Prof Dr H Agustitin :Produktivitas Maksimal dan Hasil Yang Optimal Sebuah Tinjauan dari Sudut pandang Islam

Prof Dr H Agustitin :Produktivitas Maksimal dan Hasil Yang Optimal Sebuah Tinjauan dari Sudut pandang Islam

Sebagai umat Islam dalam menjalankan tugas hidup dalam kehidupan ini harus selalu berorientasi pada al-Qur’an dan al-Hadits, yang tidak saja mengatur cara cara atau tuntunan beribadah ritualsaja, akan tetapi lebih dari itu, juga mengatur segala penyelesaian masalah, termasuk solusinya.

Rasulullah SAW bersabda: “Bekerjalah untuk duniamu seakan – akan kamu hidup selamanya dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan akan kamu mati besok”.
Akan tetpi justru masih banyak yang melakukan sebaliknya.
Di era globalisasi serti saat ini, sebagai umat manusia yang di beri kesempurnaan, di beri tugas untuk mengabdi hanya kpd Allah Swt dengan selalu ikhtiar (kasabu).
Di era sekarang IKHTIAR secara optimal itu lazim di sebut produktifitas .
Produktivitas adalah bekerja maksimal untuk mencapai hasil yang optimal dan berkwalitas.

Oleh sebab itu senantiasa dituntut untuk bekerja keras, bukan hanya sekadar rajin, setia dan gigih namun juga harus dapat menyeimbangkannya dengan nilai – nilai yang ada di dalam Al Quran dan Al hadist.

Istilah produktivitas hampir mirip maknanya dengan etos kerja yang terbentuk melalui berbagai macam kebiasaan, pengaruh dan budaya termasuk sistem nilai .

Dalam ajaran Islam, sering dikenal stilah itaon yang dapat diartikan bekerja dengan sungguh – sungguh dan berkwalitas tinggi.
Sebagai seorang muslim, produktivitas etos adalah semangat untuk selalu mengikuti jalan yang lurus, yang harus dijadikan pedoman oleh siapapun, yang berusaha sebagai apapun secara maksimal dengan hasil kinerja yag optimal.

Jadi dalam hal ini harus di wujudkan dengan kinerja yang cakupannya luas dan dilakukan , denan baik penuh rasa tanggung jawab itu yang berkaitan dengan materi maupun non materi, fisik maupun intelektual dan tentunya berkaitan dengan masalah masalah dunia dan akhirat.

Bekerja bagi umat muslim adalah suatu bentuk upaya yang sungguh sungguh dengan mengerahkan seluruh asset serta hasilnya untuk mengaktualisasikan arti dirinya sebagai seorang hamba Allah yang harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya sebagai makhluk terbaik dan sempurna..

Bekerja sebagi produktivitas umat muslim juga bisa adalah aktivitas dinamis yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan jasmani maupun rohani dengan upaya yang sungguh sungguh untuk meraih prestasi yang optimal yang merupakan bukti pengabdian diri kepada Allah SWT.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda,
”Sesungguhnya Allah mencintai salah seorang di antara kamu yang melakukan pekerjaan dengan tekun, rapi dan teliti”.

Rasulullah sendiri selalu memilih seseorang yang tepat untuk melaksanakan suatu tugas. Beliau selalu melihat seseorang dari sisi keahlian (profesinya,), iman serta yang terpenting adalah kedalaman ilmu dan penetahuanya

Dalan kitab suci al-Qur’an banyak yang menyatakan keimanan yang diikuti oleh amal saleh yang berorientasi kepada kerja dengan tidak melupakan intisari ketaqwaan. Pemakaian istilah perniagaan, dan usaha adalah satu wujud penghormatan kepada produktivtas sebagai amal saleh.

Ajaran Islam menuntut agar setiap muslim melakukan pekerjaan yang dimiliki dengan sungguh – sungguh, namun tetap tidak melupakan kedudukannya sebagai seorang pemeluk Islam. Hal ini berarti bahwa kita sebagai muslim diwajibkan untuk bekerja dengan sungguh – sungguh namun tetap harus tetap mengikuti pedoman hidup yang Allah berikan pada umat manusia yaitu al-Qur’an dan al-Hadits.

Dari penggalan hadits di atas bahwa kita sebagai manusia diwajibkan untuk bersungguh dalam mengejar masalah – masalah yang berkaitan dengan dunia, akan tetapi jangan sampai dilupakan bahwa orientasi utamanya adalah usaha untuk mengejar akhirat.

Sangat disayangkan jika umat muslim yang terlalu fokus dalam mengejar dunia sehingga melupakan hakekat atau jati diri mereka sebagai insan kamil. Hal ini perlu menjadi perhatian.kepada semua insan . Semua muslim harus ingat bahwa segala hal yang sudah di miliki di dunia ini adalah milik Allah, tidak terkecuali hidup dan kehidupan ini. Segala yang kita miliki atau yang di dapatkan di dunia ini akan kembali kepada Allah SWT, karena hanya kepada-Nya lah kita akan kembali.

Ajaran Islam mengharuskan untuk selalu berusaha denga melakukan pekerjaan yang kita miliki dengan etos kerja yang tinggi atau dengan bersungguh sungguh dan ikhlas karena Allah.

Semua umat muslim, diwajibkan untuk meyakini bahwa segala miliki dan yang di dapatkan adalah hasil usaha kita atas ridho dan pemberian Allah SWT. Karena itu , harus percaya dan yakin bahwa besar kecilnya rezeki yang kita dapatkan bukan karena apa yang telah kita kerjakan, dan juga merupakan berkah Allah SWT pencipta jagad raya ini.

Allah berfirman dalam
Adh- Dzariyat ayat 22-23: “Dan di langit ada (sebab-sebab) rezeki kamu, juga apa saja yang telah dijanjikan kepada kalian. Maka, demi Tuhan, langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan”.

Allah berfirman dalam Surat Hud ayat 6:
“Dan tidak ada satupun hewan melata di muka bumi ini, kecuali rezekinya telah ditetapkan oleh Allah. Dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”

Mencermati kedua ayat tersebut jelas bahwa Allah memang pemilik dari segala rezeki. Di dalam surat Hud tersebut bahkan Allah SWT secara gambling menegaskan bahwa binatang melata sekalipun diberikan-Nya rezeki, apalagi kita sebagai ciptaan Allah yang sempurna.

Dalam, beberapa surah lain yang menegaskan bahwa rezeki adalah mutlak milik Allah dan manusia tidak perlu mengkhawatirkannya, seperti firmannya sbb:

Allah berfirman dalam
Al Isra ayat 31:
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberikan rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.”

Allah berfirman dalam Al-An’am ayat 151: “…
Dan janganlah kamu membunuh anak – anakmu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan juga kepada mereka…”

Keyakinan mengenai rezeki di tangan Allah adalah keyakinan yang wajib dimiliki oleh setiap muslim, tanpa terkecuali. Kaum muslim juga harus yakin bahwa segala sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT, baik berupa materi maupun non – materi adalah murni pemberian-Nya melalui usaha yang kita lakukan sebagai pengabdian kepada Allah SWT.

Usaha yang di lakukan adalah penyebab datangnya rezeki dan merupakan satu media agar Allah berkenan untuk memberikan solusi.

Walaupun demikian, sebagai manusia tetap diwajibkan berusaha sekuat tenaga dalam upayanya mencari ridho Allah. Jadi, dalam hal ini sebagai insan kamil diwajibkan untuk selalu bersikap tawakal dan istiqomah, dalam artian mengembalikan segala sesuatunya hanya kepada pemilik alam semesta ini.

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA