Masjid Taqw’a Pancor Sebagai Bukti Sejarah Da’wah Syekh Zainudduin Abdul Majid Yang Santun 

Masjid Taqw’a Pancor Sebagai Bukti Sejarah Da’wah Syekh Zainudduin Abdul Majid Yang Santun 

Sinar5news.com – Siapa yang tak mengenal kebesaran Syekh Zainuddin Pendiri NW, beliau salah satu ulama’ dunia, yang dimiliki bangsa Indonesia, semua orang akan terkagum kagum melihat cara da’wahnya yang santun dan penuh kesabaran.

Saya ingin bercerita sedikit tentang da’wah belaiu yang santun dan penyabar.
Pancor merupakan tempat desa kelahiran syekh zainuddin, semenjak pulang dari kota suci makkah ke Pulau Lombok syekh zainuddin tak serta merta mendapat dukungan penuh dari masyarakat terutama tokoh tokoh agama di tempat kelahirannya, sampai-samapi belaiu tersisihkan kampung halamannya dan pergi melakukan jum’atan di tempat lain yaitu desa Labuan haji, sebuah desa yang sekitar 8 km jaraknya dari desa Pancor, singkat cerita lama kemudian secara pelan Syekh zainuddin akhirnya mulai diterima oleh sebagian kecil tokoh masyarkat didesa kelahirannya sehingga belaiu diperbolehkan mulai melakukan juma’atan di masjid Taq’wa Pacor (kampung halamannya).

Sekalipun bertahun tahun lamanya dapat melakukan sholat jum’atan di masjid Taq’wa pancor. Belaiu sangat sadar masih banyak Para tokoh masyarakat dan tokoh agama tidak menerima da’wahnya bahkan samapi akhir hayat belaiu, terbukti dari pengalaman saya peribadi, pada tahun 1995 masuk di Pesantren Tertua Nahdatul wathan yang bernama Madrasah Mu’alimin, Saat itu saya sebagi santri yang baru datang dari kampung ingin mengenal lebih dekat sang Guru Besar Kami, sebagai mana teradisi Syekh Zainuddin setiap hari Jum’at belaiu membuka majlis umum terbuka untuk kalangan santrinya maupun masyarakat luar dari berbagai daerah , dan pengajian tersebut akan ber akhir sekitar sampai jam 10.30 Siang, dan kami namanya orang baru selalu ingin supaya lebih dekat bisa menyaksikan sang guru, berusaha selalu datang pagi pagi , di musholla Al Abror. Tak sebatas itu karena tak puas dengan pertemuan yang sesaat di majlis da’wahnya kami pun akan rela menunggu beliau di Masjid At Taqwa Pancor untuk ikut sholat Jum’atan.

Disinilah selama 2 (Dua) tahun lebih saya menyaksikan beliau sholat hadir jum’atan dan selama itu pula dalam hati saya terus timbul kebingungan, mau bertanya saya tak berani.  Usia yang masih anak-anak baru remaja , membuat tak memberanikan diri bertanya. banyangkan selama dua tahun lebih saya selalu berusaha duduk di belang belaiu sholat, itu pun saya mengatur jarak satu sap dari tempat duduk beliau sholat karena saya merasa masih anak anak.

Selama sholat jum’atan di Masjid Pancor belaiu selau memiringkan tubuhnya ke kanan tidak seperti arah sholat kami yang lain, inilah yang selalu menjadi tandatanya yang tak berani saya tanyakan.
Singkat cerita sekitar tahun 1997 di akhir hayat belaiu, pemerintah melakukan pengecekan arah kiblat di masjid – masjid, dan ternyata Masjid Pancor tersebut arak kiblat nya selama ini salah, sehingga Pada tahu 1997 masjid tersebut diadakan perombakan arah kiblat.

Nah pada saat itulah sang guru besar kami bercerita di majlis da’wahnya di Musholla Al Abror. Beliau berkata yang isinya kurang lebih: , al hamdulillah akhirnya Masjid pancor jadi juga diubah arah kiblatnya, supaya kalian ketahui, Masjid yang paling lurus arak kiblatnya di Lombok ini adalah masjid sirothol mustaqim yang ada di lenek. Masjid pancor ini dari dulu tak bisa diubah untung ada pemerintah yang hadir meluruskannya. Semenjak ungkapan belaiu itu , baru saya sadar bahwa inilah jawaban yang selama ini selalu bertanya Tanya dalam hati ini, ternyata penyebab sholat belaiu yang selalu miring kekanan tidak mengikuti arah sholat imam dan jamaah lainnya, disebabkan arak kiblat masjid yang salah.

Dari situlah baru saya berfikir, betapa besar pengaruh syekh zainuddin kala itu, bayangkan dengan keberadaan murid- muridnya saja yang datang belajar di Pancor dan kos di rumah rumah penduduk, membuat perekonomian masyarakat pancor terangkat. Namun beliau belum diterima secara utuh oleh masyarakatnya sampai akhir hayatnya, terbukti dari perubahan arah kiblat Masjid At Taqwa Pancor yang sudah lama beliau sampaikan namun tak diterima oleh tokoh agama yang ada. Begitulah bentuk santun dan sabarnya syekh zainuddin dalam berda’wah.

Allah’alam Bis Showab.
Santri NW.

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA