Sinar5news.com – Jakarta – Silaturahmi. Sebuah kata yang mungkin hanya sekadar rangkaian huruf tak berarti namun maknanya sangat memikat hati. Di balik kata silaturahmi terdapat sebuah ikatan persaudaraan yang tak tergantikan. Tali kasih yang mengikat antara individu yang satu dengan individu lainnya. Terlepas dari asal-usul katanya, silaturahmi menjadi lambang esensi dalam menyambung kebaikan dan kasih sayang antar sesama.
Silaturahmi lebih dari sekadar ajang bersalam-salaman atau kunjungan singkat. Melainkan sebuah kegiatan yang bisa menjadi jalan bagi kita untuk membersihkan jiwa dan menebarkan semangat solidaritas di dalam hubungan persaudaraan. Dalam perjalanan hidup yang penuh dengan hiruk pikuk dan pahit manisnya dunia, sejatinya seorang saudara dapat merasakan kepedihan yang sama dengan saudaranya. Kemudian apabila diantara kalian terdapat perselisihan, jadikan silaturahmi sebagai jembatan untuk saling memaafkan.
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Iman seseorang tidaklah sempurna jika mereka bertengkar selama lebih dari tiga hari dan tiga malam”. Di antara sifat orang yang bertakwa adalah mampu menahan amarah dan memaafkan orang lain yang telah melakukan kesalahan. Memaafkan adalah tindakan menghapus luka dan kekesalan yang ada dalam hati sehingga menghilang dari ingatan kita. Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik kepada mereka yang pernah bersalah kepadanya.
Rasulullah saw juga menegaskan, “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan silaturahmi” (HR Muttafaqun ‘Alaih). Namun, satu hal penting yang perlu diingat adalah bahwa terkadang yang lebih berat adalah meminta maaf, bukan memberi maaf. Memberi maaf mungkin terasa mudah dilakukan, tetapi datang dengan sikap jantan kepada orang yang pernah kita sakiti, seringkali merupakan suatu beban yang sangat berat. Karena orang yang baik bukanlah orang yang tidak pernah berbuat kesalahan, tetapi orang yang saat melakukan kesalahan memiliki keberanian untuk meminta maaf dan bertaubat kepada Allah swt.
Pada hakikatnya, silaturahmi memiliki makna yang tidak terbatas. Ia adalah ukhuwah persaudaraan yang memancarkan beragam dimensi serta berkaitan erat dengan pembinaan hubungan horizontal antar sesama manusia. Di dunia ini, tidak ada seorang pun yang tidak membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang lain. Oleh karena itu, substansi sejati dari silaturahmi adalah terjalinnya komunikasi yang mampu menyatukan hati seseorang dengan orang lainnya.
Silaturahmi mengajak kita untuk belajar melihat apa yang tidak terlihat, mendengar apa yang tidak diucapkan, dan merasakan apa yang tidak dapat diraba. Artinya, melalui silaturahmi kita harus peduli dan memahami apa yang diinginkan oleh orang lain. Selanjutnya, dalam konteks yang berbeda silaturahmi mengajarkan kita untuk selalu menghargai eksistensi orang lain. Menghargai keberadaannya, pekerjaannya, perannya, dan bidang masing-masing yang digeluti individu itu. Silaturahmi dapat terwujud dengan menghindari penghinaan dan fitnah kepada sesama. Sebaliknya, kita selalu berusaha menjalin hubungan yang harmonis setelah terjadinya konflik.
Terdapat janji-janji yang luar biasa terkait dengan silaturahmi. Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa yang ingin dimudahkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia bersilaturahmi” (HR Muttafaqun ‘Alaih).
Dalam hadits tersebut, Rasulullah saw memberikan dua janji kepada mereka yang gemar bersilaturahmi. Pertama, rizki mereka akan dilapangkan. Kelapangan rizki disini bukan berarti kekayaan yang melimpah, melainkan setiap rejeki yang mereka terima akan membawa berkah dan kebaikan. Bagaimana mungkin kita dapat meraih rejeki jika hubungan kita dengan sesama dipenuhi oleh kebencian? Kedua, umur mereka akan dipanjangkan. Menurut Muhammad Hamid al-Faqy, penulis kitab Bulughul Maram, memanjangkan umur berarti Allah memberikan berkah sehingga sepanjang hidupnya diisi dengan ketaatan dan perbuatan yang bermanfaat. Bahkan setelah mereka meninggal, namanya tetap dikenang oleh manusia sebagai pionir kebaikan.
Melihat manfaat yang begitu besar dalam kegiatan silaturahmi, maka seharusnya silaturahmi tidak hanya dilakukan pada momentum selama bulan Ramadhan atau Syawal saja, tetapi harus dilakukan setiap ada kesempatan. Orang yang rajin mengamalkan silaturahmi, hidupnya akan dipenuhi oleh amal perbuatan yang baik. Itulah makna yang sebenarnya dari kehidupan yang panjang. Meskipun dalam hitungan usia manusia hanya hidup sebentar di dunia ini, namun untuk kehidupan yang diberkati bukanlah dalamhitungan bulan atau tahun, melainkan dalam agungnya amal perbuatan. Berapa banyak orang yang hidupnya panjang, tetapi seolah-olah tidak dapat merasakan kehidupan yang panjang tersebut. Sebaliknya, ada orang yang usianya tidak terlalu panjang, tetapi selalu hadir di tengah-tengah kita karena telah melakukan banyak amal saleh. Saat kita menyambung tali silaturahmi dengan sesama Muslim, kita sebenarnya melakukan kebaikan pada diri sendiri.