MATARAM – Menjelang Konferensi XXIII Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Mataram yang berlangsung pada bulan Februari mendatang, sejumlah figur yang digadang-gadang maju menjadi calon ketua PGRI Kota Mataram periode 2025-2030 mulai bermunculan.
Sebelumnya muncul nama Kepala SMPN 23 Mataram Achmad Jauhari, Kepala SDN 43 Ampenan Kamarudin dan Kepala SMPN 7 Mataram Imam Purwanto yang sudah siap bertarung pada pemilihan ketua PGRI Kota Mataram.
Hal mengejutkan datang dari Persatuan Guru Agama (PGA) Kota Mataram yang baru-baru ini mendorong Ketuanya untuk maju menjadi calon ketua PGRI Kota Mataram pada konferensi XXIII yang akan datang. Dorongan tersebut muncul dari pengurus inti PGA Kota Mataram belum lama ini.
Sekretaris PGA Kota Mataram Abdurrahman mengatakan, pihaknya tidak menampik adanya wacana ketua PGA Abd. Hayi didorong maju menjadi calon ketua PGRI Kota Mataram.
“Diinternal PGA memang ada suara dan dorongan untuk pak ketua (Abd. Hayi) bisa maju dalam kontestasi pemilihan Ketua PGRI pada Februari mendatang. Namanya juga aspirasi sah-sah saja, kan dia juga termasuk pengurus PGRI Kota Mataram”, ujar Rahman di sekolahnya, Senin (20/01/2025).
“Abd. Hayi ini adalah guru senior, sudah lama melintang di berbagai organisasi, melalui PGA yang dia pimpin sangat memperhatikan nasib guru honorer agama di kota Mataram, sangat gigih memperjuangkan hingga sekarang jadi ASN PPPK”, tambahnya.
Menurutnya PGRI di kota Mataram selama ini kurang membuka diri dan terkesan bersifat eksklusif. Pengurus PGRI hanya didominasi oleh kepala sekolah dan guru-guru tertentu.
“PGRI Kota Mataram kedepan harus lebih terbuka dan dirasakan keberadaannya oleh semua guru baik guru honorer maupun ASN, menjadi rumah bersama untuk semua kalangan guru dengan berbagai latar belakang, tentu hal itu tergantung pemimpinnya, harus ada regenerasi, jangan yang itu itu aja jadi pengurus”, tuturnya.
Hal senada disampaikan oleh Muspi selaku Koordinator Bidang Data dan Informasi PGA Kota Mataram. Ia mendorong agar PGRI Kota Mataram untuk terus berbenah dan menjadi organisasi yang lebih maju dan terbuka menjadi rumah besar bagi seluruh pendidik yang ada di kota Mataram.
“Dari perspektif kami bahwa kontestasi pemilihan ketua PGRI kali ini hanya mengerucut kepada kalangan tertentu saja. Kami sangat mendambakan gebrakan atau terobosan baru agar kepengurusan PGRI melibatkan semua anggota PGRI, kami juga mengidamkan PGRI bisa merangkul semua kalangan artinya semua guru baik yang SK Kemenag ataupun SK Kementerian Pendidikan semuanya dirangkul”, ungkap Muspi.
Sementara itu, Koordiator Bidang Pengembangan Profesi dan Karir PGA kota Mataram Umar Yusuf menegaskan PGRI saat ini butuh pemimpin baru yang mempunyai banyak terobosan yang bermanfaat untuk guru secara keseluruhan.
“Pada dasarnya semua guru di kota Mataram membutuhkan pemimpin yang mengerti kebutuhan guru dan senantiasa menyuarakan segala hak guru untuk bisa ditunaikan oleh pemerintah dengan baik. 95% guru di kota Mataram menginginkan perubahan, tentu akan terwujud apabila pemimpinnya handal dan akuntabel”, kata Umar.
Menyikapi aspirasi dari rekan-rekan guru yang tergabung dalam PGA Kota Mataram, Abd. Hayi berjanji jika dirinya diberikan jalan dan kesempatan untuk memimpin PGRI Kota Mataram, akan berupa semaksimal mungkin untuk memajukan PGRI Kota Mataram.
“Saya menghargai aspirasi dari teman-teman PGA, jika memang ada jalan untuk itu insyaAlalh saya siap dan akan berusaha berbuat yang terbaik untuk teman-teman guru”, ucap Hayi.
Ia merasa dari dulu perjuangannya senafas dengan perjuangan rekan-rekan sesama guru agamanya yang lain.
“Dari dulu memang kami selalu bersama sejak honorer hingga hari ini jadi ASN, sehingga tidak heran jika ada pengurus atau anggota PGA yang mendorong saya agar maju menjadi calon ketua PGRI”, bebernya.
Saat ini Abd. Hayi menjabat sebagai Koordinator Bidang Publikasi dan Dokumentasi PGRI Kota Mataram sekaligus Ketua Persatuan Guru Agama (PGA) Kota Mataram. Berbekal pengalaman dari berbagai organisasi yang pernah digelutinya, ia optimis akan bisa memajukan PGRI kota Mataram bersama-sama dengan elemen guru yang lain.
“Intinya adalah kerjasama yang baik, berikhtiar secara kolektif, dan mengakomodir semua kalangan guru untuk terlibat dan berperan aktif memajukan PGRI”, pungkasnya. (Red)