Renungan Subuh Sholawat Nabi, Sunnah yang Kadang Terabaikan (Edisi ke-3)

Renungan Subuh Sholawat Nabi, Sunnah yang Kadang Terabaikan (Edisi ke-3)

Renungan hari ini masih melanjutkan bahasan tentang kapan kita disunahkan untuk membaca sholawat Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam. Hanya kemarin ada kesalahan nomor, seharusnya sudah nomor yang kesebelas, ternyata tertluis masih nomor 10. Jadi nomor 10 tertulis dua kali. Itulah bukti bahwa kita, manusia itu kadang tidak cermat dan teliti serta tidak sempurna. Oleh karena itulah kita butuh orang lain untuk saling mengingatkan, saling mengisi dan melengkapi untuk menuju yang lebih baik dan lebih sempurna. Menyadari adanya kekeliruan dalam penulisan nomor kemarin, dengan penuh kerendahan hati saya mohon maaf. Dan Semoga renungan subuh masih bisa dinikmati sebagai teman bacaan ringan sebelum beraktivitas rutin. Oke….kita lanjutkan bahasan kita, namun tidak semua saya tulis dalam renungan ini sebagaimana yang terdapat dalam kitab *al-Sholatu ala al-Nabi*. Ya… paling tidak kita sudah mengetahui beberapa hal yang terkadang kita lalai membaca sholawat padahal disunnahkan.

12. Sunnahkan membaca shalawat ketika lupa akan suatu perkataan (hal. 109-110)
Diriwayatkan dari Ibnu Sunni dengan sanad dari Usman bin Abi Harb Al-Bahili bahwa Rasulullah bersabda:

مَنْ أَرَادَ أَنْ يُحَدِّثَ بِحَدِيثٍ فَنَسِيَهُ، فَلْيُصَلِّ عَلَيَّ؛ فَإِنَّ صَلَاتَهُ عَلَيَّ خَلَفًا مِنْ حَدِيثِهِ، وَعَسَى أَنْ يَذْكُرَهُ

“Barang siapa yang hendak mengatakan suatu perkataan kemudian ia lupa akan perkataan itu maka bershalawatlah kepadaku, karena shalawatnya kepadaku itu sebagai pengganti ucapannya, semoga ia bisa mengingatnya.” ( HR al-Dailamiy dan Ibnu Basykawal).
Abu Musa al-Madaniy meriwayatkan dari Anas—marfu’—:

إذا نسيتم شيئا فصلوا علي تذكروه إن شاء الله

“ Apabila kalian lupa sesuatu, bersholawatlah kepadaku in syaa Allah kalian akan mengingatnya.”

13. Sunnah membaca sholawat setelah selesai melaksanakan shalat (hal.110- 112).
Disebut oleh al-Hafizh al-Sakhawi sebuah hadits dari Abu Umamah RA dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaiahi wa sallam:

من دعا بهؤلاء الدعوات في دبر كل صلاة مكتوبة حلت له الشفاعة مني يوم القيامة: اللهم أعط محمدا الوسيلة واجعل في المصطفين محبته وفي العالمين درجته وفي المقربين داره

“Barangsiapa yang berdoa dengan doa ini selepas setiap kali solat fardhu, halal baginya syafaat dariku pada hari kiamat kelak, yaitu: اللهم أعط محمدا الوسيلة واجعل في المصطفين محبته وفي العالمين درجته وفي المقربين داره”. (HR. al-Tabarani)

14. Saat khatam/selesai membaca al-Qur’an (hal. 113- 115).
Ketika khatam membaca al-Qur’an kita dianjurkan untuk bersholawat kepada Nabi, karena itulah tempat waktunya berdoa. Diriwayatkan dalam kitab *Fadhoil al-Qur-an* bahwa Ibnu Mas’ud berkata: “ Siapa yang mengkhatamkan al-Qur-an maka baginya doa yang yang mustajab.” (hal. 113).
Terdapat nash dari Imam Ahmad tentang doa setelah khatam dimana beliau berkata adalah Anas RA bila mengkahatamkana al-Qur-an beliau mengumpulkan keluarganya dan anaknya (hal 113-114).

15. Disunnahkan membaca sholawat ketika sedang mengalami kegundahan, keresahan, dan hal-hal yang berat ( hal. 114-115).
Suatu saat Ubay bin Ka’b menyampaikan beberapa kalimat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Di antaranya beliau menyampaikan:

أَجْعَلُ لَكَ صَلَاتِي كُلَّهَا — أي أجعل دعائي كله صلاة عليك — قَالَ: «إِذًا تُكْفَى هَمَّكَ، وَيُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ

“Aku jadikan seluruh doaku sebagai sholawat kepadamu, wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Rasulullah bersabda, “Kalau begitu akan dicukupi keresahanmu dan akan diampuni dosamu.” (HR. Imam Turmudzi)

16. Disunahkan membaca shalawat ketika berdoa tentang suatu hajat. (hal 115- 117)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abi Awfa, beliau berkata:

خرج علينا رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: من كان له الى الله عز وجل حاجة أو الى احد من بني أدم فليتوضأ وليحسن وضوءه وليصل ركعتين ثم ليثن على الله عز وجل وليصل على النبي صلى الله عليه وسلم ثم ليقل لا اله الا الله الحليم الكريم لا اله الا الله سبحان الله رب العرش العظيم والحمد لله رب العالمين أسألك موجبات رحمتك وعزائم مغفرتك والغنيمة من كل بر والسلامة من كل ذنب لا تدع لي ذنبا الا غفرته ولا هما الا فرجته ولا حاجة هي لك رضا الا قضيتها يا أرحم الراحمين

“ Rasulullah Shollalahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju ke kami dan bersabda: “ Barang siapa yang memiliki hajat kepada Allah atau kepada seseorang maka berwudhulah dan baguskanlah wudhunya serta lakukanlah shalat dua rakaat. Kemudian pujilah Allah dan bershalawatlah kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ucapkanlah: la ilaha illallah al-halimul karim, la ilaha illallah subhanallahi rabbi al-‘arsyil ‘adhim, wa al-hamdu lillahi rabb al-‘alamin, as-aluka mujibati rahmatika, wa ‘azaima maghfiratika, wa al-ghanimata min kulli birrin, wa al-salamata min kulli dzanbin, la tada’ li dzanban illa ghafartahu, wa la hamman illa farrajtahu, wa la hajatan hiya laka ridlan illâ qadhaitaha, ya arhama al-rahimin.”( hal. 115-116).

17. Disunnahkan membaca shalawat ketika seorang laki-laki meminang seorang perempuan untuk dinikahi (hal. 117-119).
Imam al-Nawawi dalam kitab *al-Adzkar* menerangkan tentang disunahkan bagi orang yang meminang mengawalinya dengan mengucapkan hamdalah dan memuji kepada Allah serta bersholawat kepada Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian mengucapkan asyhadu alla ilaha illallahu wahdahu la syarikalah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu, lalu baru mengatakan: aku datang bermaksud ingin meminang putrimu atau fulanah binti fulan atau kalimat lain yang senada.” (hal. 117).
Al-Hafizh al-Sakhowiy berkata;” diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA terkait firman Allah “ Innallaha wamalaikatahu yusholluwna ‘ala al-Nabi….Ya ayyuhalladziyna amanu sholluw ‘alaihi..” Beliau berkata: …hendaknya bersholawat kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam di dalam sholat, di masjid dan pada waktu meminang wanita, janganlah kalian melupakannya.”( hal.118)

18.Disunahkan memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi pada hari Jum’at dan malam Jum’at ( hal 119-127)
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan para sahabat dan menganjurkan kepada mereka untuk memperbanyak membaca shalawat pada hari Jum’at dan malam Jum’at. Dan beliau juga menjelaskan bahwa pada hari Jumat shalawat dilaporkan kepada beliau secara khusus, selain itu hari Jum’at juga memiliki kondisi khusus pula. Cukup banyak hadits yang meriwayatkan tentang hal ini. Salah satunya adalah hadits dari Abu Umamah RA, beliau berkata bahwa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً

“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti”. (HR. Al Baihaqi) (hal. 120).

Demikian beberapa hal yang kita dianjurkan untuk membaca sholawat Nabi sebagai amalan sunnah. Meski tidak semua dikupas termasuk dalil ataupun hadits-hadits pendukungnya, in syaa Allah bila ini semua diamalkan atau paling tidak ada yang kita amalkan itu akan membuka peluang bagi kita untuk memperoleh syafaat Nabi nanti di yaumil qiyamah. Amiin.

عن ابن مسْعُودٍ رضي اللَّه عنْهُ أنَّ رسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: “أَوْلى النَّاسِ بِي يوْمَ الْقِيامةِ أَكْثَرُهُم عَليَّ صَلاَةً
“Dari Sahabat Ibnu Mas’ud semoga Allah meridhoinya, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Orang yang paling berhak mendapatkan syafa’atku di hari kiamat adalah orang yang paling banyak bersholawat kepadaku” (HR. Tirmidzi).

Wallahu a’lam bi al-Showab.
Semoga Bermanfaat.
*Salam Bahagia dari Ahmad Rusdi* (Renungan Subuh ke 68, 27082020)

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA