Bebarapa sahabatnya merasa heran, tidak ada kejadian penting atau luar biasa saat itu yang bisa membuat Sayyidina Ali menangis.
Akhirnya, salah seorang sahabat memberanikan untuk bertanya ke beliau.
“Apa yang membuat Anda menangis?” katanya.
Dengan air mata yang masih membasahi matanya, Sayyidina Ali menjawab pertanyaan itu.
“Sudah seminggu ini, tidak seorangpun tamu datang ke rumah saya. Saya takut Alloh SWT akan memurkai saya,” jawab Sayyidina Ali sambil mengusap air matanya.
Jawaban itu membuat beberapa sahabat terhenyak dan menundukkan kepalanya. Entah apa yang ada dipikiran para sahabat saat itu. Yang jelas, mereka tak menyangka bahwa hanya karena tidak ada tamu berkunjung dalam satu minggu saja, Sayyidina Ali ketakutan dan menangis. Takut akan murka Alloh SWT.
Bahkan memuliakan tetamu merupakan wujud dari kuat atau lemahnya keimanan seseorang. Baginda Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wasallam bersabda;”Sesiapa yang beriman kepada Allah dan Hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetamu”.
Dan dalam riwayat lain dijelaskan; “sesiapa yang memuliakan tamu yang tidak ia kenal sama seperti ia memuliakan Allah Azza Wajalla dan sesiapa yang memuliakan tetamu yang ia kenal sama seperti ia memuliakan baginda Rasulullah”.
Memuliakan tetamu tidak hanya dengan makanan yang lezat, melainkan dengan sikap yang tulus, senyuman yang manis serta tutur kata yang simpatik. Karena itu, al-Syaikh ‘Aid al-Qarni berkata;” Bukalah sedikit bibir manismu (senyum) maka engkau akan dapat membeli milyaran hati manusia”.
Mudah2an kita termasuk orang yang dapat memuliakan tetamu dan semoga Allah membimbing kita menjadi lebih baik. Amin