Selamat Hari Santri Menjaga Indonesia, Presiden Kebangsaan Samianto

Selamat Hari Santri Menjaga Indonesia, Presiden Kebangsaan Samianto

Sinar5news- Pesantren, dalam sejarah panjang bangsa Indonesia, bukan sekadar lembaga pendidikan. Ia adalah penjaga moral peradaban, tempat di mana ilmu, adab, dan spiritualitas berjumpa dalam harmoni yang khas Nusantara.
Dari pesantrenlah lahir ulama-ulama yang tak hanya mengajarkan hukum-hukum fikih, tetapi juga menuntun masyarakat dalam laku kehidupan sehari-hari—sebuah model pendidikan yang tidak hanya mendidik dalam hal pengetahuan dan keilmuan ansich, tetapi juga menumbuhkan kekuatan jiwa dan kecerdasan spiritualitas.

Hari santri yang jatuh pada setiap tgl 22 Oktober merupakan penghargaan bangsa terhadap santri. Jasa Pesantren yang melahirkan Indonesia tidak berbanding nilainya melahirkan negara besar Nusantara yang di dalamnya terkandung seluruh kebutuhan dunia. Akibat kekayaannya yang melimpah ruah baik di bumi maupun di laut penuh dengan mahligai kebutuhan manusia di jagat. Menjadikan Indonesia magnet bagi negara lain di dunia.

Indonesia sebagai negara berlatarbelakang santri tidak terpisahkan dari peranan strategis tokoh tokoh nasional baik sebelum kemerdekaan maupun pasca kemerdekaan. Pahlawan sebelum kemerdekaan hampir semua daerah berjuang mengusir penjajah dipimpin oleh ulama/TuanGuru/KH/Buya Bahakan juga Nyai dari kalangan wanita. Mereka semua adalah tokoh agama sekaligus tokoh masyarakat entah itu pria maupun wanita.

Itulah sebabnya kultur masyarakat Indonesia sangat kental dengan budaya santri karena hampir semua tokoh bangsa, mereka adalah santri. Perjuangan mengusir penjajah perumus kemerdekaan, UUD 45 dan Pancasila sebagian besarnya beranggotakan ulama santri.

Gagasan “Pesantren moderat ” lahir sebagai sebuah ikhtiar intelektual dan praksis untuk meneguhkan pesantren sebagai lembaga yang tetap menjaga tradisi sambil menjemput peradaban.
Pesantren tidak lagi cukup hanya menjadi benteng moral, tetapi juga harus menjadi penggerak transformasi sosial, digital, dan ekologis.
Saat ini sudah mulai banyak tumbuh pesantren-pesantren kekinian dengan model dan kurikulum yang lebih adaptif, terbuka dan merespon tuntutan dan perubahan zaman dengan arif dan solutif.

Presiden dan wakil presiden pertama Soekarno dan Bung Hatta juga berasal dari santri. Ormas keagamaan terbesar di Indonesia baik Muhamadiyah, NU dan juga yang tergabung dalam LPOI lembaga persahabatan ormas Islam adalah ormas yang lahir sebelum Indonesia merdeka. Semua bergerak dalam lapangan pendidikan, dakwah dan sosial. Ormas tersebut memiliki sekolah dan kampus baik pesantren dan non pesantren menyebar di seluruh tanah air.

Ormas keagamaan inilah yang sangat berjasa membangun Indonesia tanpa pamrih sampai hari ini dan seterusnya. Berjuang melahirkan Indonesia merdeka dan mengisinya pasca kemerdekaan. Atas jasa ormas ini negara bangsa sudah seharusnya bergandengan berkolaborasi mencari format masa depan bangsa Indonesia yang maju berdaya saing global dengan tetap bercirikan Islam keindonesiaan sebagai manifestasi atas jasa Pesantren melahirkan Indonesia merdeka.

Ribuan pesantren bertebaran di muka bumi Indonesia perlu sentuhan negara, sebagai wujud bakti padamu negri. Berkolaborasi membangun arah pendidikan agar tidak terlepas dari nilai akar budaya bangsa. 80 tahun Indonesia merdeka kehadiran dan peranan negara masih sangat minim terhadap dunia pesantren.

Kejadian ambruknya pesantren alhoziny baru baru ini di Jawa Timur bukti negara tidak hadir terhadap rancang bangun pesantren. Di hari santri tahun ini diharuskan negara selalu hadir di semua pesantren di seluruh penjuru tanah air sampai ke pelosok negri. Memastikan hadirnya negara dalam semua sendi kehidupan Pesantren yang sudah sangat berjasa atas bangsa dan negara.

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA