IMAN, KUFUR, NIFAQ, DAN SYIRIK Oleh: Arifansyah Mahasiswa STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiah Jakarta semester 2 PRODI : KPI NIM : 231100006

IMAN, KUFUR, NIFAQ, DAN SYIRIK Oleh: Arifansyah Mahasiswa STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiah Jakarta semester 2 PRODI : KPI NIM : 231100006

IMAN, KUFUR, NIFAQ, DAN SYIRIK

 

 

 

Abstrak 

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil data observasi dan referensi yang menunjukkan bahwa keimanan, kekufuran, Nifak, serta syirik belum diketahui secara pasti  dari segi  makna oleh masyarakat sendiri, sehingga banyak dari kalangan mereka yang menganggap kekufuran, Nifaq, dan Syirik adalah komsep yang sangat biasa dan melakukannya begitu saja dan melupakan makna dari keimanan itu sendiri. Padahal dalam Agama Islam suatu hal yang menyimpang sangat berat resikonya, baik di dunia maupun akhirat, apalagi masalah ketauhidan. Akan tetapi masyarakat sekarang sedikit dari mereka yang  memandang penting itu  semua, mereka menganggap penyimpangan tersebut sebagai suatu hal yang biasa, bahkan ada dari mereka yang menjadikannya sebagai konsep kebutuhan hidup, seperti menggunakannya dengan pesugihan, perdukunan, menyembuhkan penyakit, dan lainnya. Dan itu semua adalah faktor penyimpangan berupa bentuk dari Syirik, Kufur, maupun Nifak. Oleh karena itu, perlu bagi kita untuk meneliti dan memberikan pemahaman bagi masyarakat sekitar tentang pentingnya suatu keimanan untuk mencegah diri dari perilaku Kufur, Syirik, maupun Nifaq. Dan menemukan jalan yang lurus menuju Ridha Allah swt. 

 

 

 

 

 

PENDAHULUAN 

   Kehidupan masyarakat yang moderen dengan arus globalisasi yang cenderung pada materialisme, hedonistic, dan sering menngedewakan harta, kedudukan dan kemewahan tanpa menghiraukan norma-norma agama, dipengaruhi beberapa berbagai macam faktor internal maupun eksternal dalam diri manusia itu sendiri, sehingga manusia sering mengalami kehilangan dalam pedoman hidup. 

Agama Islam mempunyai dua aspek dimensi yaitu,  aqidah dan amaliyah. Amal perbutan tersebut merupakan patokan atau perpanjangan dari aqidah itu sendiri. Islam adalah agama yang bersumber dari firman Allah swt dan diwahyukan kepada nabi Muhammad saw yang berintikan keimanan dan perbuatan, keimanan dalam islam merupakan dasar atau pondasi diatasnya berdiri syariat-syariat islam. Keimanan kita kepada allah swt, harus terus berjalan dan bertambah serta dipupuk agar semakin kokoh dan tidak tergoyahkan. Karena disaat keimanan kita terkikis, akan bisa menyeret kita kepada kekufuran dan hal menyimpang lainnya. 

Kekufuran apabila tertanam dalam diri manusia akan menjerumuskan kepada perbuatan yang menyimpang yaitu syirik dan nifaq. Kufur, Syirik maupun Nifaq adalah termasuk yang bisa membatalkan tauhid yang ada pada diri manusia. 

 

PEMBAHASAN 

 

 

IMAN

 

Iman yaitu sesutu yang dengan membenarkan hati, mengikrarkan dengan lisan, dan mengamalakannya dengan anggota badan. Masing-masing pengertian tersebut memiliki makna dan maksud tersendiri, membenarkan dengan hati maksudnya menerima segala hal yang dibawakan oleh Rasulullah saw dan di perintahkan oleh Allah swt. Mengikrarkan dengan lisan maksudnya mengucapkan dua kalimat syahadat. Dan mengamalkan dengan anggota badan maksudnya suatu amal dengan meyakini dan mengamalakannya melalui ibadah. 

 

Di dalam Al-Quran telah didefinisikan iman dengan ayat-ayat yang sangat jelas beserta ciri-ciri dan contohnya. Yang dimana selalu menghubungkan dengan aktivitas hati dan amal shaleh, hal tersebut di dampingi dengan seseorang yang memiliki kecintaan kepada Allah swt dan kita suci-nya sehingga selalu membaca Al-Quran, mengkaji kandungannya, dan mengamalkan isinya dan juga menunaikan rukun Islam. 

 

Seorang mukmin dapat dikatakan beriman apabila telah memenuhi definisi iman diatas. Jikalau seseorang memang mengakui keberadaan allah dan percaya kewujudannya akan tetapi tidak mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan, maka tidak termasuk sebagai orang yang beriman. Jelasnya jikalau salah satu dari definisi iman di atas tidak ada dalam dirinya maka belum termasuk sebagai orang yang beriman. 

 

Pembagian iman itu sendiri tidak hanya kita beriman kepada Allah semata, melainkan iman kepada Malaikat-nya, para Rasul-nya, Kitab-nya, hari Kiamat dan Takdirnya. Seperti yang dikatan dalam sabda Nabi saw. “ Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang telah diturunkannya  oleh tuhannya. Demikian pula orang-orang yang beriman, semuanya beriman kepada Allah swt. Malaikat- malaikat-nya, Kitab-kitab-nya serta para Rasul-nya. Mereka mengatakan;kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun dengan yang lainnya dari Rasul-rasulnya. Dan mereka mengatakan; kami dengar dan kami taat. Mereka berdoa; ampunilah kami ya allah, dan kepadamulah tempat kami kembali” (Al-Baqarah: 258). 

 

KUFUR

 

Kufur adalah lawan kata dari Iman, yaitu; tidak beriman kepada Allah swt dan Rasulnya. Baik  mendustakan maupun tidak mendustakan, bahkan menolak kebaikan, dengki, tidak menerima kebenaran juga termasuk sifat kekufuran. Apalagi seorang yang mendustakan dan menolak Risalah dari Allah dan yang telah diberikan kepada Rasulnya tingkat kekufurannya sudah lumayan tinggi. 

 

Persoalan kufur ini memang sudah timbul dalam sejarah yang bermula dari tuduhan kufurnya perbuatan para sahabat pada saat melaksanakakn perang siffin. Lambat laun, persoalan kufur ini tidak lagi kepada orang yang tidak menerima ketentuan dan hukum  yang ada dalam Al-Quran, melainkan melakukan dosa-dosa besar juga masuk kedalam kategori kufur, yang disebut dengan sebutan Murtakibal-Kaba’ir. 

 

Dari macam-macam kufur itu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu; kufur Akbar (besar) dan kufur Asghar (kecil). Kufur akbar itu sendiri dapat mengeluarkan pelaku tersebut dari Agama islam yang  terjadi karena ucapan maupun perbuatan yang sangat bertolak belakang dengan ajaran Al-Quran dan sunnah. Sedangkan kufur Asghar pelakunya tidak mengakibatkannya keluar dari agama islam, dan dia termasuk dalam kategori kufur amali, yaitu; perbuatan dosa yang tercatat dalam Al-Quran dan Sunnah yang di cap sebagai kufur namun tidak mencapai derajat kufur besar. Termasuk juga bersumpah selain nama Allah. Seperti sabda nabi saw: “Barangsiapa yang bersumpah selain nama Allah, maka ia telah kafir atau musyrik”. 

 

 

NIFAQ

 

Nifaq berarti menampakkan keislaman dan kebaikan dan menyembunyikan kekufuran dan keburukan. Atau terkenal dengan sebutan munafik. Allah swt berfirman “Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik”. Kata Nifaq dan munafik memang memiliki perbedaan kedudukan dalam ilmu kebahasaan, yang dimana nifaq itu sendiri berdiri sebagai masdhar dan munafik sebagai isim fa’il dari kata Nafaqa. Maka definisi munafik adalah seseorang yang manampakkan kebaikan dan keislamannya namun menyembunyikan kekufuran dan keburukannya. 

 

Macam-macam nifaq terbagi menjadi dua, yaitu; Nifaq I’tiqadi dan Amali. Nifaq I’tiqadi disebut juga dengan Nifaq besar yang dimana menampakkan keislaman dan menyembunyikan kekufuran. Dan hal ini bisa menyebabkan pelakunya keluar dari agama islam dengan total dan ditempatkannya di neraka paling bawah. Pelaku ini memang menampakkan keimanan kepada allah, malaikat, kitab, rasul, serta kiamat, akan tetapi tidak di dalam batinnya. Sedangkan Nifaq Amali yaitu seorang yang melakukan definisi Nifaq akan tetapi masih menyisakan keimanan di dalam batinnya, dan pelakunya tidak menyebabkannya keluar dari Agama Islam. Hanya saja ia dapat mengantarnya kedalam kategori tersebut. Didalam dirinya ada dua sifat yaitu Iman dan Nifaq, jikalau sifat Nifaq-nya lebih tinggi maka itu menyebabkan seorang menjadi munafik tulen dan bisa saja masuk ke dalam kategori Nifaq I’tiqadi. 

 

 

Sifat Nifaq yang ada dalam diri seorang sangat berbahaya baginya. Karena sifat tersebut adalah salah satu penyakit kejiwaan atau abnormalitas dalam diri manusia yang disebabkan karena lemahnya iman dalam dirinya. Allah swt mengumpamakan hati orang munafik sebagai penyakit karena seakan-akan mereka tidak memiliki kesehatan iman yang menghidpkan hati mereka.

 

SYIRIK 

 

Syirik yaitu menyamakan sesuatu dengan Allah yang dimana itu sudah menjadi kekhususannya. Atau menjadikan sesutu sekutu baginya dalam kalangan Rububiyah dan Uluhiyahnya. Seperti berdoa selain kepada allah atau memalingkan bentuk ibadah selain kepada allah dan lain sebagainya. Dan perbuatan syirik merupakan dosa yang paling besar karena perbuatan syirik adalah perbuatan yang dimana menyamakan allah dengan selain kekhususan ilahiyahnya. Dan juga pelaku dosa ini tidak akan di ampuni allah jikalau sampai akhir hayatnya masih melakukan kesyirikan, dan juga perbuatan tersebut dapat menghapus pahala dan amal shaleh yang telah dilakukanya. 

 

Macam-macam syirik itu sendiri ada dua yaitu Syirik besar dan kecil. Yang dimana syirik besar dapat mengeluarkan pelakunya dari agama islam dan menajdikannya kekal didalam neraka jikalau ia meninggal dan masih dalam keadaan kesyirikan. Yang dimana syirik besar ini adalah memalingkan suatu bentuk ibadah kepada selain Allah swt baik dengan cara berdoa maupun menyembahnya. Menyekutukannya dan bernazar selain kepada allah dan termasuk juga takut kepada orang yang telah mati dan mengarapkan sesuatu kepada selain allah. 

 

Sedangkan syirik kecil yaitu syirik yang tidak menyebabkan pelakunya dari agama islam, akan tetapi  mengurangi ketahidan dalam diri seseorag tersebut. Syirik kecil ini terbagi menjadi dua macam, yaitu syirik zahir (jelas) dan syirik khafi (tersembunyi), syirik zahir yaitu syirik kecil yang nyata berupa ucapan maupun perbuatan seperti bersumpah dengan nama selain Allah. Adapun dalam bentuk perbuatan misalnya seperti memakai kalung yang beriisian jimat atau mantra yang dijadikannya sebagai penangkal marabahaya. Dan mereka yakin bahwa penangkal-penangkal tersebut dapat menghilangkan semua jenis bahaya, hal itu masuk kedalam kategori syirik karena menggantungkan sesuatu selain kepada allah swt dan menganggap bahwa allah tidak ada apa-apanya dengan benda tersebut. Adapun syirik khafi (tersembunyi) yaitu syirik dalam hal keinginan seperti riya’ dan sum’ah. Seperti melakukan amalan untuk mendekatkan diri kepada allah akan tetapi dengan niat agar dilihat dan dipuji oleh orang sekitar. Rasulullah saw bersabda “yang aku takutkan dari kalian adalah syirik kecil, para sahabat bertanya, apakan syirik kecil itu wahai Rasulullah,  beliau menjawab, yaitu Riya’ “. 

 

KESIMPULAN 

 

 

 

Dari definisi-definisi yang telah terurai diatas, kita baru mengetahui contoh-contoh dan macam-macam prilaku terpuji dan tercela.  

 

Dari definisi-definisinya bahwa:  

Iman itu merupakan membenarkan hati, mengikrarkakn dengan  lisan, serta mengamalkan dengan anggota badan,  

Kufur yaitu kebalikan dari iman, mendustakakan kebenaran yang telah didefinisikan oleh iman di atas. Bersifat kedengkian,  masih ragu-ragu, bahkan tidak mau menerima kebenaran dari al-quran dan  sunnah. 

Nifaq yaitu menampakkan keislaman dan kebaikan dan menyembunyikan kekufuran dan keburukan.

Syirik yaitu menyamakan Allah dengan bentuk yang lain sehingga menganggap sesuatu itu lebih kuasa dari pada allah semata.

 

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA