Diantara hikmah terbesar Rasulullah SAW diperintahkan oleh Allah SWT melaksanakan isra’ mi’raj adalah untuk menerima perintah shalat lima waktu sehari semalam. Sungguh beruntung kita umat Islam mendapatkan oleh-oleh terbaik dari Rasulullah SAW berupa perintah shalat. Dimana dengan shalat ini kita dapat menyembah Allah SWT Sang Maha Pencipta alam semesta.
Setiap umat Islam yang benar-benar khusyu’ dalam melaksanakan ibadah shalat, tentu merasakan betapa nikmatnya suasana hidup kita. Hati lapang, jiwa tenang, pikiran terang dan badanpun terasa begitu ringan tidak ada beban sirna oleh cahaya yang dipancarkan dari ibadah shalat yang kita lakukan. Sebagai dampak positifnya, setiap kita umat Islam akan terhindar dari perbuatan keji dan mungkar (segala perbuatan buruk yang merugikan diri sendiri dan orang lain). Hal ini dinyatakan dengan tegas dalam Al Quran surat Al Ankabut 29:45,
وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ
“Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.
Apalagi shalat lima waktu dilaksanakan dengan berjama’ah, niscaya akan mendapatkan banyak hikmah serta pahala yang berlipat ganda yang akan kita dapatkan di akhirat nanti. Walaupun sekarang ini terjadi musim merebaknya virus corona dimana-dimana, kalau masih bisa memungkinkan, kita terus istiqamah melaksanakan ibadah shalat jama’ah agar kita tidak kehilangan berbagai manfaat serta keutamaan di dalamnya.
Semua orang tahu shalat jamaah itu shalat paling utama dan sangat besar pahalanya. Bayangkan shalat jamaah itu lebih utama 27 derajat dari pada shalat sendiri. Tetapi mengapa orang banyak yang tidak tergiur untuk melaksanakannya? Padahal mereka tinggalnya berdekatan dengan masjid. Mari kita introspeksi diri mengapa hal ini bisa terjadi.
Diantara penyebab utamanya karena kemalasan. Inilah yang menjadi biang kerok mengapa orang tidak mau ke masjid. Ada satu petuah Arab menggambarkan betàpa bahayanya sifat malas itu. Petuah ini saya dapatkan ketika mondok di Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Pancor NTB :
اِجْهَدْ وَلاَ تَكْسَلْ وَلاَ تَكُ غَافِلاً فَنَدَامَةُ اْلعُقْبٰى لِمْنْ يَتَكَاسَلُ
“Berjuanglah dan janganlah kamu malas-malasan dan jangan pula kamu lalai, karena kemalasan berakibat penyesalan dikemudian hari.”
Siapapun kalau dihinggapi rasa malas, pasti tidak ada yang bisa diperbuat selain hal-hal yang sia-sia dan tidak manfaat. Lihatlah para pemalas kerjaannya hanya tidur, nongkrong, santai, judi, ngomongin orang dan lain sebagainya.
Rasa malas itu timbul dari keengganan kita untuk berbuat segala sesuatu, termasuk menghadiri shalat berjamaah di masjid. Mana mungkin badan kita sampai di masjid, kalau dalam diri kita ada rasa enggan. Dari rasa enggan akan timbul rasa malas dan dari rasa malas akan timbul rasa berat. Tidak ada cara lain kecuali kita berjuang melawan kemalasan, jangan sampai kemalasan itu menjadi watak yang negatif dalam diri kita.
Sifat malas itu bagian dari watak sejati dari hawa nafsu yang tidak mau tunduk kepada perintah dan larangan Allah. Memang benar sekali sabda Nabi bahwa yang disebut dengan seorang pejuang (mujahid) adalah orang berjuang mengalahkan hawa nafsunya (HR Abu Daud No. 1258).
أَفْضَلُ الْجِهَادِ أَنْ يُجَاهَدَ الرَّجُلُ نَفْسَهَ وَ هَوَاهُ
“Jihad yang paling utama adalah seseorang berjihad [berjuang] melawan dirinya dan hawa nafsunya”
Mari selama kita masih hidup, kita kalahkan hawa nafsu, sehingga dapat dengan mudah untuk hadir shalat berjamaah di masjid. Alangkah nikmat dan bahagianya shalat berjamaah di masjid. Kita bisa bertemu dan bertatap muka dengan saudara-saudara kita.
Dengan shalat jamaah, iman kita akan terus bertambah dari waktu ke waktu. Suasana hati kita sangat lapang dan damai. Pikiran kita makin terang benderang, terbebas dari pikiran yang negatif. Persatuan, kebersamaan dan keakraban sangat terasa dalam setiap diri para jamaah. Lingkungan makin rukun, damai dan penuh berkah. In sya Allah.
Demikian uraian mutiara hikmah hari ini, semoga menjadi pencerahan yang mencerdaskan akal dan nurani kita. Aamiin.
Bekasi, 28 Rajab 1441 H/23 Maret 2020 M