MUKTAZILAH

MUKTAZILAH

oleh: Risno Oukoil Email: risnooukoil609@gmail.com MAHASISWA STAI AL-AQIDAH AL-HASYIMIYYAH JAKARTA NIM:231100004

Sinar5news.com Muktazilah merupakan salah satu aliran pemikiran dalam Islam yang tumbuh pada abad ke- 8 sampai ke- 10 Masehi. Nama” Muktazilah” berasal dari kata Arab yang berarti” memisahkan diri”, serta mencerminkan posisi mereka yang kerap terletak di luar arus utama pemikiran Islam. Muktazilah diketahui dengan pendekatan rasional serta filosofis mereka terhadap teologi, yang membuat mereka berbeda dari kelompok- kelompok lain semacam Asyariyah.

1.Sejarah Muktazilah

Muktazilah timbul selaku respons terhadap perdebatan teologis yang terjalin dalam komunitas Muslim dini, paling utama terpaut dengan permasalahan qadar( takdir) serta dosa besar. Didirikan oleh Wasil ibn Ata pada abad ke- 8 Meter di Basra, Irak, Muktazilah tumbuh pesat serta jadi salah satu aliran teologis yang sangat mempengaruhi pada masa kekhalifahan Abbasiyah. Muktazilah menemukan sokongan formal dari sebagian khalifah, paling utama al- Mamun, yang menjadikan teologi Muktazilah selaku doktrin negeri serta mempromosikan ajaran mereka lewat institusi- institusi pembelajaran serta kebijakan negeri.

2.Doktrin Utama Muktazilah

Tauhid( Ke- Esa- an Allah): Muktazilah sangat menekankan keesaan Allah serta menolak seluruh wujud antropomorfisme, ataupun penyamaan Allah dengan makhluk Ini merupakan inti akidah madzhab mereka dalam membangun keyakinan ten- tang mustahilnya melihat Allah di akhirat nanti, dan sifat-sifat Allah itu adalah sub- stansi Dzatnya sendiri serta Al Qur`an adalah makhluq.

Dalam buku Ahmad Hanafi M.A., Theology Islam (Ilmu Kalam) dikutip pandan- gan al-Asy’ari yang menyebutkan bahwa kaum Mu’tazilah menafsirkan Tauhid seb- agai berikut:

“Tuhan itu Esa, tidak ada yang menyamainya, bukan benda (jisim), bukan orang (syakhs), bukan jauhar, bukan pula aradh, tidak berlaku padanya, tidak mungkin mengambil tempat (ruang), tidak bisa disifati dengan sifat-sifat yang ada pada makhluq yang menunjukkan ketidak azalian-Nya.

Tidak dibatas, tidak melahirkan dan tidak pula dilahirkan, tidak dapat dicapai pancaindera, tidak dapat dilihat mata kepala dan tidak bisa digambarkan akal pikiran. Ia Maha Mengetahui, berkuasa dan hidup, tetapi tidak seperti orang yang mengetahui, orang yang berkuasa dan orang yang hidup hanya Ia sendiri yang Qadim, dan tidak ada lainnya yang Qadim. Tidak ada yang menolong-Nya dalam menciptakan apa yang diciptakan-Nya dan tidak membikin makhluq karena contoh yang telah ada terlebih dahulu.

Keadilan Ilahi: Mereka yakin kalau Allah bertabiat adil serta tidak bisa jadi melaksanakan kezaliman. Oleh sebab itu, manusia mempunyai kebebasan berkehendak serta bertanggung jawab atas perbuatannya. Doktrin ini menekankan kalau Allah hendak penuhi janji- Nya membagikan pahala untuk yang taat serta hukuman untuk yang durhaka.

3.Manzilah Baina Manzilatain

Muktazilah yakin kalau orang yang melaksanakan dosa besar terletak di posisi antara mukmin serta kafir, tidak seluruhnya tercantum salah satunya.

Amar Maruf Nahi Munkar

Kewajiban buat mengajak kepada kebaikan serta menghindari kemungkaran Dengan berpegang kepada QS. Ali Imran; 104 dan QS. Luqman; 17, seperti halnya golongan lain bahwa perintah untuk berbuat baik dan larangan untuk berbuat ja- hat adalah wajib ditegakkan. Dalam pandangan Mu’tazilah; dalam keadaan normal pelaksanaan al-amru bil ma’rûf wan nahyu ‘anil munkar itu cukup dengan seruan saja, tetapi dalam keadaan tertentu perlu kekerasan.

Pengaruh serta Kritik

Muktazilah memainkan kedudukan berarti dalam pertumbuhan teologi serta filsafat Islam. Pengaruh mereka nampak dalam karya- karya filsuf Muslim semacam Al- Kindi, Al- Farabi, serta Ibn Sina. Tetapi, mereka pula mengalami kritik keras dari kelompok Asyariyah serta Hanbali, yang menolak pendekatan rasional mereka serta menuduh Muktazilah selaku pemicu keretakan dalam kesatuan umat Islam.

Muktazilah merupakan aliran teologi yang membagikan sumbangan besar dalam pemikiran Islam lewat pendekatan rasional serta filosofisnya. Walaupun mengalami banyak kritik, peninggalan intelektual mereka terus pengaruhi dialog teologis sampai hari ini.

 

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA