MEMAKNAI HIKMAH DIBALIK UJIAN

MEMAKNAI HIKMAH DIBALIK UJIAN

Sinar5new.com . Semua manusia di muka bumi ini pasti diuji dengan beraneka macam ujian silih berganti. Terkandung kadar keimanannya, makin tinggi derajat keimananya, makin besar pula ujian yang diterima. Ada yang diuji dengan ilmu, harta, jabatan, penyakit, bencana, kemiskinan dan lain-lain.

Ujian ini merupakan sunnatullah yang mesti ada dimanapun dan kapanpun. Allah menyatakan dengan tegas dalm Al Quran Surat Al Ankabut ayat 2:

احسب الناس ان ينركوا ان يقول امنا وهم لا يفتنون

Apakah manusia mengira akan dibiarkan saja mengatakan kami beriman, sedang mereka tidak diuji lagi?

Ternyata menurut ayat tersebut, siapapun yang menyatakan dirinya beriman pasti akan mendapatkan ujian cepat atau lambat.

Sebenarnya ujian seperti apapun tidak masalah yang penting bisa menyikapinya secara benar. Ada orang lulus diuji dengan kemiskinan, tapi gagal diuji dengan kekayaan.

Kalau kita kembali kepada kaidah ajaran Rasulullah SAW ketika diuji dengan kekayaan, maka hendaknya banyak bersyukur dan menggunakan kekayaan tersebut pada jalan yang dibenarkan, seperti membantu perjuangan agama, menolong fakir miskin, menyantuni anak yatim dan lain-lain.

Sebaliknya ketika diuji dengan kemiskinan, penyakit dan mushibah maka tetap bersabar, tidak banyak mengeluh, tetap tegar, selalu semangat dan optimis menghadapi keadaan sesulit apapun, karena yakin kepada Allah bahwa bersama kesulitan ada kemudahan dan dibalik ujian ada hikmah tersembunyi yang terkandung didalamnya.

Inilah watak kepribadian orang beriman, akan selalu dapat melewati apapun ujian yang ada. Jiwanya begitu tangguh menghadapi seberat apapun ujian yang diterima dan jiwanyapun tidak lupa diri diuji dengan berbagai kekayaan dan kedudukan yang disandangnya.

Memamg ini bukanlah hal yang ringan dalam menghadapi berbagai ujian yang menimpa, perlu adanya sikap pengendalian diri secara sungguh-sungguh dari waktu kewaktu.

Allah menguji setiap hamba agar diketahui siapa hamba yang sesunģguhnya dan siapa yang hanya pura-pura (palsu).

Terlihat dalam kenyataan ketika seseorang diuji, kemudian menerima ujian tersebut dengan penuh sabar dan makin dekat kepada Allah, itulah hamba Allah yang sebenarnya. Sebaliknya ketika seseorang diuji kemudian tidak bersabar bahkan makin jauh dari Allah, maka sesungguhnya dia bukan hamba yang sebenarnya.

Disisi lain dengan adanya ujian mengandung hikmah/manfaat yang luar biasa untuk pendewasaan hidup kita. Kita takkan pernah dewasa jika tidak ada ujian datang menimpa. Justru kita banyak belajar dari berbagai ujian yang ada. Pembelajaran yang paling tinggi nilainya yang kita dapatkan adalah melatih watak kepribadian kita menjadi oarang yang sabar. Inilah diantara ciri yang paling utama dari karakter orang yang sudah dewasa kepribadiannya yaitu bila mampu bersifat sabar dalam menghadapi setiap ujian yang datang.

Semoga uraian hikmah hari ini menjadi satu khazanah penting sebagai bekal menghdapi berbagai ujian yang ada. Aamiin.

Cirebon, 28 Rabiul Akhir 1441 H/25 Desember 2019 

Penulis: Marolah Abu Akrom

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA