Refleksi Akhir Tahun Samudra Menyapa Indonesia Raya

Refleksi Akhir Tahun Samudra Menyapa Indonesia Raya

Sinar5news.com- Jakarta- Refleksi akhir tahun DPP Santri Muda Nusantara ( Samudra ) mengambil tema ” Quo Padis Kepemimpinan Pasca Jokowi” berlokasi di Gedung Intro Markaz besar DPP Samudra jln. Bangka XI No.5 Kemang. 30/12/22
 
Mengawali pembukaan yang sangat inspiratif Gus Lukman Saefudin selaku Modirator yang memandu jalannya diskusi nasional kebangsaan ini menyampaikan; ” Pakta sejarah santri berjuang melahirkan Indonesia merdeka serta mempertahankan kemerdekaan. Salah satu yang sangat penomenal dikeluarkannya resolusi Jihad oleh Pimpinan NU saat itu guna mempertahankan kemerdekaan RI.”. Terangnya mengawali diskusi.
 
Sementara ketua umum DPP Samudra Sukarya Putra jelaskan atas kelahiran Samudra beliau tuturkan; ” Ada 27.000 ribu pesantren yang terdapat di Indonesia dengan 4 juta santrinya. Sekitar  20.000 lebih santri lulus tiap tahunnya. Sangat besar potensi pesantren sebagai generasi investor of change pemilik perubahan. Jika semua  ini produktif santri akan sangat berpengaruh untuk kemajuan bangsa “. Terangnya.
 
Lebih lanjut beliau sampaikan, ” Reformasi membutuhkan waktu lama. Sementara Santri harus lebih cepat bergerak. Saat ini zamannya anak muda berkarya seperti yg kita lihat. Anak muda  sudah banyak memegang peranan baik di kabinet maupun dunia bisnis “. Tutupnya.
 
Bung Karman BM tokoh muda nasional ini utarakan: ” Politik itu hanyalah instrumen bukan membawa kita ke jalan surga bukan pula jalan ke neraka. Ia hanya instrumen untuk digunakan menuju kemaslahatan. Tugas kita perlu memberikan edukasi agar tidak cepat mengkafirkan yang lain. Karena disini bukan bicara surga neraka “. Terangnya.
 
Masih dalam orasi beliau sampaikan Reformasi Sejak tahun 1908, 28, 45, 98, semua dipelopori anak muda, Perubahan itu identik dengan anak muda. Mengenai isu kembali ke sistem lama proporsional tertutup  akan sangat berbahaya”. Tuturnya.
 
Masalah besar yang ditimbulkan tentu akan mencedrai semangat reformasi menurut Karman proporsional terbuka harus dipertahankan yang utama siapapun pemimpin akan datang pasca Jokowi harus mampu melanjutkan pembangunan”. Jelas ketum Himalo ini
 
Rizky Emir selaku Juber Gerinda; ” Politik hal biasa alat untuk mengabdi, definisi politik pengabdian, sombong jika kita menunggu kaya, pinter baru maju. Esensi politik kebermanfaatan itu yang harus di kedepankan “. Ungkap anak muda ini.
 
“Anak muda punya ruang kesempatan, Politik itu menyenangkan ruang pengabdian. 2024 akan memimpin generasi yang beda. problematika bangsa kita setanting masih ditemukan, tentu daya kembang pertumbuhan balita bermasalah. Akibatnya akan tumbuh kembang kurang cerdas. Data kematian bayi masih tinggi. Ini harus diperbaiki, ini konci dasar menjadi bangsa maju berpradaban”. Terangnya.
 
Beliau juga memberi motivasi kepada peserta yang notabennya anak muda mahasiswa/i untuk bergerak mencoba ikut berwiraswasta menjadi entrepreneur muda seperti yang saya juga lakukan dengan mendirikan kafe kafe. Ayo silahkan yang mau dimentori dapat hubungi saya “. Imbuhnya mengajak hadirin mencoba usaha. 
 
Acara refleksi akhir tahun sangat bersahaja semua peserta sangat bersemangat dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan. Suasana penuh hidmat dengan sangat kebhinekaan Samudra menyapa semesta raya untuk Indonesia yang berkemajuan. (red)

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA