Syaikh Muh. Adnan al-Afyouni yang al-Faqir Kenal

Syaikh Muh. Adnan al-Afyouni yang al-Faqir Kenal

Kamis malam Jumat, tanggal 22 Oktober 2020, saya baru saja selesai menjadi moderator ngaji online kitab Fath al-Mu’in yang membahas bab Jihad dan diampu KH. Azizi Hasbullah dari Pesantren Lirboyo, serta kitab Mau’izhoh al-Mukminin yang diampu oleh KH. Dr. Muhammad Musyaffa.

Betapa terkejutnya saat saya mendengar Syaikh Muhammad Adnan al-Afyouni, Mufti Damaskus Suriah dan tokoh yang banyak berjasa dalam proses perdamaian dan rekonsiliasi di Suriah meninggal dunia akibat ledakan bom pada mobil yang ditumpanginya. Ja’alahullahu min al-Syuhada..….aamiin.

Biasanya pelaku yang melakukan pembunuhan seperti ini selalu mengatakan apa yang mereka lakukan adalah “jihad.” Makna jihad yang telah mereka pelintir sedemikian rupa untuk kepentingan dan ambisi keduniaan mereka sehingga menghalalkan darah saudaranya hanya karena berbeda pandangan.

Baru saja kami mendengar uraian tentang makna jihad yang tidak identik dengan perang, tapi jihad dalm makna yang lebih luas bahkan KH. Azizi mengkontekstualisasikannya dalam bingkai NKRI. Kajian dan pembahasan serta pencerahan yang luar biasa yang kami dapatkan. Dan musibah yang terjadi pada Syaikh Muh. Adnan al-Afyouni, jelas berseberangan dan bertolakbelakang dengan makna jihad yang baru saja kami dengarkan dari KH. Azizi Hasbullah yang berangkat dari kitab Fath al-Mu’in (Bila ingin mendengarkan silahkan buka rekaman kajian tersebut di link You Tube, yaitu Pendis Channel Ngaji On line ke-3).

Secara pribadi saya kenal Syaikh Adnan al- Afyouni ketika menjadi perantara keinginan beliau untuk bertemu dan bersilaturrahim dengan Menteri Agama, Lukman Hakim Syaefuddin. Seingat saya dua kali beliau bersilaturrahim dengan Menag, semuanya dalam rangka membuka peluang untuk kerjasama pemberian beasiswa bagi pelajar Indonesia yang ingin belajar di Suriah. Alhamdulillah program beasiswa ini terlaksana yang dikoordinir oleh al-Syami—sebuah organisasi yang menghimpun para alumni Syam. Dalam kunjungan terakhir sedangkal ingatan saya, beliau juga mengisi seminar terkait “Jangan Suriahkan Indonesia” yang diinisiasi oleh al-Syami di awal November 2018. Seminar ini dihadiri oleh para ulama dan juga tokoh-tokoh Ormas Islam. Disamping itu beliau juga melakukan pertemuan dengan para ulama di Indonesia, salah satunya Syaikhuna Habib Luthfi.

Dalam seminar tersebut, Syaikh Adnan al-Afyouni berpesan kepada kita, bangsa Indonesia agar bersatu dan menjunjung tinggi kepentingan negara di atas kepentingan lainnya. Beliau ingin agar kita bisa memetik pelajaran dari konflik yang terjadi di Timur Tengah. Kata beliau “ Bagi orang yang berakal, mukmin yang sejati yang cinta kepada Allah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak mungkin memercikkan api konflik kepada negaranya. Mukmin sejati bisa mengorbankan dirinya demi kepentingan orang banyak.”

Dalam orasinya beliau memaparkan bagaimana sikap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam peristiwa perjanjian Hudaibiyah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam rela mengikuti kemauan kaum Quraisy demi menjaga perdamaian umat. “ jadi jika kamu cinta Rasul, teladani sikap beliau. Dan saya berpesan kepada umat Islam di seluruh dunia untuk mengutamakan kepentingan agama, kepentingan negara, dibanding kepentingan nafsu. Kami berharap semoga seluruh komponen (baca: warga negara) saling paham untuk menghindari terjadinya konflik di kemudian hari.” Pungkas beliau.

Betapa beliau sangat memanusiakan manusia, sangat menghormati sesama. Saya yang belum akrab betul dengan beliau merasakan kehangatan dan aura kasih sayang dari beliau. Pernah satu saat saya bertanya kepada beliau terkait pelajar Indonesia yang ada di Damaskus bagaimana keamanan dan keselamatan diri mereka.

Beliau menjawab; “ Syaikh Rusdi….pelajar dari selain suriah adalah tamu kami dan kami wajib menghormati serta menjaga keamanan mereka termasuk pelajar Indonesia. Bila ada hal yg krusial dan harus ada upaya penyelamatan maka yang akan kami utamakan dan dahulukan adalah tamu2 kami para pelajar dari luar Suriah termasuk Indonesia dibanding anak kami sendiri.” Saya yang mendengar jawaban tersebut langsung merinding dan terharu. Subhanallah…Demikian sekelumit perkenalan saya dengan beliau, sosok yang menjadi inspirasi kita dalam menebarkan kedamaian, mewujudkan rekonsiliasi serta tidak mudah berputus asa untuk mewujudkan perdamaian apapun resikonya.

Selamat Jalan Syaikhuna…Surga menantimu….in syaa Allah semangat menebar kedamaian dan kasih sayang yang telah engkau tularkan akan kami teruskan dan tebarkan….

Wallahu a’lam bi al-Showab.
Ahad, 25 Oktober 2020
*Salam dari Ahmad Rusdi*.

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA