Hari ini Senin, 2 November 2020 pukul 13.00 WIB dimulai pelatihan guru melalui jalur virtual dengan menggunakan aplikasi Zoom Meeting yang diadakan oleh P2KPTK2 (Pusat Pengembangan Kompetensi Pendidik Tenaga Kependidikan dan Kejuruan) Jakarta Timur dengan mengundang para nara sumber yang berkompeten dibidangnya.

Sebelum pelatihan ini dimulai terlebih dahulu mendengarkan laporan dari Ketua Pelaksana Bapak Bambang Suyanto. Beliau menyampaikan pelatihan ini diikuti oleh 90 guru BK negeri dan swasta jenjang SMP wilayah Jakarta Timur. Tujuan pelatihan ini agar peserta lebih memahami integrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Gerakan Literasi Nasional (GLN) dalam bimbingan dan konseling berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS). Kemudian peserta memahami dan mampu mengembangkan konsep dan pendalaman layanan BK, mengembangkan layanan BK, mengembangkan penilaian BK dan mengembangkan rencana pelaksanaan layanan (RPL) berorientasi Higher Order Thinking Skill (HOTS).

Selanjutanya sambutan dan arahan Plt. Kepala P2KPTK2 Jakarta Timur Drs. H. Gunas Mahdianto, M.Si. Dalam sambutannya beliau menyampaikan rasa bahagia dan bersyukur karena bisa bertemu walaupun melalui virtual dalam rangka pelatihan penigkatan kompetensi guru BK sehingga diharapkan membawa manfaat yang besar bagi tercapainya pendidikan yang berkarakter sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
“Perubahan kondisi yang terjadi sekarang ini akibat pandemi covid-19 menjadi sesuatu yang sangat berbeda. Kalau sebelum terjadinya pandemi, siswa bisa belajar langsung bertatap muka dengan guru-guru di sekolah, tetapi saat ini perubahan terjadi secara drastis dimana semua sistem pembelajaran dilakukan melalui daring di rumah masing-masing. Keadaan ini tidak bisa dikatakan sementara, karena kita tidak tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Jadi pembelajaran model Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui daring sekarang ini, inilah yang paling tepat dan sesuai. Maka mari kita hadapi dan menerima kenyataan ini. Kalau kita mengatakan sulit, berat dan melelahkan, semua kita mengalami, tidak hanya di Indonesia juga di seluruh dunia. Oleh karena itu untuk mengatasi semua ini, membutuhkan inovasi, kreativitas dan semangat dari semua guru agar para peserta didik merasa senang dan bergaerah menerima materi pelajaran yang diajarkan”. Demikian diantara isi sambutan beliau.

Tibalah pada acara inti yaitu pemaparan materi peningkatan kompetensi bagi guru Bimbingan dan Konseling. Narasumber pertama disampaikan oleh Bapak Yudha Prapantja, M.Pd salah satu pengurus Asosiasi Dosen Indonesia (ADI). ADI bekerjasama dengan P2KPTK2 dalam berbagai pelatihan guru, termasuk pelatihan guru Bimbingan Konseling saat ini. “Adanya pelatihan ini adalah sebagai salah satu penguatan agar para guru BK semakin menunjukkan kualitas bimbingan kepada para peserta didik, sehingga permasalahan apapun yang dialami dapat diatasi dan diselesaikan dengan baik. Apalagi dengan kondisi pandemi sekarang ini, perlu mengadakan adaptasi dengan sistem pembelajaran yang baru yang disebut Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Adanya pandemi ini bukan berarti semata-mata memasuki new normal (era baru), tapi kita harus bisa beradaptasi dengan segenap kemampuan kita mentrasfer berbagai ilmu kepada peserta didik. Tentu membutuhkan model pembelajaran baru dengan segala bentuk inovasi dan kreativitas yang menunjang tercapainya pendidikan yang berkarakter, berakhlak mulia dan bertanggung jawab”.
“Diantara pembelajaran baru yaitu menggunakan aplikasi-aplikasi canggih melalui virtual dalam bentuk zoom meeting atau google meet. Maka manfaatkan aplikasi-aplikasi ini dengan baik, tanpa banyak mengeluh dan mempermaslahkan dengan situasi sulit sekarang ini. Supaya para peserta didik tidak mengalami kebosanan, diantara solusinya adalah seluruh pembelajaran itu dikontekstualkan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga para peserta didik menikmati setiap pembelajaran, karena adanya korelisasi dengan kenyataan di tengah-tengah kehidupan”. Demikian beliau menyampaikan sebagai stimulan awal.

Narasumber kedua disampaikan oleh Ibu Eni Usmawati, M.Pd dari Widyaiswara Kemdikbud P4TK Penjas dan BK. Dalam materi kali ini beliau fokus kepada Penguatan Pendidikan Karekter (PPK) dan literasi. Keterampilan abad 21 yang dibutuhkan setiap siswa adalah kualitas karakter, literasi dasar dan kompetensi. Kualitas karakter meliputi religiositas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong dan integritas. Literasi meliputi literasi bahasa, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital (tegnologi, informasi dan komunikasi), literasi finansial, literasi budaya dan kewargaan. Kompetensi meliputi berpikir kritis, kreativitas, komunikasi dan kolaborasi.
Sebagaimana tercantum dalam Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Berdasrkan Perpres tersebut hendaknya setiap sekolah benar-benar menjadikan PPK ini sebagai hal yang utama. Maka untuk mencapai ini semua hendaknya penanaman akhlak dan budi pekerti benar-benar terintegral dalam semua mata pelajaran yang diajarkan oleh para pendidik, sehingga akan tertata dengan rapi semua unsur yang ada dalam peserta didik. Unsur-unsur pokok yang ada dalam setiap diri peserda didik itu meliputi perasaan, pikiran, dan sikap pebuatan. Ketika unsur-unsur pokok ini terbangun dengan baik, maka secara otomatis karakter yang terpuji itu akan menjadi keperibadian yang senantiasa melekat dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya beliau menyampaikan tentang HOTS (Higher Order Thinking Skill). HOTS adalah proses berpikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar. (Resnick:987).
Pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills (HOTS), dimana peran guru tidak banyak menerangkan, sebaliknya guru banyak melakukan stimulasi pertanyaan untuk mendorong memunculkan pikiran-pikiran orisinal peserta didik. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam empat macam pertanyaan yaitu Pertanyaan Inferensial (pertanyaan yang segera dijawab setelah peserta didik melakukan pengamatan maupun pengkajian atas bahan yang diberikan oleh guru), pertanyaan Interpretasi (diajukan pada peserta didik berkaitan dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak ada dalam bahan yang disajikan oleh guru, dan para peserta didik mesti bisa memberikan makna.), pertanyaan Transfer (merupakan upaya untuk memperluas wawasan atau bersifat horizontal) dan pertanyaan Hipotetik (memiliki arah untuk mendorong peserta didik melakukan prediksi atau peramalan dari sesuatu permasalahan yang dihadapi dan/atau mengambil kesimpulan untuk generalisasi).
Untuk mendalami semua materi dari para nara sumber ini akan digali lebih luas lagi pada pelatihan hari-hari selanjutnya melalui virtual dan penugasan-penugasan dalam bentuk analisa, pengamatan dan telaah lebih detail terhadap materi yang telah disampaikan.
Bekasi, 16 Rabiul Awal 1442 H/2 November 2020 M
Penulis : Marolah Abu Akrom



