Ini hikmah ayat puasa turun pada bulan Sya’ban || edisi 1 Ramadhan 1444 H.

Ini hikmah ayat puasa turun pada bulan Sya’ban || edisi 1 Ramadhan 1444 H.

Sebuah pertanyaan yang sangat sederhana dan memiliki jawaban yang penuh makna, “Kenapa ayat puasa turunnya pada bulan Sya’ban?, tidak langsung pada bulan Ramadhan ?.

Perintah menjalankan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan turun kepada Nabi kita yang mulia Muhammad SAW pada bulan Sya’ban tahun kedua Hijriah, atau sekitar tahun 624 Masehi. 

Sebulan sebelum dilakukan ibadah puasa Ramadhan, ayat tentang puasa Ramadhan diturunkan. Mengutip secara singkat keterangan dari para ulama, diantara hikmahnya adalah agar Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam memiliki kelapangan waktu untuk menjelaskan semua yang terkait dengan puasa, baik itu keistimewaan ataupun juga teknis pelaksanaan Ramadhan yang sempurna, sehingga menghasilkan kualitas Ramadhan yang diinginkan oleh Allah SWT. 

Dengan pendidikan sebelum Ramadhan ini, diharapkan semua orang Islam baik di masa lalu ataupun sekarang, memiliki kelapangan hati dan kesiapan untuk menerima apapun yang diperintahkan saat Ramadhan, sehingga menghasilkan kualitas puasa seperti yang diinginkan oleh Allah yang maha pencipta. 

Dalam bahasa Arab, seorang yang telah lapang sehingga menerima apapun dan siap melakukannya, disebut dengan Marhaban. Jadi kalau orang Arab mengatakan “Marhaban Ya akhi”, artinya “Selamat datang hai Saudaraku”, itu maksudnya saya betul-betul lapang menerima anda, silahkan apapun yang anda inginkan di sini boleh. Mau duduk silahkan, mau makan silahkan. Bahkan dikatakan bagi mereka yang baru tiba di sebuah tempat “Jangan sungkan anggap rumah sendiri”. 

Jika kita ingin melapangkan hati supaya apa yang datang, apapun itu mudah kita terima maka bahasa Arabnya tambahkan tasydid di kata kerja asal dari rahiba menjadi rahhaba yurahhibu disebut dengan tarhib.

Istilah tarhib, itu asalnya usaha untuk melapangkan hati seluas-luasnya sehingga siap menerima dan menyambut apapun yang akan dihadapi. Kemudian jika ini dilekatkan dengan Ramadan, maka memberikan kesan upaya untuk melapangkan keadaan hati dan jiwa, sehingga ketika Ramadan datang sebagai tamu Istimewa, apapun yang diperintahkan didalamnya, siap untuk dilakukan. 

Turunnya perintah puasa sebelum masuk bulan suci Ramadhan merupakan tarhib Ramadhan, menyiapkan berbagai hal yang dibutuhkan untuk memperoleh kesempurnaan ibadah puasa Ramadhan. 

Jadi, turunnya ayat puasa sebelum masuk Ramadhan memberikan banyak kesempatan bagi kaum muslimin untuk membekali diri dengan berbagai persiapan yang dibutuhkan saat melakukan ibadah puasa. 

Disini terlihat kebaikan dan kecintaan Allah terhadap kaum muslimin. Supaya ibadah mereka bisa berjalan, terlaksana dengan baik dan diterima, Allah memberikan kesempatan untuk pemantapan dan persiapan bekal puasa terlebih dahulu. Gambaran ini persis seperti peserta yang akan mengikuti sebuah perlombaan atau festival, sebelum memulai festival, jauh sebelumnya di kasih tau model festival, waktu festival dan berbagai hal yang terkait dengan festival.

Muhammad fathi

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA