Berguru pada Taqdir Oleh: Dr. Haji Harapandi Dahri

Berguru pada Taqdir Oleh: Dr. Haji Harapandi Dahri

 

Berguru pada Taqdir
Oleh: Dr. Haji Harapandi Dahri
Pengarah Pusat Penyelidikan dan Pengajian Jawi dan Kitab Turath
Kolej Universiti Perguruan Ugama Seri Begawan Brunei Darussalam.

Tiada kata yang paling indah untuk diucapkan melainkan rasa syukur tiada terhingga atas limpahan kurnia dan rahmat kasih sayang yang telah diberikan Allah Azza Wajalla kepada kita semua khasnya bagi penulis. Semoga dapat dimanfaatkan untuk menjadi hambaNya yang selalu berada dalam ridhaNya sepanjang hayat di dunia hingga menyatu ke haribaanNya di akhirat kelak.

Selawat dan salam tak lekang dari ingatan untuk manusia tersempurna karena dialah dunia ini diwujudkan, jika bukan karena dirinya maka aflak yang kita diami tak akan pernah menjadi realita. Dialah Sang Nabi kekasih Allah, dialah sayyid al-Anbiya’ dan para rasul, dialah Abu al-Yatama Baginda Nabi Besar Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Berharap semoga Allah memberikan peluang bagi kita untuk dapat bertemu dan bertatap wajah di hari kemudian. Amin ya Rabbal Alamin.

Setiap manusia memiliki cerita, masing-masing zaman tersembunyi asa dan cerita, kisah nyata maupun illusi untuk dijadikan panduan reflexi bagi generasi yang datang berikutnya.
Cerita dan kisah setiap individu berbeda-beda, namun terdapat kesamaan logika yakni sebagian datang dengan rasa riang-gembira dan sebagian lainnya dengan masam durja. Kisah gembira maupun masam durja sama-sama dapat dijadikan i‘tibar bagi siapa saja yang hatinya hidup, suci dan sehat (qalbun salim), namun —jangankah kisah, bahkan faknya nyata tersaji di depan mata— tak akan dapat mengubah pola pikir dan amaliah bagi mereka yang hatinya buta karena sakit ataupun mati.

قال الحبيب عمر بن عبد الرحمن العطاس رضي الله عنه القلب المريض لا يتلذذ بالذكر والعبادة كما لا يتلذذ المريض بلذيذ الأطعمة.
Habib umar bin Abdurrahman al-Atthos Radhiyallahu Anhu berkata; ”Hati yang sakit tidak akan merasakan lezatnya zikir dan ibadah seperti badan yang sakit tiada merasa nikmatnya makanan”.

Pengalaman perih tersayat musibah dan ujian tidak akan dapat membuat pemilik hati keras menjadi lembut, namun bagi sebagian orang yang hatinya lembut jangankan dengan kisah haru, cerita riangpun terkadang hatinya terenyuh.

Taqdir Allah tiada yang tahu, nasib manusia takkan pernah padu, semua makhluk memiliki arah dan tujuan merindu yang satu, ilahi Rabbi Sang Maha pemberi apa yang baik bagi setiap hambaNya, tiada pernah meninggalkannya dalam lembah duka tiada bertepi.
Taqdir Allah dalam duka nestapa hingga tawa bahagia tiada asa yang tak berkesudahan. Berlari mengejar taqdir hingga ke ujung dunia terus dijalankan, tanpa lelah, tiada keluh kesah, kenikmatan sesungguhnya berada pada cara melangkah dalam menuju panggilanNya.

Bahkan Allah dalam firman QudsNya berkata bahwa sesiapa yang tiada ridha dengan taqdirKu, tiada bersyukur dengan pemberianKu dan tiada sabar atas segala ujianKu, maka sialhkan mencari Tuhan selain diriKu”. Dalam ungkapan Quds lainnya Allah berfirman; …Dan tiada merasa cukup dengan pemberianKu, maka silahkan menyembah selain diriKu”.

Taqdir baik dan buruk adalah pilar keberagamaan, tanpanya maka agama akan rusak berantakan. Karena itulah apapun yang sudah, sedang dan akan terjadi dibawah kendali Pemilik Taqdir, nikmati dan serahkan semua perkara hanya kepadaNya semata, tentunya setelah berusaha maksimal bukan berpangku tangan menanti belas kasihan.

Kelahiran, kematian, sehat, sakit, bahagia dan nestapa merupakan wujud lain dari sebuah taqdir setiap insan. Jika kita ridla dan ikhlas dengannya, kekal bahagia akan dirasakan. Man lam yardla biqadha’i (setiap orang yang tiada ridla dengan taqdirKu), walam yasykur bi Atha’i (tiada bersyukur dengan pemberianKu), fal yathlub rabban siwaya (maka silahkan cari Tuhan selain diriKu).

Wallahu a’lamu bi al-Shawab
Brunei Darussalam
17/12/2019

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA