Hal ini sering sekali terjadi di dalam dunia maya maupun realita kehidupan, kadang kita menghukumi apa yang kita lihat dan pandang, yang boleh jadi ada hikmah yang tersembunyi dan besar dari pada sekedar melihat realitanya saja.
Ternyata hal ini bukan tanpa sebab, ternyata di dalam al-Qur’an pun di sampaikan melalui cerita yang cukup menarik antara Nabiyullah Musa ‘Alais-salam dengan Nabiyullah Khidir ‘Alaihis-salam. Bagaimana tatkala Nabiyullah Musa diperintahkan oleh Allah untuk bertemu Nabiyullah Khaidir guna untuk menimbah ilmu lebih dalam, sebagaimana disampaikan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ubay Ibn Ka’ab,
إِنَّ مُوْسَى قَامَ خَطِيْبًا فِيْ بَنِيْ إِسْرَائِيْل فَسُئِلَ أَيُّ إِنْسَان أَعْلَمُ؟ فَقَالَ أَنَا، فَعَتَبَ اللهُ عَلَيْهِ إِذْ لَمْ يَرُدَّ الْعِلْمَ إِلَيْهِ، فَأَوْحَى اللهُ إِلَيْهِ لِيْ عَبْدًا بِمَجْمَعِ الْبَحْرَيْنِ هُوَ أَعْلَمُ مِنْكَ
Bahwasanya Nabi Musa (pada suatu hari berhutbah di hadapan Bani Israel. Kemudian ada orang bertanya kepada beliau: “Siapakah manusia yang paling ‘alim. Beliau menjawab: “Saya”. Maka Allah menegurnya karena dia tidak mengembalikan ilmu itu kepada Allah Ta’ala. Kemudian Allah mewahyukan kepadanya: “Aku mempunyai seorang hamba di tempat pertemuan dua laut yang lebih alim dari padamu”. (H.R. Bukhari, Lihat: al-Jam’u Baina Shohihain, Jilid: 1/245)
فَلَمَّا بَلَغَا مَجْمَعَ بَيْنِهِمَا نَسِيَا حُوتَهُمَا فَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ سَرَبًا
Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lupa akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. (QS. Al-Kahfi :61).
Dalam ayat ini Allah menceritakan bahwa setelah Nabi Musa dan Nabi Yusa’ (yang membantu Nabi Musa) sampai ke pertemuan dua laut, mereka berhenti. Tetapi tidak tahu bahwa tempat itulah yang harus dituju. Sebab Allah tidak memberitahu dengan pasti tempat tersebut. Hanya saja Allah memberi petunjuk ketika ditanya oleh Nabi Musa sebelum berangkat, sebagaimana sabda Rasul menceritakan hal ini:
يَا رَبِّي كَيْفَ لِيْ بِه؟ قَالَ تَأْخُذُ مَعَكَ حُوْتًا فَتَجْعَلُهُ في مكتل فَحَيْثُمَا فَقَدت الحُوْت فهو ثم
Ya Tuhan kami, bagaimana kami dapat menemukan tempat itu? Allah berfirman: “Bawalah seekor ikan yang kamu masukkan pada sebuah kampil, manakala ikan itu hilang, di situlah tempatnya. (Lihat: Shahih Bukhari, Jilid: 3/1246).
Singkat cerita tatkala Nabiyullah Musa berjumpa Nabiyyullah Khidir, beliau berkata: “Bersediahkan Guru mengajari kami suatu ilmu yang bermanfaat atau amal shalih yang Allah telah ajarkan kepada Guru untuk kami jadikan petunjuk dan pedoman dalam melaksanakan kehidupan ini.
Nabiyullah Khidir menjawab: “Engkau tidak akan sanggup mendampingiku karena engkau akan melihat sebagian perbuatanku yang menyalahi syari’atmu, karena saya memiliki ilmu yang Allah ajarkan langsung yang tidak diajarkan kepada engkau”.
Nabiyullah Khidir menjelaskan sebagaimana terdapat dalam surat al-Kahfi: 68, Alasan kepada Nabiyullah Musa mengapa ia tidak sanggup mengikuti dan tidak akan sabar menghadapinya. ‘’Dan bagaimana engkau akan bersabar atas sesuatu, sedang engkau belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal ini!’’
Engkau akan mengingkari apa yang saya lakukan, walau engkau dimaafkan atas hal tersebut, karena engkau belum megetahui hikmah dan mashlahat yang tersembunyi yang saya sudah ketahui. (Lihat: Tafsir al-Qurthubi, Jilid: 11/17).
Nabiyullah Musa pun berkata, in sya Allah engkau akan dapati kami orang yang bersabar. Dan beliaupun mengatakan kepada Nabiyullah Khidir untuk tidak menentangnya terhadap apapun yang dilakukannya. Kemudian abiyullah Khidir mengatakan: “Engkau tidak boleh menanyakan apapun yang engkau ingkari, dan tidak kamu ketahui sisi hikmah dan kemashlahatannya sampai saya menerangkan kepada engkau”. (Lihat: Tafsir Ibn Katsir, Jilid:3/96).
Nabiyullah Musa pun akhirnya mengikuti Nabiyullah Khidir. Bersambung …….
Semuanya pasti ada hikmah yang sangat indah.
Semoga Allah menjaga kita semuanya Aamien Allahumma Aamien. Al-Faqir Ila Allah, ZA.