Sinar5news- Perdamaian tidak lahir dari ruang hampa, ia tumbuh karena kerjasama saling percaya dan kemauan utk terus merawat keberagaman. Indonesia sebagai miniatur negara moderat di bumi sangat menghargai perbedaan yang sudah menjadi ciri khas keindonesiaan. Bhineka Tunggal Ika adalah filosofi bangsa yang mengakar lahir dari rahim budaya tradisi leluhur bangsa. Hidup berdampingan bersama dalam keberagaman dengan tetap saling menghormati, menjunjung tinggi satu sama lain dalam segala hal baik adat tradisi, keyakinan, budaya, bahasa dst.
Terhadap TV swasta trans7 dan rekannya sesama media televisi sebagai pemilik hak siar agar penuh ke hati hatian dan waspada untuk tidak mendiskreditkan budaya Pesantren yang sudah menjadi tradisi Islam Nusantara. Bahwa, ajaran dan nilai pesantren adalah etika Budi kemuliaan yang ditanamkan sejak dini sebagai wujud implementasi makna adab lebih tinggi dari ilmu pengetahuan.
Seyogyanya TV swasta menggali lebih jauh makna luhur yang terkandung di dalamnya. Bukankah banyak siaran TV swasta yang jauh dari nilai dan tradisi budaya Nusantara yang disiarkan ke publik, ummat Islam Nusantara selama ini tidak pernah buka suara ?. Walaupun banyak program TV yang ditayangkan tidak memiliki nilai edukasi kepada khalayak penontonnya. Tontonan TV swasta yang agak sejuk hanya dapat kita nikmati satu bulan dibulan puasa. Selain bulan tsb semua lepas tak terkendali.
Atas dasar tayangan yang menganggu kearifan lokal, khazanah budaya bangsa terkhusus budaya pesantren Nusantara yang seolah olah TV Trans7 mencela, mengejek tidak sesuai dengan kehendak zaman. Jangan sampai tayangan ini sebagai provokasi sekelompok orang yang ingin mengacaukan Indonesia khususnua ummat Islam. Kelompok siapapun yang berada dibalik lahirnya program tayangan provokasi ini harus didiskusikan sehingga terang benderang. Ummat Islam Nusantara biasa dengan dialog beradab, berilmiah sebagaimana Sayyid KH.Imaduddien seorang ulama pembaharu dari Banten yang melahirkan tesis Nasab yang menjadi rujukan dunia Islam.
Dengan demikian semua akan berjalan pada porosnya dan yang benar pasti benar yang salah pasti salah. Untuk perbaikan ummat Islam Nusantara ke depan sebagai penduduk terbesar di jagat raya. Atas kejadian ini perlu kemudian Negara merevisi ulang aturan hak siar kepada seluruh TV swasta untuk lebih mengedepankan nilai persatuan dan kebhinekaan yang berlandaskan Pancasila agar dalam penayangan berita, hiburan, sinetron, filem dan tayangan lainnya haruslah mengendepankan nilai edukasi Budi kemuliaan bukan hanya mengejar reting upaya menjaga keutuhan bangsa sebagai nilai dasar perjuangan.
Banyak acara TV semisal Gosip, reality show yang hanya mengintip/mengupas aip seseorang padahal dalam agama manapun membicarakan kejelekan orang lain dilarang sekalipun itu benar adanya. Tapi sebaliknya hendaklah ummat beragama dari keyakinan manapun membicarakan hal yang baik dari semua kejadian dan tingkah laku seseorang apapun kepercayaannya. Jangan mengekploitasi aib individu maupun kelurga orang lain dalam acara TV yang ditonton publik dan semua umur.
Atas kejadian TV Trans7 adalah muhasabah untuk semua media terkhusus negara agar segera mengevaluasi aturan siaran di media publik untuk semua TV swasta. Momentum penting ini sebagai cara reformasi total aturan siar TV swasta agar lebih mengedepankan hiburan yang bukan hanya tontonan tapi menjadi tuntunan, program TV yang menginspirasi dan memiliki nilai edukasi, memperkuat budaya Nusantara bukan budaya asing. Ini cara paling ampuh memperbaiki nilai moral bangsa dan menjaga persatuan untuk keutuhan NKRI upaya menjaga amanat pendiri bangsa Indonesia yang bersatu berdaulat adil makmur.
( Presiden Kebangsaan Samianto)