Sinar5news.com – Jakarta – Pernahkah kamu berpikir bahwasanya saat kamu telah mengerahkan segala tenaga untuk mencapai sebuah tujuan, namun takdir justru berkata lain dan tidak sesuai dengan apa yang kamu bayangkan. Rasa kecewa mulai muncul dan menyelimuti hati. Awal mula terkoyaknya keyakinan karena sebuah kegagalan. Lantas terbesit pertanyaan dalam hati kecilmu “ Kenapa aku bisa gagal? Padahal sudah berusaha sebaik mungkin, dan membumbuinya dengan doa setulus hati. Mengapa usahaku belum membuahkan hasil yang baik?” Disinilah letak tawakal bekerja.
Ada orang yang sedang berusaha untuk sembuh dari penyakitnya dengan cara berobat dan menerapkan pola hidup sehat. Namun Allah SWT lebih memilihnya untuk mengajaknya kembali pulang kepangkuan-Nya. Ada seorang wanita yang berusaha untuk mempercantik diri dan menjaga akhlaknya agar mendapatkan calon suami atau jodoh yang baik dan sholeh. Namun Allah lebih dulu memberikan jodoh kepada wanita yang biasa-biasa saja. Ada seorang anak yang belajar dengan giat dan tak berhenti mengerjakan ibadah sunah demi mendapatkan nilai terbaik di kelas. Namun, ia hanya mendapat juara terbaik kedua.
Apakah usaha yang kita lakukan sia-sia? Apakah Allah tidak pernah melihat usaha dan mendengar doa-doa kita? Tentu bukan itu jawabannya. Sejatinya tidak ada usaha yang mengkhianati hasil. Yang ada hanya kita harus berusaha lebih giat lagi agar mendapat hasil yang lebih baik. Karena kita tidak pernah tahu, usaha dan doa mana yang akan membawa kita pada keberhasilan yang sejati. Apa yang baik menurutmu, belum tentu juga baik bagi-Nya. Dan apa yang menurutmu buruk, belum tentu juga buruk bagi-Nya.
Dikisahkan dalam sebuah kitab Dalil As-sailin termuat sebuah kisah Imam Ali bin Abi Thalib mengenai Tawakal. Imam Abu Dawud menjelaskan bahwa tawakal adalah menyerahkan segala jenis urusan hanya kepada Allah dengan selalu berbaik sangka terhadap segala yang diperintahkan olehnya.
Ya’la bin Murrah menceritakan “Suatu hari kami berkumpul bersama para sahabat Imam Ali bin Abi Thalib. Kami mengatakan, bagaimana seandainya kami menjaga Amirul Mukminin karena kami khawatir jika beliau ditipu daya dan dibunuh”. Tiba-tiba beliau keluar dari kamar untuk melaksanakan shalat. Kemudian beliau bertanya: Apa yang sedang kalian lakukan?”. Kami menjawab: kami ingin menjagamu wahai Amirul mukminin, karena kami khawatir engkau akan diserang dan dibunuh secara tiba-tiba.
Lalu Imam Ali berkata: Apakah kalian menjagaku dari penduduk yang ada di langit atau di bumi?. Kami menjawab: tentu kami menjagamu dari penduduk yang ada di bumi. Imam Ali menjawab: tidak ada sesuatu yang akan terjadi di muka bumi ini kecuali sudah ditakdirkan oleh Allah SWT atas apa yang ada di langit dan tidak ada seorangpun kecuali terdapat padanya dua malaikat yang selalu melindunginya dari serangan orang yang ada di bumi sehingga datang takdirnya. Kemudian apabila takdirnya sudah datang, maka dua malaikat itu akan pergi meninggalkannya sehingga takdir tak dapat dihindari. Maka dari itu, hendaklah setiap orang harus berserah diri hanya kepada Allah SWT dan meyakini bahwa Allah akan mencukupi kebutuhannya. Dan Allah akan melindunginya serta memberikan rizki dari arah yang tak disangka-sangka.
Berusaha atau ikhtiar adalah perintah mutlak dari Allah SWT. Hal baik ini dilakukan manusia agar dapat mencapai apa yang diinginkannya. Namun, terkadang manusia itu lupa bahwa Allah SWT juga memerintahkan untuk membersamai ikhtiar dengan tawakal hingga akhirnya ia hanya mengandalkan ikhtiar saja.
Dan apabila hasilnya tidak sesuai dengan keinginannya, maka timbul kekecewaan hingga rasa putus asa yang mendalam. Oleh karena itu, sebagai manusia sudah seharusnya kita bersikap dan mengakui diri sebagai hamba Allah yang senantiasa berikhtiar semaksimal mungkin dan bertawakal terhadap hasilnya. Manusia boleh berusaha, tapi tetap Allah yang menentukan.
Dalam hidup ini, sesekali kita perlu menyadari bahwasanya “sesering apapun kita meminta, yang tidak menjadi milik kita tidak akan pernah datang menghampiri. Dan, apa yang menjadi milik kita akan tetap hadir sekuat apapun kita menolaknya”.