Meneladani Daya Juang Rasulullah*

Meneladani Daya Juang Rasulullah*

Momentum peringatan Maulid (Hari Kelahiran) Rasulullah Saw merupakan renungan setiap muslim untuk meneladani akhlaq, kegigihan perjuangan, konsistensi, dan sikap lapang dada Rasulullah Saw dalam merespon berbagai fitnah, halangan dan rintangan menyampaikan dakwah.

Dalam konteks hari ini, menjelang Pileg dan Pilpres mendatang pada April 2019, politik merupakan bagian dari dakwah yang tidak dapat dipisahkan. Karena itu, umat Islam harus ada yang mengisi ruang-ruang politik untuk dapat menegakkan amar ma’ruf nahi munkar secara struktural, masif dan terukur.

Beberapa teladan yang dapat diambil dari akhlaq Rasulullah dalam menyampaikan dakwah secara politik, pertama muahhad. Yakni mempersatukan antara kaum muhajirin dan anshar. Makna dari sirah tersebut yakni betapa besar ketika kesatuan langkah dan sikap umat Islam dipadukan untuk meraih maslahat yang lebih besar.

Kedua, keadilan. Ketika masing-masing kabilah ingin membawa Hajar Aswad ke Ka’bah dan terjadi perseteruan. Rasulullah tak langsung menghakimi dan memberikan previlage (keistimewaan) terhadap kabilah tertentu. Tetapi beliau dapat mengakomodasi keinginan dari masing-masing kabilah. Bahkan, dalam konteks penegakkan hukum, Rasulullah menyatakan, jika Putriku Fatimah mencuri, maka akan aku potong kedua tangannya.

Dan ketiga, amanah dan konsistensi beliau dalam memegang teguh perjanjian Hudaibiyah walaupun sangat memberatkan pribadi beliau dan para sahabat. Namun, dengan kesabaran, Rasulullah dan para sahabat dapat menguasai Makkah tanpa ada satu tetes darah yang tumpah. Peristiwa tersebut terkenal dengan Fathul Makkah.

Semoga setiap kita dapat meneladani akhlaq Rasulullah Saw tidak hanya dalam berdakwah, tapi juga dalam berpolitik demi tegaknya izzul Islam wal muslimin.

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA