Peringatan Haul yang ke-22 Syaikh Muhammad Zainuddin Abdul Majid (21/10/19) di Pesantren NW Jakarta berjalan dengan baik, lancar dan sangat ramai. Dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat dari kalangan pejabat, tokoh masyarakat dan agama, Ikatan Alumni NW (IANW), ikatan pelajar NW (IPNW), Majlista’lim NW, Segenap Jamaah NW Jakarta-Bekasi dan sekitarnya. Beserta para simpatisan dan pencinta Nahdlatul Wathan.
Para Jamaah datang dengan menggunakan motor, mobil dan ada juga jalan kaki bagi masyarakat yang tinggal tidak jauh dari lingkungan Pesantren NW Jakarta. Mereka datang berbondong-bondong bersama suami, istri, anak dan karib kerabatnya. Ada yang datang sendirian dan ada juga dengan rombongan menggunakan mobil, seperti jama’ah yang datang dari gabus, muara gembong dan lain-lain dari jamaah yang tinggal di luar wilayah Jakarta.
Usai pelaksanaan shalat maghrib berjamaah di Masjid Hamzanwadi, masyrakat sudah kelihatan ramai berdatangan ke tempat Peringatan Haul Maulana Syaikh di Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta. Mereka langsung menonton film dokumenter tentang Maulana Syaikh yang dibuat oleh tangan-tangan kreatif dari Siawa/i SMA NW Jakarta.
Sebelum masuk ke acara inti, Hadrah Santri Ponpes NW Jakarta meramaikan pra acara dengan menampilkan lagu-lagu khas NW, seperti lagu wasiat, batu ngompal, dan lantunan-lantunan shalawat.
Selang beberapa lama setelah hadrah dimainkan, terdengarlah suara azdan isya’ yang dikomandangkan oleh Santri Ponpes NW Jakarta, Ahmad Junaidi kls Xl ips. Setelah itu Iqamah dan dilanjutkan dengan shalat isya’ berjamaah dilapangan Pesantren madrasah NW Jakarta. Dipimpin langsung oleh ketua yayasan Mi’rajush Shibyan Nahdlatul Wathan Jakarta Drs. H. M. Suhaidi,SQ.
Setelah shalat Isya’ dan
dilanjutkan kepada shalat sunnat rawatib. Ust. Miftahuddin, LC, MA selaku pembawa acara, mulai memandu jalannya acara Haul. Dalam mukoddimahnya beliau menyebutkan Maulana Syaikh adalah seorang artistik, hal ini ditandai dengan banyaknya lagu-lagu terkait perjuangan yang Maulana Syaikh ciptakan.
Beranjak ke acara pertama, Pembacaan Tarekat Hizib Nahdlatul Wathan yang dipimpin oleh Drs. H. M. Suhaidi, SQ. Sampai selesai. Kemudian pembacaan asmaul husna dan doa oleh Badri HS, M.Pd.
Usai dari pembacaaan wirid, acara dilanjutkan kepada cukur rambut anak yang aqiqah, dipimpin oleh Musyrif Zaqi dan diiringi dengan becaan maulid Nabi oleh tim hadroh Ponpes NW Jakarta.
Selanjutnya pembacaan shalawat Nahdlatain yang dibawakan oleh Sarbini hair, S.Ag. dimulai dengan tawasul-tawasul kepada Nabi Muhammad SAW, kepada penyusun Hizib Syaikh Zainuddin Abdul Majid dan kepada ulama, aulia’ kedua orangtua, dan seluruh kaum muslimin dan muslimat.
Setelah itu berlanjut kepada refres penghangat dan penyemangat acara, menyanyikan lagu
Mars Nahdlatul Wathan. Yang dibawakan oleh tim paduan suara Bahana Insani dari siswi SMA NW Jakarta, secara serempak dan penuh semangat.
Lantunan mars ini merupakan penghantar awal menuju sambutan dan sekaligus pembacaan manaqib Maulana Syaikh yang disampaikan oleh H. Muslihan Habib, SS, M.Ag selaku Pengurus Wilayah DKI Jakarta.
Dalam sambutannya, beliau berterimakasih banyak atas kehadiran para jamaah untuk mengikuti peringatan Haul Maulana Syaikh yang ke-22, dan mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan dalam acara tersebut. Dan tak lupa beliau mengucapkan selamat atas hari Santri, dan selamat atas telah dilantiknya presiden yang baru. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pembacaan manaqib Maulana Syaikh.
Dalam pembacaan manaqib Maulana Syaikh, beliau menjelaskan secara panjang dan runtun tentang biografinya. Mulai dari menjelaskan tempat tinggal di kampung bermi Pancor lombok timur, kemudian berlanjut kepada penjelasan mengenai kelahiran dan pra kelahiran dimana orang tuanya didatangi oleh Wali Allah tentang kelahiran anaknya yang kelak akan menjadi orang besar. Pemberian nama Saqqaf dalam bahasa arab, Saggaf dalam B. Indonesia, dan Segef dalam persi sasak. Setelah itu beliau lanjut membacakan tentang pendidikannya, diawali dari belajar pada Kiyai lokal yang ada di kampungnya, sampai kepada belajar di Solatiah memperoleh nilai yang mumtaz dan dicintai oleh para masyaikhnya.
Tak berhenti sampai disitu. Alasan-alasan dari penyebutan nama-nama dari Maulana Syaikhpun tak luput dari sorotan pembahasan. Misalnya Maulan Syaikh disebut al fansuri, itu karena beliau berasal dari kampung Pancor. Disebut HAMZANWADI, Karena itu adalah singkatan dari namanya Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah.
Terakhir, acara ditutup oleh pembawa acara dengan sama-sama mengucapkan alhamdulillah. Dan dilanjutkan dengan ramah tamah makan bersama. (fathi)
Moga Manfaat