Kata ahli sejarah bahwa tidak ada manusia yang mampu melepaskan diri dari sejarah dirinya dan masyarakatnya ataupun organisasinya, kecuali mereka yang telah mengalami lupa ingatan.
Sejarah adalah pengalaman hidup manusia pada masa lalu dan akan berlangsung terus sepanjang usia manusia. Dan sejarah itu pula adalah rekonstruksi masa lalu, yaitu merekonstruksi apa saja yang sudah dipikirkan, dikerjakan, dikatakan, dirasakan dan dialami oleh seseorang. Namun, perlu diingat bahwa membangun kembali masa lalu bukan untuk kepentingan masa lalu itu sendiri, tapi jg utk kepentingan masa kini dan masa yg akan datang.
Sementara itu, menelaah sejarah adalah mengingat masa lalu. Tidak ada seseorang yang mampu membuat keputusan tanpa mengingat apa yang telah terjadi. Sehingga setiap sebuah surat keputusan, selalu dicantumkan unsur mengingat, menimbang sebelum memutuskan.
Oleh karena itu, warga Nahdliyyin NW harus tetap ingat pula bahwa sejarah Nahdlatul Wathan (NW) menjadi sebuah organisasi terbesar di NTB dan saat inipun sudah banyak tersebar di berbagai belahan Nusantara ini, tak pernah pula lepas dari sejarah awal kelahiran dua madrasah induk, yaitu madrasah Nahdlatul Wathan Diniyyah Islaniyyah (NWDI) yang diresmikan pada 17 Agustus 1937 dan madrasah Nahdlatul Banat Diniyyah Islamiyyah (NBDI) yang diresmikan pada tanggal 21 April 1943.
NBDI adalah sebuah madrasah khusus kaum wanita yang sengaja didirikan oleh Almaghfuuru lahu Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pada tanggal 15 Rabiul Akhir 1362 H yang bertepatan dengan 21 April 1943 untuk menyelamatkan kaum wanita di wilayah Lombok, NTB yang masih sangat terbelakang saat itu.
Dan memang, sebagai latarbelakang munculnya gagasan Maulana Syaikh mendirikan NBDI adalah kondisi wanita Lombok saat itu yang tersubordinasi oleh hegemoni kaum laki-laki. Padahal keberadaan kaum wanita memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Oleh karenanya, untuk warga NW dan khusus lagi untuk Wanita/Muslimat NW, mari ingat sejarah. Ternyata, tepat pada hari Rabu, 21 April 2021 adalah Hari Ulang Tahun (HULTAH) madrasah NBDI yang ke-78.
Dan perlu dicatat pula bahwa ternyata, pada setiap kali perayaan atau HULTAH NBDI pada setiap tanggal 21 April, maka pada hari itupun selalu berbarengan dalam merayakan Hari Kartini yang ditetapkan oleh pemerintah RI melalui Kepres No. 108, Tanggal 2 Mei 1964. Dan Kepres tarsebut, tentu mengacu pada hari kelahiran Raden Adjeng Kartini, pada tanggal 21 April 1879.
Apakah sesuatu yang Kebetulan atau rekayasa politik ataukah sebuah usulan warga NW ke pemerintah RI di tahun 1964 agar bersamaan dengan HULTAH NBDI?.
Jawaban pertanyaan diatas yang agak mendekati adalah Mungkin Saja Kebetulan. Tapi tidak pernah tertulis dalam lembaran sejarah NW yang menyebutkan bahwa penetapan tersebut sebagai sebuah rekayasa sosial dan politik atau apalagi sebagai usulan langsung dari warga NW ke pemerintah.
Wallaahu’alam. (H. Muslihan Habib & Team SinarLima)
SELAMAT HULTAH NBDI DAN HARI KARTINI UNTUK WANITA NW DAN INDONESIA