-sama menyikapi insiden berdarah ini dengan akal sehat, pencermatan yang dalam, dan dengan sikap dan keputusan yang baik dan bijak dari pemerintah.

Terkhusus untuk korban yakni Syaik Ali Jaber dan keluarganya, kita sampaikan ikut berduka dan berdoa, semoga Allah swt. memberikan ketabahan dan kesabaran. Semoga pula ada hikmah di balik semua ini bagi pihak keluarga dan kita semua.

Mataram, 14 September 2020 M.

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA