Harapan Baru Kabinet Jokowi
Visi jokowi 2045 Indonesia menjadi negara maju dengan upah gaji tigapuluh juta dan angka kemiskinan 0% hal ini disampaikan resmi pada pidato pada pelantikannya di senayan kemarin. Menindaklanjuti visi besar ini berkelanjutan dengan pamanggilan pembantu beliau untuk masuk di kabinetnya. Dari berbagai nama yang sudah dipanggil tampak seiring sejalan dengan visi beliau memajukan mengangkat harkat martabat warga bangsa untuk menjadi negara maju. Dengan hadirnya profesional muda handal teruji dibidangnya masing masing. Dan mereka yang sudah dipanggil semisal Erik Thohir, Nabil Makarim, Mahfud MD, Wisnu Tama adalah praktisi dan sangat profesional dibidangnya masing-masing.
Jokowi benar-benar membuktikan pada rakyat bahwa ke depan kabinet harus memperlihatkan wajah visioner bersih dan berintegritas dalam upaya mewujudkan visi Indonesia maju yang sudah digagasnya pada saat kampanye. Kehadiran beberpa wajah baru mentri ini membawa angin segar pada kita semua warga bangsa untuk tentunya membantu beliau mewujudkan agenda dan janji politik yang sudah diglorakan di masa kampanye.
Tujupuluh empat tahun kita merdeka dengan modal demografis, jumlah penduduk serta luas wilayah dan berbagai macam kebesaran dan kekayaan alam yang melimpah ruah. Sudah tentu ini adalah modal dasar menggapai Indonesia maju. Akan tetapi, segala bentuk kekayaan dan kehebatan bangsa kita ini. jika tidak dikelola dengan baik tentu semua tidak akan banyak manfaat bahkan akan menjadi bumerang buat kita warga bangsa.
Jangan lupakan sejarah ( jasmerah) inilah pesan proklamator bangsa Soekarno agar Indonesia kita semua warga bangsa tidak kembali terjebak oleh paham paham yang tidak sejalan dengan nilai budaya bangsa Pancasila harus kita singkirkan. Tenggelamkan meminjam bahasa Ibu Susi mentri kelautan kita. Siapapun dia yang mencoba mengadu domba membawa paham baru dengan menampilkan wajah agama apapun yang tidak sejalan dengan nilai wajah Indonesia yang santun ramah penuh cinta perlu kita pertanyakan. Karena leluhur pendiri bangsa kita sudah mengalami hal yang sama mengenai berbagai macam ideologi saat itu dan semuanya diperdebatkan untuk mencari haluan yang pas sepeti yang kembali marak saat ini muncul dipermukaan all : paham wahabi, muktazilah, maturidi, khawarij, sunni, syiah, sosialis, marxis, komunis, liberal, kapitalis dsb. Ini semua sudah ada sejak zaman leluhur kita dan beliau beliau juga melakukan perdebatan sengit merancang mencari yang pas sesuai dengan jati diri bangsa. Akhirnya setelah berhari hari merumuskan dan tentu dipresentasikan, diuji, dikaji, diperdebatkan. Pada ujungnya semua pendiri bangsa saat itu bersepakat melahirkan Pancasila dan ini sudah final. Jika kemudian muncul lagi hari ini paham paham yang mencoba mengganggu stabilitas nasional. negara harus bertindak tegas dan segera ditenggelamkan aktornya. Lagi lagi kembali kepada pesan proklamator Jasmerah.
Adalah kita semua bangsa Indonesia wajib bersukur dan mengawal pemerintah yang sah dari segala macam ganguan, tantangan dan hambatan terutama dari dalam sendiri. Karena musuh sesungguhnya adalah sesama anak bangsa kita yang mau mencoba menghambat laju percepatan pembangunan ormas yang tergabung dalam LPOI lembaga persahabatan ormas islam sudah memproklamirkan diri dari awal kampanye untuk selalu menjaga pemerintah yang sah menjaga merah putih NKRI harga mati.
Salah satu ormas yang baru juga yang merupakan pendukung Jokowi adalah masyarakat cinta masjid indonesia (MCMI) yang dikomandoi Wisnu Dewanto upaya mengembalikan fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan pendidikan pengajian ummat yang menyebarkan dakwah penuh cinta bukan sebaliknya sebagai tempat menyebarkan paham radikalisme dan tempat propaganda, menghujat ummat lain. Hal ini sudah menyalahi fungsi masjid sesungguhnya. Keberadaan semua ormas ini perlu negara bina kerjasama agar apa yang menjadi domain negara dan keormasan dan keummatan saling bergerak sejalan dengan agenda nasional untuk kemakmuran warga bangsa. Inilah tugas pokok Ormas mendeteksi dini ancaman dari dalam masyarakat itu sendiri.
Point penting dalam tulisan ini adalah sehebat apapun pengemudinya jika kemudian tidak diiringi komunikasi yang baik pembinaan ummat bersinergi dengan ormas yang ada akan mengakibatkan laju gerbong dalam berjalan di realnya mengalami hambatan. Sejalan dengan keinginan Presiden memangkas laju jalan yang berbelok belok yaitu birokrasi pelayanan di tingkat regulasi tidak cepat maka ormas menjadi hal yang penting diajak untuk percepatan memberdayakan ummat warga bangsa.
Samianto Athohar PB MCMI dan Pengurus Wilayah Nahdhatul Whaton Jakarta.