Kajian Subuh Forkommas (Forum Komunikasi Masjid) di Masjid Baiturrahim
Jl.Delima-VI RW:05, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Sabtu,28 September 2024
Write & ilustrator by:Yono_Suji
┈••✾•◆❀◆•✾••┈┈••✾•◆❀◆•✾••┈
*”Urgensi Ichtiar, Do’a dan Tawakkal sebagai Trilogi Hidup Sukses Kaum Muslimin”: Oleh: Dr. H. Muslihan Habib, MA*
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh…
*Ichtiar, Do’a dan Tawakkal merupakan serangkaian trilogi suksesnya hidup kaum muslimin.*
Dalam ayat Al-Qur’an tertera firman Allah SWT yang berbunyi:
*”….Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”*
*[QS.13 Ar-Ra’d : Ayat 11]*
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَ نْفُسِهِمْ ۗ وَاِ ذَاۤ اَرَا دَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚ وَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّا لٍ
*”Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”*
Ayat ini mengandung makna bahwa usaha bisa mengubah kondisi seseorang atau kelompok. Ayat ini juga merupakan dalil tentang *QADAR MU’ALLAQ*.
*QADAR MU’ALLAQ*.
* Adalah takdir atau ketetapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang masih bisa diubah oleh manusia melalui usaha dan ikhtiar.
* Takdir muallaq merupakan kebalikan dari takdir mubram yang berarti takdir yang sudah pasti terjadi dan tidak bisa diubah oleh manusia.
Dalam pelaksanaannya, takdir muallaq tetap mengikuti hukum sebab akibat (sunatullah) yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Salah satu contoh takdir muallaq adalah kepandaian manusia. Kepandaian manusia bisa diusahakan, sehingga jika seseorang tidak mau belajar dan menuntut ilmu, maka kebodohan akan selalu menyertainya.
Selain itu, ayat diatas menyatakan bahwa jika Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
*SA’I*
* Adalah napak tilas peristiwa ketika Hajar mondar-mandir dari bukit Safa dan Marwah untuk mencari air selama 7x balik, karena bayi Ismail menangis kehausan.
* Melambangkan kerja keras dalam ikhtiar (usaha).
*KISAH NABIULLAH IBRÕHIM ALAIHI WASSALAM MENJALANI PERINTAH ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA*
Siti Hajar mengikuti Nabi Ibrahim yang hendak pergi sambil berkata, *”Wahai Ibrahim, engkau hendak pergi ke mana..? Apakah engkau hendak pergi meninggalkan kami sementara di lembah ini tidak ada seorang pun manusia dan tidak ada makanan sama sekali..?”
Pertanyaan Siti Hajar diucapkan berkali kali, tetapi Nabi Ibrahim tidak menoleh dan tidak pula menjawab, hingga akhirnya Hajar berkata kepada sang Nabi, “Apakah Allah memerintah kan hal ini kepada mu..?”*
Ibrahim menjawab, *”Ya.” Hajar kemudian berkata, “Jika demikian, Allah tidak akan menyia-nyiakan kami.”* Setelah itu, Hajar tak bertanya lagi.
Ibrahim terus pergi hingga ketika beliau sampai di *TSANIYAH*, yang tidak bisa dilihat oleh orang-orang, beliau segera menghadapkan wajah-nya ke *BAITULLAH*.
*[QS.14 Ibrahim : Ayat 37]*
رَبَّنَاۤ اِنِّيْۤ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَا دٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ ۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوْا الصَّلٰوةَ فَا جْعَلْ اَ فْـئِدَةً مِّنَ النَّا سِ تَهْوِيْۤ اِلَيْهِمْ وَا رْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ
*”Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunan-ku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”*
Begitulah akhirnya, Siti Hajar dan Ismail hidup ber-dua saja di tempat tandus itu, yang kini disebut dengan kota *MEKKAH*.
Siti Hajar terus-menerus menyusui Ismail sampai tak terasa perbekalan air dan kurma hampir habis. Dan pada akhirnya, Siti Hajar sudah tidak bisa menyusui lagi. Ketika air susu Siti Hajar kering, Ismail mulai kehausan dan terus menangis dengan keras.
Siti Hajar kebingungan dan berlari kecil ke BUKIT SHAFA lalu ke BUKIT MARWAH untuk mencari pertolongan. Namun tak seorang pun yang ditemui di tanah tandus itu. Siti Hajar berdo’a agar pertolongan Allah segera datang.
Tiba-tiba Siti Hajar mendengar ada suara dan muncul sebuah mata air. Dia pun mendekatinya dan membuat gundukan di sekitar air tersebut agar tidak mengalir ke mana-mana. Air tersebut lalu diberikan kepada Ismail yang kehausan. Mereka ber-dua selamat melewati ujian itu. Mata air itu yang disebut sebagai air ZAM-ZAM.
*IKHTIAR*
* *IKHTIAR* berarti berusaha atau memilih, dan merupakan segala perbuatan yang dilakukan manusia untuk mencapai sesuatu.
*DALAM ISLAM*
* *IKHTIAR* merupakan konsep yang mengatur cara berpikir dan mengatasi permasalahan. Ikhtiar dilakukan untuk mencapai yang terbaik demi keselamatan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
*DO’A*
Do’a memiliki beberapa arti, yaitu:
*DALAM ISLAM*:
* Do’a adalah permintaan dan permohonan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
* Do’a juga diartikan sebagai penyerahan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk meminta keinginan dan dihindarkan dari hal yang dibenci.
* Do’a dianggap sebagai ibadah yang paling mulia di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala
* Dalam bahasa Arab, kata do’a (du’a) berasal dari kata da’a-yada’u-da’a-da’watun, yang mengandung arti memanggil, mengundang, minta tolong, meminta, dan memohon.
*[QS.40 Ghafir : Ayat 60]*
وَقَا لَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْۤ اَسْتَجِبْ لَـكُمْ ۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَا دَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَا خِرِيْنَ
“Dan TUHAN-mu berfirman, *”Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagi-mu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk ke Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.””*
Menurut bahasa do’a adalah merupakan permintaan dan permohonan. Sedangkan, menurut istilah doa adalah penyerahan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam memohon keinginan dan meminta dihindarkan dari hal yang dibenci.
*DO’A BERARTI IBADAH*
Setiap manusia DIWAJIBKAN BERUSAHA dan BERDO’A karena dua hal tersebut menjadi bagian dari ibadah. Usaha dan do’a juga bisa menjadi cara untuk mengubah takdir.
Dalil perintah beribadah termaktub dalam banyak ayat Al-Qur’an, seperti dalam ;
*[QS.51 Az-Zariyat : Ayat 56]*
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَا لْاِ نْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
*”Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka BERIBADAH kepada-Ku.”*
*[QS.9 At-Taubah : Ayat 105]*
وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَا لْمُؤْمِنُوْنَ ۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَا لشَّهَا دَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
*”Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.””*
Setiap manusia diwajibkan berusaha dan berdoa karena dua hal tersebut menjadi bagian dari ibadah. Usaha dan do’a juga bisa menjadi cara untuk mengubah takdir.
Berusaha dan bekerja merupakan bagian dari ibadah dan bentuk keimanan seorang muslim. Islam menegaskan bahwa setiap muslim diperintahkan untuk bekerja.
Usaha merupakan tanda bahwa seseorang mengupayakan dengan sungguh-sungguh setiap hal yang ingin dicapainya. Usaha seorang muslim bahkan bisa mengubah takdir.
Seorang manusia tidak akan memperoleh hasil jika tidak disertai dengan usaha. Demikian juga soal takdir yang tidak akan bisa diubah jika tidak dibarengi usaha.
*[QS.53 An Najm : ayat 39-41]*
وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ
وَأَنَّ سَعْيَهُۥ سَوْفَ يُرَىٰ
ثُمَّ يُجْزَىٰهُ ٱلْجَزَآءَ ٱلْأَوْفَىٰ
*Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.*
Demikian juga ditegaskan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam
*[QS.13 Ar Ra’d : ayat 11]*
…اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْ…
*”Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka.”*
*IBNU QOYYIM* berkata, *”Do’a merupakan sebab terkuat bagi seseorang untuk selamat dari hal yang tidak disukai dan sebab utama meraih hal yang diinginan.”*
Terdapat korelasi antara usaha dan do’a, Allah Subhanahu Wa Ta’ala melalui firman-Nya juga mengatakan bahwa apabila seorang hamba memohon, maka ia akan mengabulkannya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam: *[QS.40 Ghafir : ayat 60]*
…ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ…
*”…Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagi-mu (apa yang kamu harapkan)…”*
Hal ini juga ditegaskan dalam surah *[QS.2 Al-Baqarah : ayat 186]*
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
*Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.*
Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda, *”Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah selain do’a.”*
[HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad]
Dalam berdo’a, harus diikuti dengan keyakinan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan mendengar dan mengabulkan do’a hamba-Nya. Yakini juga bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memberikan pertolongan bagi hamba yang memohon.
Dalam hadits juga Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda, *”Berdo’alah kepada Allah dengan keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai”*
[HR Tirmidzi]
*TAWAKAL*
Pentingnya tawakal setelah melakukan usaha dan do’a. Tawakal menjadi bagian dari ciri orang-orang yang beriman.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala
*[QS.3 Ali-Imran : ayat 159]*
…فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
*”Apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.”*
Tawakal mempunyai makna pasrah diri kepada kehendak Allah Subhanahu Wa Ta’ala percaya dengan sepenuh hati kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala (dalam penderitaan dan sebagainya) setelah melakukan usaha.
Dalam Islam, tawakal merupakan hal wajib yang harus dimiliki umatnya. Tawakal artinya pasrah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala tetapi bukan semata-mata tidak melakukan apapun. Justru bertawakal dilakukan sebagai bentuk berserah diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala setelah melakukan usaha dan do’a.
Tawakal juga bermakna pasrah dan menerima segala hasil yang didapat setelah melakukan usaha dan do’a.
Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda, *”Jika kamu tawakal kepada Allah dengan sepenuh hati, niscaya Allah akan mencukupi segala kebutuhan-mu sebagaimana Dia mencukupi kebutuhan burung-burung di langit. Mereka pergi dengan perut kosong dan kembali dengan perut penuh.”* [HR At Tirmidzi]
Dengan tawakal, seorang muslim beriman tidak akan pernah merasakan kekecewaan karena ia meyakini bahwa ketetapan yang terjadi adalah hal terbaik yang dipilih Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
*KETIKA KELUAR RUMAH KITA DIANJURKANKAN UNTUK BERDO’A DAN BERTAKWAKAL KEPADA ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA*
Do’a keluar rumah adalah : “Bismillahi tawakkaltu ‘alallahi wa la haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adhim”
*”Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah”.*
Membaca do’a ini sebelum meninggalkan rumah dianggap:
* Sebagai sarana untuk mencari PERLINDUNGAN dan berkah Allah.
* Do’a ini juga merupakan PENGINGAT BAHWA KETERGANTUNGAN SESEORANG HARUS SEMATA-MATA PADA ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala.
*APAKAH DO’A BISA UBAH TAKDIR..?*
Terkadang ada orang yang berkata *”mengapa musti berdo’a..? Bukankah semua sudah ditulis dalam takdirnya..? Apakah do’a seseorang bisa mengubah suratan takdirnya..?”*.
Pertanyaan seperti ini sering mengendorkan tekad seseorang untuk berusaha dan berdo’a.
Memang semua orang meyakini bahwa ketika janin berusia empat bulan dalam kandungan IBU-nya, di situlah ditiupkan ruh lalu ditulis takdirnya, namun di sisi lain Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam menerangkan bahwa tidak ada yang dapat mengelakkan takdir kecuali do’a.
*[HR Hakim dan Ahmad]*
وعن ثوبان رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا يرد القدر إلا الدعاء ولا يزيد في العمر إلا البر
Dari *TSAUBAN* berkata: Rasulullah bersabda: *”Tidak ada yang dapat mengelakkan takdir kecuali do’a dan tidak ada yang bisa memperpanjang umur kecuali perbuatan baik.”*
Demikianlah penjelasan tentang bagaimana caranya agar kita menjalankan kehidupan ini dengan sukses yaitu mempersatukan tiga komponen doa, ikhtiar dan tawakal kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala saja.
┈••✾•◆❀◆•✾••┈┈••✾•◆❀◆•✾••┈
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh…
Semoga bermanfaat.