“Hizib Nahdlatul Wathan, Corona dan Al-Mubassyiraat”

“Hizib Nahdlatul Wathan, Corona dan Al-Mubassyiraat”

Bagian-2 (Habis)

Hizib Nahdlatul Wathan dan kembarannya Hizib Nahdlatul Banat adalah murni sebagai sebuah karya hizib yang terlahirkan di Nusantara ini (artinya bukan hizib impor). Hal ini, karena memang penyusunnya adalah seorang ulama besar Nusantara yang terlahir di Pancor, Lombok Timur, NTB Indonesia. Beliau adalah Al-‘Aalim al-Allaamah al-Aarifu billaah, Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Al-Masyhuur (Maulana Syaikh), pendiri NWDI, NBDI & NW serta Pahlawan Nasional asal NTB.

Tradisi berhizib di Nahdlatul Wathan tak pernah lepas dari bimbingan awal yang diberikan oleh penyusun Hizib Nahdlatul Wathan sendiri, yaitu Maulana Syaikh kepada para murid dan jama’ahnya yang di mulai pada tahun 1940 M.

secara umum terkait dengan tradisi berhizib, apabila ditelusuri sejarahnya, berawal dari suatu kegiatan yang dilakukan oleh para pengamal dan pengikut tarekat pada abad ke-12/13H, yang diseponsori oleh al-Syaikh Ibnu ‘Atha’illah al-Askandari, seorang tokoh ulama dari tarekat Syadziliyyah. Menurut Syaikh Ibnu ‘Atha’illah, _Hizib al-Bahr_ yang disusun oleh al-Imam al-Syadzili misalnya, merupakan hizib yang populer dibaca setelah shalat Ashar dalam upacara-upacara “Syadziliyyah”.

Banyak macam hizib yang telah disusun oleh para imam dan ulama terdahulu, seperti Hizib al-Imam al-Ghazali, Hizib al-Imam Nawawi, Hizib al-Imam Abdillah Ibn Ali al-Haddad, Hizib Al-Imam al-Syadzili dan lain-lainnya.

Dari sejumlah tokoh ulama yang telah menyusun hizib, untuk al-Imam Abu al-Hasan al-Syadzili (593-656 H) adalah merupakan salah satu tokoh ulama yang terkenal telah banyak menyusun berbagai macam hizib. Dalam salah satu keterangan disebutkan, bahwa beliau telah mengarang sebanyak 14 macam hizib, seperti _Hizib al-Fath, Hizib al-Kabir_ dan lain-lainnya.

Sejarah awal, kehadiran Hizib Nahdlatul Wathan dan kembarannya Hizib Nahdlatul Banat, adalah awalnya sebagai amalan diperuntukkan khusus untuk keselamatan para santri saat itu, namun dalam perkembangan selanjutnya, kedua macam hizib tersebut, menjadi amalan khusus untuk sebagai senjata dalam menyelamatkan dua madrasah induk (NWDI & NBDI) dari serangan yang datang dengan dahsyatnya, baik dari internal dan eksternal saat itu. Dan dalam perkembanganya lagi, dua hizib tersebut ditetapkan sebagai amalan rutin warga Nahdlatul Wathan (NW) khususnya dan umat islam umumnya untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Oleh sebab itu, dalam persefektif historis, maka keberadaan Hizib Nahdlatul Wathan dan kembarannya dapat dilihat sebagai salah satu sumber sejarah yang merekam perjuangan awal sebagai cikal bakal terlahirnya NW sebagai organisasi. Dan suatu hal yang patut disyukuri dan pantas diapresiasikan kepada beliau Maulana Syaikh adalah kebijakan dan inisiatifnya sebagai penyusun dan penghimpun kedua hizib ini yang notabenenya pun sebagai pendiri Organisasi Nahdlatul Wathan (NW) yang telah menjadikan kedua macam hizib tersebut menjadi amalan rutin dan bahkan menjadi suatu identitas tersendiri bagi warga Nahdlatul Wathan (NW) di alam modern ini.

Dan melalui Hizib Nahdlatul Wathan ini, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa tentu banyak fungsi dan faidah yang akan didapatkan bagi para pengamalnya. Dan salah satunya lagi adalah dengan hizib ini dapat melakukan “latihan”( _riyadhah_) untuk pembersihan hati ( _tazkiyah al-Qulub_), yang diharapkan dapat membawa dan mengantarkan mereka sebagai pengamal untuk menuju pada tingkat pengalaman keagamaan ( _maqamat_) yang lebih tinggi dan bukan hanya bertujuan untuk ketentraman bathin, tetapi juga membuat mereka lebih dekat kepada Allah Swt.

Hal lainnya lagi, seiring dengan kondisi dunia yang mencekam dan menghantui kehidupan setiap orang dengan pandeminya Covid-19 atau corona seperti saat ini, maka berhizib dan termasuk berhizib dengan Hizib Nahdlatul Wathan dan kembarannya dapat menjadi solusi yang cerdas dan tepat. Karena dalam untaian hizib tersebut sangat banyak termuat juga do’a-do’a yang substansinya adalah keselamatan.

Maulana syaikh berkata dalam Kitab Hizibnya: “Setiap orang yang mempunyai hubungan dengan madrasah ini, bahkan setiap umat Islam yang menyayangi diri sendiri, nencintai agama dan bangsanya, seharusnya menekuni dan menjadikannya sebagai wirid amalan tetap pagi-sore, baik dalam perjalanan (musafir), maupun waktu waktu berada di kampung halaman, terutama pada saat terjadi perubahan situasi, kejadian mengkhawatirkan (mencekam), yang datang bertubi-tubi, takut pada setan, baik jin dan manusia, singa, binatang buas dan lain-lainnya. Hizib ini mempunyai kegunaan tak terhitung dan rahasia yang tak terhingga, karena keberkatan ayat-ayat (al-Qur’an), Hadits dan semua asma’ Allah yang ada di dalamnya”.

Pernyataan Maulana Syaikh yang termuat langsung dalam kitab hizibnya ini, maka sungguh sangat eksplisit adanya dan patut direnungkan. Dan dengan mencekamnya kehidupan saat ini oleh pandemi Covid-19, maka sebagaimana dalam pernyataan Maulana Syaikh diatas, disampaikan lagi kepada seorang murid dekatnya, tapi kali ini melalui suatu al-Mubassyiraat.

Jadi, pada akhir minggu ke dua bulan April 2020 ini, ada seorang murid dekat dari penyusun hizib ( Maulana Syaikh) yang bertemu beliau melalui mubasyirat. Dalam pertemuan secara mubassyirat tersebut, selain berisikan seperti pernyataan diatas, maka Beliau Maulana Syaikh menginstruksikan atau memerintahkan sang muridnya yang ingin mendapatkan keselamatan dari wabah virus corona ini untuk tetap rutin membaca Hizib Nahdlatul Wathan setiap harinya. Dan selanjutnya, beliaupun berpesan pula agar pesannya ini disampaikan lagi kepada seluruh warga Nahdlyyin Nahdlatul Wathan khususnya dan umat Islam umumnya.

Apakah makna al-Mubassyiraat? Al-Mubassyiraat adalah mimpi yang baik (yang memberitakan kabar gembira).

Dalam hadis yg diriwayatkan Abu Hurairah ra, ia pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda,” Tidak ada sisa dari Kenabian, kecuali al-Mubassyiraat. Mereka bertanya, apakah al-Mubasyyirat itu?. Beliau menjawab; mimpi yang baik/yang memberitakan kabar gembira” (HR. Al-Bukhari)

“Banyak sekali mubassyirat nyata
Disampaikan oleh pewirid kita
Sungguh ikhlas tak ada bandingannya
Membuat umat ke jalan yang nyata” (Wasiat Renungan Masa)

Akhirnya, selain kita berikhtiar dzahir dalam menggapai keselamatan dari Covid-19, maka untuk sisi ikhtiar bathinnya, mari kita lakukan juga melalui berhizib dan termasuk dengan Hizib Nahdlatul Wathan dan atau Hizib Nahdlatul Banat. Dan dengan berkat hizib, semoga Wabah Covid-19 segera terangkat dari bumi Nusantara dan dunia umumnya. Aamiin

“Banyak sekali mubassyirat nyata
Disampaikan oleh pewirid kita
Sungguh ikhlas tak ada bandingannya
Membuat umat ke jalan yang nyata”. (Wasiat Renungan Masa).
Wallaahu’alam…

Semoga kita dapat ambil hikmahnya. (Al-Faqir H. Muslihan Habib dan Team SinarLima)

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA