Momentum Hultah NWDI Ke-88, TGB : Alunan Sholawat Nahdlatain yang Tersebar di Seluruh Pelosok Menjadi Kunci Utama Keberhasilan NWDI

Momentum Hultah NWDI Ke-88, TGB : Alunan Sholawat Nahdlatain yang Tersebar di Seluruh Pelosok Menjadi Kunci Utama Keberhasilan NWDI

Sinar5news.com – Selong – Organisasi Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) menggelar acara memperingati Hari Ulang Tahun (Hultah) yang ke-88 di tanah kelahirannya, Pancor, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat yang jatuh pada Minggu, (27/08/2023).

Dalam agenda tersebut, ribuan jamaah dan tamu undangan memenuhi lokasi pagelaran Hultah yang berada di lingkungan Pondok Pesantren Diniyah Islamiyah Darunnahdlatain.

Diketahui dalam pagelaran tersebut turut dihadiri beberapa tokoh diantaranya TGB Dr. H. Muhammad Zainul Majdi, M.A. (Ketum PB NWDI), Syekh Dr. Sholahuddin Muhammad asy-Syami (Anggota Pusat Penelitian dan Pengembangan Turots al-Azhar Mesir), Syekh Dr. Usamah Hasyim al-Hadidi (Direktur Pusat Fatwa Elektronik Internasional al-Azhar dan Imam Besar Masjid Sayidina al-Husain Kairo Mesir), Syekh Dr. Hasyim al-Kamil Hamid Musa (Imam Besar Masjid Zahir Baibars Kairo Mesir), Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan (Pimpinan Yayasan al-Fachriyah Tangerang Banten), serta Pejabat dan beberapa Pengurus Besar, wilayah dan daerah NWDI di seluruh Indonesia.

Pada sesi pembukaan tersebut, Ketua Umum Pengurus Besar NWDI, Dr. TGB. H. Muhammad Zainul Majdi, MA memberikan sambutannya mengajak seluruh jamaah untuk membangun kebersamaan.

Di satu sisi momentum Hultah yang juga tidak berselang lama dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 78, TGB mengingatkan untuk tetap menjaga dan membangun Indonesia sebagaimana mestinya. Menjaga tanah air tercinta ini sama halnya seperti menjaga agama, sebab Indonesia adalah wadah, amanah yang dititipkan para pejuang terdahulu yang sebagaimana mereka dahulu memperjuangkan kemerdekaan ini atas dasar tuntunan dari Allah SWT.


Pesan ulama yang dituangkan dalam Maqaasyidus Syariah atau tujuan hukum itu adalah menjaga atau memelihara jiwa. Memelihara keturunan dan kehormatan, memelihara akal, dan juga memelihara harta. Kelimanya akan sulit terwujud jika tidak memiliki sebuah wadah.

“Wadahnya adalah NKRI,” ungkap TGB.

Selanjutnya TGB menekankan bahwa NWDI sebagai sebuah organisasi berdiri di atas pondasi yang tidak sembarangan. Pegangan NWDI adalah ahlussunnah wal jamaah. NWDI berada satu barisan besar, bukan barisan sempalan.

NWDI sekarang telah memasuki usia 88 tahun, hal tersebut merupakan Usia yang panjang . Selama 88 tahun ini dirasakan karunia dan berkah Allah. Sama dengan alasan kuat berdirinya NKRI sampai 78 tahun. NWDI yang usianya 10 tahun lebih tua dari negara ini juga berdiri atas berkah dan rahmat Allah dan berkah doa dari semua jamaah yang ikhlas. Doa atas keberkahan inilah kata TBG, menjadi sebab hakiki NWDI bisa sampai berusia 88 tahun.

”Semua doa merupakan energi yang membuat NWDI bisa berumur panjang,” ungkapnya.

Doa-doa tersebut tertuang dalam hidzib yang dibuat pendiri NWDI, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.

TGB juga mengingatkan bahwa keberhasilan NWDI bukan pada banyaknya sekolah. Keberhasilan NWDI bukan pada banyaknya gedung baru yang dibangun. Keberhasilan NWDI, bukan seberapa banyak kepala daerah, kepala sekolah yang dimiliki. Bukan berapa banyak kades. Tapi, keberhasilan NWDI adalah keberhasilan di mana di pelosok desa, pinggir hutan, tengah lautan, di berbagai daerah seluruh Indonesia mengalun sholawat nahdlatain dari kader di seluruh negeri.

Tidak ada gunanya punya banyak Gubernur, banyak Bupati, kepala desa atau kepala sekolah, kalau hidziban tak lagi terdengar. Kebesaran tidak ditentukan oleh banyaknya kader yang duduk di pemerintahan, entitas bisnis dan lain-lain. Tapi keberhasilan NWDI yang hakiki, ketika hidziban yang diajarkan Maulana Syekh diinternalisasi. Bukan hanya pengajian dan lafadz, tapi yang subtansi diaplikasikan dalam hidup dan keseharian.

TGB pun berharap bahwa untuk kedepannya NWDI senantiasa menggandeng jamaah ummat muslim untuk lebih baik dan menggenggam nilai-nilai islam yang kokoh dan membangun kebersamaan.

“Mudah-mudahan di perayaan Hultah NWDI, yang kembali berkumpul tak saja dari seluruh desa dan dusun di NTB. Akan tetapi, dari kader NWDI dari seluruh Nusantara dan dunia. Datang ke Pancor. Hadir dengan tangan kasar karena bekerja di ladang dan bau matahari. Kulit legam karena bertarung hidup di tengah lautan. Laporkan, meski hidup susah dan berat, hidziban tetap menggema di seantero dunia.” Ungkapnya

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA