Sinar5news.com- Jakarta- Dari masjid membangun bangsa, dialog Nasional ke 2 Masyarakat Cinta Masjid Indonesia ( MCMI ) kembali digelar di masjid Cutmeutia Sabtu, 2 Nov 24 mulai pukul 01 sampai selesai yang diawali dengan makan siang lanjut sholat Zuhur dengan moderator Bung Afifuddin Gozalian.
Acara yang dikemas MCMI bekerjasama dengan Yayasan Masjid Cutmeutia, Ricma Remaja Masjid Cutmeutia. sebagai agenda rutin bulanan dialog kebangsaan ini dengan tema – tema up-to-date yang diisi oleh pakar di bidangnya terus dan akan selalu berlanjut sebagai model MCMI memberikan masukan kepada pemerintah untuk membangun negri mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh warga bangsa.
Acara ini sangat menarik jamaah masjid bersama dihadiri oleh remaja/i masjid, mahasiswa/i dan tamu undangan dari berbagai komunitas organisasi kepemudaan dan Keormasan ikut hadir mengikuti acara dialog kebangsaan yang kesempatan ini bertemakan ” kemandirian energi ” dengan pembicara tunggal Prof.Dr. Fuad Bawazier mantan kabinet Habibi.
Dalam penjelasan ketum umum MCMI Wisnu Dewanto acara ini sebagai wujud pelaksanaan amanah Munas MCMI agar selalu aktif memberikan masukan yang konstruktif dan ikut bersama pemerintah yang sah menjaga ketertiban dan mengisi pembangunan.
” Peta jalan menuju kemandirian Indonesia Presiden Prabowo tegas melanjutkan kesinambungan program pemerintah terdahulunya Jokowi hal hilirisasi dan kemandirian pangan menuju swasembada pangan dan energi. Pada hari ini MCMI akan membahas kemandirian energi dengan tema besar ” mewujudkan sumber daya alam untuk kesejahteraan rakyat”. Jelasnya pada sambutan dialog.
Dalam orasinya Fuad Bawazier apresiasi atas kegiatan MCMI ini sebagai cara melestarikan budaya dialog, diskusi dst. Beliau menekankan membangun Indonesia sebagai mana negara lain haruslah di dahulu dengan membangun manusia Indonesia sebagaimana Konsep Rasulullah. Banyak contoh negara maju di dunia seperti jajahan Inggris. Dibuang kemana saja manusianya jika sudah memiliki SDM akan bisa tumbuh sehat, disiplin dan maju”. Jelasnya.
Semantara kita Indonesia lanjut beliau, SDM belum disiapkan terlebih dahulu membangun infrastruktur tapi mungkin ini trobosan untuk percepatan. Kekayaan alam yang ada perlu sentuhan tekhnologi agar bisa diolah sendiri secara mandiri. Bangsa Indonesia baru mau bangkit mandiri meningkatkan produk yang bernilai tambah sprti nikel. Dari aspek timah kita masih belum punya tekhnologi. Jika kita bertekad mandiri mengolah sendiri pasti bisa”. Jelasnya.
Acara dialog publik sangat harmoni dalam semangat gotong royong penuh kekeluargaan. Diakhir acara ditutup dengan santunan anak yatim oleh remaja Ricma dan foto bersama. (Sm)