Memasuki Awal Tahun, Ketua PW NWDI DKI Jakarta Tegaskan 3 PR Besar : Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme.

Memasuki Awal Tahun, Ketua PW NWDI DKI Jakarta Tegaskan 3 PR Besar : Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme.

Sinar5news.com – Jakarta – Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (PW NWDI) DKI Jakarta Dr. H. Muslihan Habib, SS, M.Ag, menegaskan setidaknya ada tiga agenda rancangan besar yang dijalankan ditahun 2023 guna membangun bangsa yang lebih unggul . Hal ini agar bangsa Indonesia terbebas dari paham dan gerakan intoleran, radikal, dan juga terorisme.

Tahun 2022 yang telah dilalui, kini telah menjadi sejarah dan bagi seluruh masyarakat untuk menjadi lebih baik ditahun selanjutnya. Memasuki tahun 2023, masyarakat akan membuka lembaran baru dengan intropeksi diri mengambil pelajaran dari tahun sebelumnya.

Seperti halnya virus-virus yang saat ini masih gencar berkelana didalam tanah air Indonesia yakni terorisme, radikalisme yang semakin hari terus mengikis bangsa dan tentu menjadi hal yang harus segera ditangani.

“Pertama, penguatan pemahaman tentang Islam Wasathiyah. Bagaimana beragama yang moderat, karena Islam Wasathiyah merupakan watak Islam yang sejati, yang sangat mengedepankan sikap toleransi dan saling menghargai,” ujar Dr. H. Muslihan Habib, di Jakarta, Kamis (5/1/2023).

 

Dirinya melanjutkan, pemahaman Islam Wasathiyah merupakan watak yang sangat cocok diterapkan ditengah keberagaman bangsa Indonesia. Hal ini sudah jelas tertuang pada Al-Quran dalam surah Al-Kafirun ayat ke-6 yang berbunyi lakum diinukum waliyadiin, untukmu agamamu, untukku agamaku.

“Kedua, penguatan nilai Pancasila, wawasan, serta spirit kebangsaan. Ini juga menjadi agenda yang harus kita perkuat,” ucapnya.

 

Agenda ketiga yang tak kalah penting yaitu soal pembangunan kesejahteraan. Menurutnya, cita-cita membangun peradaban yang unggul akan sulit terwujud jika masyarakatnya masih dibayangi persoalan intoleransi, radikalisme dan terorisme.

“Namun kita harus tetap optimis dalam melawan virus dan infiltrasi intoleransi, radikalisme dan terorisme. Apalagi pemerintah melalui BNPT banyak melakukan kerjasama termasuk dengan ormas dan tokoh keagamaan,” ucap Muslihan.

Melansir melalui laman resmi damailah Indonesiaku Ia menilai, meskipun pada tahun 2022 telah terjadi penurunan terhadap Indeks Potensi Radikalisme, namun penanggulangan virus radikalisme terutama melalui dunia maya dalam bentuk propaganda dan narasi terselubung harus terus diperhatikan. Untuk itu diperlukan adanya tindakan preventif guna membendung paparan virus tersebut.

“Berbagai bentuk propaganda terselebung, kebencian terhadap pemerintah, dan hal-hal seperti itu, harus kita tekan lagi. Harus ada tindakan preventif yang dalam hal ini melalui narasi-narasi moderasi beragama,” jelasnya.

 

Untuk itu, Muslihan menilai pentingnya peran pemerintah beserta para tokoh agama guna menanamkan dan mengedepankan pemahaman moderat. Mengingat tak lama lagi bangsa ini sudah memasuki tahun politik, dimana catatan hitam pesta demokrasi yang selalu menjadi momok menakutkan yang mampu memecah belah kerukunan bangsa.

 

“Tokoh-tokoh ormas yang di dalamnya banyak Kyai, banyak ulamanya sangat berperan, saya rasa ini sangat tepat guna menekan penyebaran intoleransi. Langkah BNPT menggandeng para ulama-ulama saya rasa itu sebagai sebuah strategi yang sangat bagus untuk menekan persoalan-persoalan ini,” ujarnya.

 

Tak terkecuali NWDI sendiri sebagai salah satu ormas besar di tanah air juga berkomitmen penuh menjaga bangsa dari infiltrasi virus intoleransi, radikalisme dan terorisme melalui serangkaian program yang sarat akan nilai moderasi beragama dengan melibatkan berbagai lapisan masyarakat.

 

“Program kami adalah selalu membangun kegiatan-kegiatan kepemudaan dan memberikan pemahaman tentang wawasan kebangsaan. Bagaimana pemahaman terhadap Pancasila kemudian Islam Wasathiyah yang selalu kami dengungkan. Itu program yang tidak bisa terlewatkan itu,” ujarnya.

 

Terakhir, Kyai Muslihan berpesan kepada segenap masyarakat dalam mengedepankan tahun 2023 sebagai tahun anti infiltrasi virus radikalisme, intoleransi dan terorisme. Juga sebagai awal masuknya tahun politik, agar masyarakat memahami pesta demokrasi sebagai wadah melakukan perbaikan negara, bukan kericuhan yang bermuara pada politik identitas yang memecah belah.

 

“Mari kita memahami Pemilu, Pilkada dan sebagainya ini sebagai wadah kita melakukan perbaikan negara, tidak terjebak kepada politik identitas. Pahami politik dengan wajar, dengan saling apa hormat-menghormati, saling menghargai,” kata Kyai Muslihan.

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA