Semua orang di dunia ini ingin hidup merdeka, merdeka dari belenggu penjajahan, kemiskinan, kebodohan, ketidak adilan dan hawa nafsu setan yang selalu mendorong umat manusia berbuat keburukan di muka bumi.
Alhamdulillah Negara kita Indonesia yang tercinta sudah terbebas dari belenggu penjajahan baik penjajahan Belanda maupun penjajahan Jepang 75 tahun yang lalu. Dimana tepat pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 Presiden RI pertama Ir. H. Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan untuk seluruh rakyat Indonesia. Dengan ditetapkannya Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, maka seluruh rakyat Indonesia menyambut gembira, bersyukur dan sangat bahagia, karena selama ratusan tahun hidup dalam belenggu penjajahan yang sangat sadis, kejam dan tidak berperikemanusiaan.
Sejak Indonesia merdeka setiap tahun senantiasa dirayakan dengan kegiatan upacara memperingati HUT kemerdekaan RI dan dilanjutkan dengan aneka lomba yang bersifat menarik, bermakna dan penuh pembelajaran.
Semua itu dilakukan sebagai tanda syukur atas nikmat kemerdekaan yang Allah telah berikan kepada kita rakyat Indonesia. Akan tetapi bila kita melihat kenyataan di tengah-tengah masyarakat ternyata ada empat tipe manusia dalam menyikapi nikmat kemerdekaan.
Pertama ada orang tidak mau menikmati indahnya udara kemerdekaan dan tidak mau pula mengisinya dengan hal-hal baik yang ia miliki.
Tipe ini adalah tipe orang yang paling buruk diantara tipe-tipe yang ada. Orang seperti ini sedikitpun tidak ada rasa cinta pada tanah airnya. Hidupnya hanya untuk dirinya sendiri, tidak peduli terhadap bangsa dan negaranya. Bahkan kerjaannya hanya menyalahkan pemerintah. Program sebaik apapun yang dilakukan pemerintah tidak ada bagusnya pada penilaiannya.
Kalau ada kegiatan kumpul-kumpul untuk menyambut kemerdekaan, sedikitpun hatinya tidak tergerak untuk mengikuti. Malah cenderung menyalahkan panitia, dengan mengatakan, “buat apa sih kumpul-kumpul boros ngabisin duit aja”. Astaghfirullah.
Tipe yang kedua ada orang menikmati indahnya udara kemerdekaan tapi tidak mau berbuat untuk mengisi kemerdekaan tersebut.
Orang seperti ini cintanya hanya teori saja, bisa saja dari mulutnya selalu mengatakan saya cinta negara saya. Tapi faktanya nol, tidak ada sumbangsih apapun untuk kemaslahatan bangsanya.
Tipe yang ketiga ada orang tidak menikmati indahnya kemerdekaan tapi dia berbuat sesuatu untuk mengisi kemerdekaan.
Tipe orang seperti ini hanya pura-pura seperti kata orang sekarang “pintar melakukan pencitraan”. Hatinya tidak tulus, dia mau berbuat untuk cari muka, pamer ingin dipuji atau kepentingan lainnya.
Tipe yang keempat ada orang menikmati indahnya udara kemerdekaan dan mengisinya dengan hal-hal yang terbaik untuk kemajuan dan kejayaan negaranya.
Tipe inilah yang diinginkan oleh para pendahulu yaitu para pejuang kemerdekaan. Inilah pilihan kita, karena bagaimanapun kita terlahir di Indonesia, kita tinggal di Indonesia, kita mendapatkan rizki di Indonesia, kita mendapatkan banyak hal di Indonesia. Tentu kita merasa berkewajiban untuk aktif berbuat yang terbaik untuk mengisi kemerdekaan ini sesuai bidang kemampuan yang kita miliki dengan penuh ketulusan dan semangat yang tinggi.
Semoga dihari peringatan kemerdekaan Indonedia yang 75 ini, kita dapat menjadikan momentum untuk berbuat yang terbaik. Aamiin.
Bekasi, 28 Dzulhijjah 1439 H/18 Agustus 2020 M