DPP Samudra Konsolidasi ke Pesantren

DPP Samudra Konsolidasi ke Pesantren

Sinar5news.com- JAKARTA – DPP Santri Muda Nusantara (Samudra) melakukan kunjungan dalam rangka konsolidasi dan silaturrahiem ke kediaman Habib Ali Alwi di Pondok Pesantren Al – Husainy miliknya, Serpong, Kota Tangerang Selatan, pada Jumat (10/2/2023).
 
Habib Ali Alwi merupakan salah satu ulama kharismatik singa podium dan juga merupakan Anggota Senator (DPD RI) dari Dapil Provinsi Banten. 
 
Dalam kunjungan tersebut, Ketua Umum DPP Santri Muda Nusantara (Samudra), Sukarya Putra hadir bersama 4 (empat) Pengurus DPP Samudra lainnya diterima di ruang kerja dengan suasana hangat dan penuh keakraban layakanya antara Kyai dan seorang santri.
 
Kunjungan pengurus DPP Samudra ke berbagai tokoh,  terus dilakukan, terutama di kalangan Habaib dan para Kyai yang memiliki basis massa santri di pesantren. 
 
Seiring dengan berdirinya DPP Samudra yang pengurusnya adalah para alumni pesantren terbesar serta keanggotaannya juga tersebar hampir di seluruh pesantren di Indonesia.  
 
Habib Ali dalam kesempatan tersebut menyampaikan agar Santri Muda Nusantara (Samudra) tetap membawa misi kenabian yang menampilkan Islam yang Rahmatan Lil ‘alamin dan menjadi garda terdepan dalam menjaga ajaran ASWAJA. 
 
Selain itu, DPP Samudra dapat menawarkan berbagai ide dan gagasan untuk meningkatkan knowlede dan skill bagi santri. 
 
‘’Mengingat di era digitalisasi saat ini, santri di pondok pesantren harus juga dibekali dengan penguasaan ilmu digital sebagai penambahan skill dan pendamping ilmu agama yang dikuasainya,’’ kata Sukarya Putra selaku Ketua Umum DPP Samudra dan Alumni Santri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Asembagus, Situbondo-Jawa Timur yang didirikan oleh Almagfurullah KH R. As’ad Syamsul Arifin.
 
Safari ke Pondok Pesantren di wilayah Jabodetabek terus dilakukan DPP Samudra menjelang persiapan pengukuhannya. Instruksi ini serentak dijalankan oleh seluruh pengurus DPP di seluruh Nusantara. Menjadikan Pesantren sebagai lokomutif gerakan.
 
” Ponpes adalah budaya pendidikan di tanah Nusantara yang lebih mengedepankan  moral Budi kemuliaan Akhlaqul Karimah. Ikatan pondok dengan santrinya tidak bisa dipisahkan sebagai alumni. Silaturrahiem terus terjaga tidak menjadi santri hilang adalah yang membedakan pondok dengan model pendidikan non pondok. Ikatan santri dengan gurunya/khnya terjaga di dunia sampai akherat “. Ujarnya. (red)

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA