Hampir semua orang apabila ditanya “siapa yang ingin mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat” tentu akan memilih jawaban terbaiknya “aku yang ingin bahagia di dunia dan akhirat”. Jangankan orang dewasa, anak kecilpun pasti menginginkan kebahagian dunia dan akhirat. Karena apa artinya hidup kalau tidak pernah merasakan kebahagiaan. Kebahagiaan disini bukan hanya terbatas dalam bentuk fisik, akan tetapi meliputi kebahagiaan dan kepuasaan bathin.
Kebahagiaan dunia merupakan kesenangan pembuka sebelum merasakan kesenangan yang sebenarnya nanti di akhirat ketika dimasukkan ke dalam surganya Allah SWT. Yang namanya pembuka, tentu sifatnya terbatas tidak bisa menyamai kesenangan yang sebenarnya.
Kesenangan dunia terhitung kesenangan sementara, karena kebahagiaan didalamnya tidak abadi, serta waktu menikmatinya relatif singkat sepanjang umur manusia di dunia sekitar 80 tahun umur yang lumayan panjang. Dan tidak menutup kemungkinan kurang dari 80 tahun, dan tipis kemungkinan lebih dari 80 tahun.
Sementara kesenangan akhirat termasuk kesenangan yang sebenarnya, karena didalamnya seseorang menikmati kesenangan yang sangat panjang. Mulai dari kesenangan waktu di dalam kubur, ketika kubur itu dijadikan oleh Allah satu taman dari taman-taman surga. Kesenangan ini akan terus dirasakan sampai umur dunia habis, yaitu datangnya hari kiamat. Kalau jarak meninggalnya tinggal seratus tahun kiamat akan terjadi, maka sepanjang itulah dia akan merasakan indahnya kenikmatan di dalam kubur.
Setelah kiamat terjadi, kenikmatan itu tidak hilang, dia akan berganti dengan kenikmatan yang lain, yaitu kenikmatan ketika mendapat naungan dan perlindungan dari Allah terhadap kerasnya sengatan matahari di padang mahsyar yang dalam riwat dijelaskan jaraknya kepala dengan matahari hanya satu mil. Orang lain kepanasan sementara dia merasakan adem-adem saja. Bisa dibayangkan pada saat matahari jaraknya hanya satu mil, kemudian orang di padang mahsyar tidak memakai kain walau hanya satu helai. Berjemur di dunia di bawah terik matahari yang jaraknya berkilo-kilo saja kita tidak kuat, apalagi yang jaraknya hanya satu mil.
Dalam keadaan yang sangat panas tidak ada sumur atau orang yang memberikan minuman, dimana orang-orang terfokus kepada memperhatikan diri sendiri karena dahsyatnya keadaan saat itu, dia mendapatkan minuman istimewa dapat merasakan sejuknya air dari telaga kausar baginda Nabi Muhammad SAW.
Kenikmatan tidak terhenti sampai disitu. Ketika orang sangat takut melewati jembatan (shiroth), dia santai dan tenang saja berjalan diatasnya tampa ada rasa takut dan khawatir akan jatuh ke dalam lembah neraka. Sehingga tak heran dari mereka, ada yang melewati shiroth dengan jalan kaki, lari, dan bahkan ada yang melewatinya secepat kilat.
Sesampainya di sorga, Allah menjamin segala kebutuhannya dan memenuhi segala hajatnya. Mereka merasakan kebahagiaan yang tidak pernah di rasakan di dunia, dan tidak pernah terlintas didalam pikirannya selama di dunia. Karena saking besarnya nikmat tersebut, maka tidak bisa digambarkan oleh panca indra manusia saat di dunia. Disinilah mereka mendapatkan dan merasakan kebahagian yang kekal tampa ada batasnya.
Disamping kenikmatan sorga yang tidak ada kurangnya, mereka juga diperlihatkan nikmat terbesar bagi orang mukmin yaitu melihat zat tuhannya. Seperti apa yang dijelaskan Allah dalam firmannya
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ (22) إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ (23
“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhan-nyalah mereka melihat” (QS. Al-Qiyamah [75]: 22-23).
Dari penjelasan sederhana ini dapat diambil kesimpulan, bahwa hal yang sangat pantas kalau dikatakan bahwa kebahagiaan akhirat adalah kebahagiaan yang sebenarnya(hakiki). Fath.