Sinar5news. – Kota Jakarta bukan hanya menjadi kota banjir air dan sampah di musim hujan, tapi beberapa bulan ini menjelang pencoblosan Jakarta di kotori pamflet, sepanduk, poster, baliho dan bendera partai yang bertebaran semrawut di sepanjang sudut jalan kota Jakarta. Hal ini, sangat merusak pemandangan keindahan kota Jakarta yang berbenah menuju kota perdagangan tingkat dunia.
Nyaris semua pagar dan tiang jalan terpakai oleh bendera partai. Tidak jarang tiang bendera partai jatuh ke tepi jalan. Ini tentu akan sangat menganggu kenyamanan berlalu lintas dan alih alih dapat menimbulkan kecelakaan yang dapat mengorbankan jiwa warga bangsa.
Dalam perjalanan media sinar5news yang sengaja menyelusuri sudut jalan kota Jakarta, sungguh sangat memperhatikan. Kota yang sedang dan terus berbenah menata diri agar menjadi kota sehat, bersih, berbudaya. Malah dikotori bendera partai, pamflet, poster, spanduk dan baliho bertebaran tidak tertata. Kota metropolitan yang takluk keganasan bendera partai.
Perilaku berbuat kotor seperti ini amat sangat tidak berbudaya. Inilah wajah demokrasi bar bar, sejak awal kampanye melanggar aturan, mau nyoblos warga ditawarkan amplop, harga per jari jemari yang mencoblos sudah tercatat para tim sukses calon. Sungguh mengerikan praktek demokrasi negri tercinta dalam menerima amanat rakyat, membangun negri dengan mengotori nilai moral Budi kemuliaan. Pantaslah kemudian lahir wakil rakyat dan pemerintah semrawut.
Melihat praktek demokrasi yang kotor ini, akankah rakyat dan bangsa akan dapat manfaat setelah mereka terpilih ?. Akan sangat sulit menghadirkan cita cita leluhur negri memerdekakan bangsa tercinta ini yang tertuang dalam sila ke-5 Pancasila, Jika kemudian praktek demokrasi model diatas. Tidak ada yang diharapkan karena amplop beracun sudah menyebar sebelum pencoblosan.
78 tahun bangsa besar kaya raya ini merdeka. Setiap lima tahunan pesta demokrasi dilaksanakan. Angaran triliunan terbuang sia sia. Tahun ini dilansir media anggaran pemilu mencapai empat triliunan. jika kemudian hasil demokrasi yang menelan angaran besar tanpa dapat mengahdirkan hasil kesejahteraan rakyat. Model demokrasi selama ini perlu evaluasi atau kembali pada demokrasi Pancasila falsafah bangsa sendiri melalui permusyawwaratan perwakilan dari tokoh bangsa yang bersih langsung memutusakan untuk memimpin bangsa ini ke depan agar tidak menghamburkan biaya sia-sia di tengah rakyat yang masih miskin.
Dengan demikian kota, desa di seluruh Indonesia akan terjaga kesehatan, kebersihan dan keindahannya dari alat praga kampanye yang semerawut, merusak lingkungan di tengah dunia yang sedang berkampanye go green. Menjaga kesehatan ekologi lingkungan dari sampah plastik dan sejenisnya yang merusak linkungan dan ekosistem lainnya.
Belum lagi para kandidat Paslon, calon presiden dan wakil presiden yang tidak memberikan edukasi dalam kampanye maupun debat yang saling menjelekkan, menjatuhkan, berbicara ke belakang, menyerang personal, bukan pada substansi visi misi menghadirkan kesejahteraan untuk rakyat banyak. Demokrasi kebablasan yang tidak mendidik masyarakat luas anak bangsa.
Bangunan demokrasi kita jauh panggang dari api. Semua hanya praktek prosedural. Melakukan praktek demokrasi pada ujungnya semua diputuskan oleh pemilik partai. Rakyat hanya menjadi objek. Wakil rakyat yang dihasilkan baik yang duduk di Senayan, DPRD tingkat 1& 2 dan kabupaten kota yang kuat finansial merekalah yang dilantik sekalipun rakyat tidak mengenal mereka.
Praktek manipulasi sudah dilakukan sejak awal. Bagaimana mungkin akan melahirkan wakil rakyat pemimpin bangsa yang bersih bermartabat membela nusa bangsa rakyat Indonesia. Sementara proses kampanye sudah mereka langgar. Partai sudah abai dengan nilai dan moralitas. Aturan semua diterabas, diterobos, semantara Indonesia butuh keteladanan pemimpin bersih, jujur bertanggung jawab.
Melihat kondisi kehidupan berbangsa bernegara yang sudah serba memprihatinkan ini. Indonesia butuh pemimpin kesatria anak negri, putra putri asli Indonesia yang siap bayar hutang negara bagun negri tanpa hutang. Hanya kuasa Tuhan Doa jutaan seluruh warga bangsa agar kesatria sejati Nusantara hadir mengambil alih kepemimpinan Indonesia masa depan dengan tetap berdasarkan sistem yang berlaku baik nasional maupun internasional. Aamien yra. Qobul.
( Penulis : Presiden Forum Kebangsaan )