Oleh: HAFIZUL UMAM
Aktivis HIMMAH NW Komisariat Unram
Musibah pandemi telah mempengaruhi semua lini kehidupan masyarakat. Hal ini dikarnakan pandemi membentuk pola kebiasaan hidup baru di tengah masyarakat, baik itu kehidupan sosial, pendidkan, bahkan sampai kegiatan ibadah turut serta di pengaruhi. Pasalnya pemerintah dalam menekan angka persebaran covid 19 di masyarakat, sudah mengeluarkan beberapa aturan seperti physical distancing atau social distancing, dengan dilarangnya kegiatan yang mengundang keramaian, maupun kebijakan pembatasan sosial berskala besar yang sudah di terapkan di beberapa daerah di Indonesia. Hal ini tentu membuat roda kehidupan masyarakat tidak berjalan normal seperti biasanya, sehingga membuat masyarakat tergantung pada teknologi dalam melakukan semua aktivitasnya.
Teknologi dengan segala kecanggihannya di masa sekarang ini sudah memudahkan manusia untuk menunjang aktivitas kehidupan sehari-hari, khsusnya di masa pandemi seperti ini, telah mendorong masyarakat untuk lebih dekat lagi dengan teknologi serta memanfaatkan teknolgi dengan semaksimal mungkin untuk melakukan semua aktivitasnya. Dengan adanya pandemi ini mendorong masyarakat untuk lebih memahami sisi lain dari kehadiran teknolgi di tengah kehidupan, khsusunya dimana aktivitas sosial dibatasi.
Seperti yang di sampaikan oleh badan kesehatan dunia atau world healthy organitation (WHO) telah memperingatkan bahwa virus corona covid-19 akan berada di tengah manusia dalam jangka waktu lama, ini lantaran virus corona baru mencapai fase awal penyebarannya. Hal ini mengartikan bahwa manusia akan mengalami ketergantungan akan teknologi dalam jangka waktu yang cukup lama dan menyebabkan semua lini kehidupan masyarakat akan sangat tergatung pada yang namanya teknologi termasuk di dalamnya adalah sektor pendidikan.
Pendidikan turut serta di pengaruhi oleh pandemi covid 19. Adanya larangan untuk berkumpul atau berkerumun mengaharuskan kegiatan pendidikan mulai dari tingat sekolah dasar sampai ke jenjang perkuliahan harus tetap dilakukan, namun kegiatan pendidikan di lakukan dengan proses belajar mengajar jarak jauh via online. Hal ini tentu mengahruskan proses belajar mengajar dengan memanfaatkan teknolgi yang ada, seperti smartphone perangkat komputer dan lainnya. Teknolgi-teknolgi tersebut sudah menyiapkan fitur-fitur yang bisa mendukung kegiatan belajar mengajar jarak jauh yang memungkinkan penggunanya seolah melakukan kontak langsung.
Tentu hal ini dapat membantu berjalannya proses belajar mengajar dari rumah tanpa harus berkumpul pada satu tempat di tengah situasi pandemi. Namun dalam plakasanaannya pembelajaran online atau daring ini masih banyak menemukan permasalahan. Salah satunya adalah ketidaksiapan para pelajar maupun tenaga pendidik untuk mengunakan teknologi komunikasi secara maksimal. Sehingga membuat proses belajar mengajar secara online bisa dikatakan tidak berjalan secara maksimal. Masih banyak pelajar atau mahasiswa maupun tenaga pendidik masih kurang paham dengan teknologi. Hal ini di latar belakangi oleh kurangnya pengetahuan tentang teknologi oleh masyarakat Indonesia.
Jika selama ini masyarakat menggunakan teknologi hanya di peruntukkan untuk hiburan semata atau hanya untuk bermain media sosial, ataupun bermain game. Sehingga banyak di anatara mereka masih gaptek (gagap teknologi) membuat proses belajar mengajar berjalan kurang maksimal. Tidak hanya masalah ketidaksiapan tenaga pendidik ataupun pelajar dalam melaksanakan proses belajar mengajar secara online atau daring. Namun masih adanya ketidak merataan sinyal di beberapa daerah Indonesia cukup menjadi kendala dalam proses belajar mengajar di sekolah. Banyak pelajar atau tenaga pendidik yang tinggal di daerah pedalaman yang belum tersentuh pembangunan sehinnga menyulitkan mereka untuk mendapatkan sinyal seperti halnya di daerah perkotaan. Belum lagi masalah kuota internet pun turut menjadi perhatian, karena bagi sebagian kalangan masyarakat masih terbilang mahal. Kita berharap segala persoalan yang diakibatkan oleh pandemi covid 19 segera berakhir. Sehingga masyarakat bisa menjalani kehidupan secara normal kembali.
Editor: Amaq Himmawan
