Sinar5news.com – Cianjur – Siswa-siswi di Cianjur, Jawa Barat dari lembaga SD, SMP dan SMA/SMK harus terpaksa terhenti. Di masa pandemi Covid-19 ini, tercatat sebanyak 7.751 siswa dinyatakan putus sekolah.
Faktor ekonomi yang dominan menurun menjadi hal utama dalam kasus ini hingga menyebabkan tingginya angka siswa yang putus sekolah.
Perlu diketahui, jumlah siswa SD, SMP, dan SMA yang aktif di Kabupaten Cianjur sebanyak 441.335 siswa.
melansir melalui laman resmi detik, diketahui data pada tahun ajaran 2020-2021, terdapat ribuan siswa yang putus sekolah. Untuk tingkat SD sebanyak 959 siswa, SMP berjumlah 2.415 siswa, dan untuk SMA/SMK mencapai 4.377 siswa.
“Kalau total dari SD hingga SMA/SMK sampai 7.751 siswa. Tapi untuk Disdikbud Cianjur hanya membawahi SD dan SMP, sedangkan SMA/SMK kewenangan Pemprov Jabar. Jadi kalau untuk SD dan SMP saja tercatat ada 3.374 siswa putus sekolah,” ujar Sekretaris Disdikbud Cianjur Asep Saepurohman saat ditemui di Pendopo Cianjur, Jalan Siti Jenab yang dilansir melalui laman resmi detik pada Kamis (22/10/2020).
Dari data tesebut, para siswa/siswi yang putus sekolah terdiri dari dua hal yakni ada yang putus ditengah jalan dan ada yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
“Jadi itu ada yang tidak meneruskan juga, misalnya dari SD tidak lanjut ke SMP dan seterusnya. Tapi banyak juga yang putus di tengah jalan, tidak menyelesaikan pendidikannya,” ungkapnya.
Menurutnya, ada banyak faktor penyebab para siswa/siswi ini putus sekolah, salah satu faktor utama ialah ekonomi. Terlebih lagi ditengah situasi seperti pandemi sekarang ini memungkinkan besar mereka terhenti.
“Karena orang tua tidak punya biaya, makanya anak tersebut putus sekolah dan memilih langsung mencari pekerjaan. Tapi tidak sedikit juga yang beranggapan dengan hanya pendidikan SD atau SMP saja sudah bisa mendapat pekerjaan sehingga tak meneruskan pendidikannya,” paparnya.
Dalam hal ini, Asep mengungkapkan bahwa ia akan mencari solusi secepatnya untuk menangani kasus ini agar para siswa/siswi tersebut dapat kembali meneruskan pendidikannya. Dengan begitu rata-rata lama (RLS) sekolah di Cianjur juga akan meningkat, tidak hanya bertahan di 6,9 tahun.
Sementara itu, Pjs Bupati Cianjur Dudi Sudrajat Abdurachim, mengatakan Pemkab akan menyediakan fasilitas belajar hingga memberikan jaminan biaya untuk siswa yang putus sekolah karena faktor ekonomi atau dari keluarga yang tidak mampu.
“kami akan upayakan supaya mereka bisa bersekolah, mulai dari menyiapkan sarana dan prasarana belajar hingga bantuan untuk siswa dari keluarga yang tidak mampu,” ungkapnya.