Oleh: Sulastri K Mohala mahasiswi STAI Al aqidah Al hasyimiyah jakarta semester 2 Prodi: PGMI NIM : 232200005
Sinar5news.com Artikel tentang Aliran Jabariyah dan Qadariyah
A. Latar Belakang
Allah SWT adalah Tuhan yang maha kuasa, yang maha mengendalikan segala sesuatu. Dia lah pencipta alam semesta dan seisinya, jadi sudah sepatutnya Dia juga lah yang mengatur dan mengendalikan apa-apa yang ada di dalam nya. Namun dari pernyataan seperti ini timbul pertanyaan-pertanyaan yang menimbulkan perdebatan kontroversial.
Persoalan-persoalan mengenai kekuasaan Allah sebagai pencipta dalam mengendalikan segala sesuatu dan kekuasaan manusia dalam mengendalikan dirinya mengundang perspektif yang berbeda-beda dari manusia itu sendiri.Jika Allah memang maha mengendalikan segalanya, apakah berarti manusia tidak memiliki kuasa atas dirinya sendiri? Apakah perbuatan manusia baik perbuatan yang baik maupun yang buruk adalah kehendak dari Tuhan itu sendiri? Menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas, kaum Jabariyah dan Qadariyah memiliki perspektif dan sudut pandang yang berbeda dalam hal ini.
Kaum Jabariyah meyakini bahwa manusia adalah bagian dari ciptaan Allah jadi diatidak memiliki kuasa atas dirinya sendiri, manusia tidak memiliki kebebasan untuk berbuat sesuatu dengan semaunya. Dengan kata lain, perbuatan manusia adalah perbuatan Tuhan, tidak peduli perbuatan baik maupun perbuatan buruk.Namun Qadariyah memiliki keyakinan yang sebaliknya, kaum Qadariyah percaya bahwa manusia memiliki kebebasan dalam menentukan hidupnya sendiri, meskipun Allah telah menentukan takdir manusia tapi tenaga dan akal yang diberikan oleh Allah kepada manusia itu lah yang berpotensi mewujudkan semua perbuatan yang di inginkan oleh manusia, jadi manusia bertanggung jawab penuh atas perbuatannya sendiri.1
B. Pembahasan
1. Aliran Jabariyah
Jabariyah berasal dari bahasa Arab jabara yang berarti terpaksa atau pasrah. Sedangkan secara istilah, Jabariyah berarti perbuatanperbuatan manusia yang telah ditentukan qada dan qadar nya. Aliran Jabariyah berdiri pertama kali pada abad 2 Hijriyah dengan pencetusnya yang bernama Jahm bin Shafwan.
Aliran Jabariyah memiliki keyakinan bahwa manusia tidak memiliki kuasa adapun atas dirinya, semua perbuatan yang dilakukan manusia adalah bersumber dari Allah itu sendiri selaku pengendali seluruh alam semesta. Kaum Jabariyah memasrahkan segala perbuatan mereka pada Allah dan mengklaim bahwa manusia tidak memiliki kemerdekaan untuk mengontrol dirinya sendiri. Segala perbuatan yang baik maupun buruk yang dilakukan manusia adalah kehendak dari Allah. Jadi manusia tidak memiliki kewajiban untuk bertanggung jawab dalam tindakan baik dan buruk yang dilakukannya. Jabariyah memilih QS. Assaffat(37) : 96 sebagai landasan dasar keyakinan mereka.
Artinya : “Dan Allah menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat” (QS. As-Saffat :96)Meskipun begitu aliran Jabariyah terbagi menjadi dua golongan yaitu Jabariyah murni dan Jabariyah moderat. Jabariyah murni menolak keras bahwa manusia memiliki peran dalam perbuatan nya, semua perbuatan manusia berasal dari Allah. Sedangkan Jabariyah moderat mengakui bahwa memang perbuatan manusia berasal dari Allah tapi manusia juga memiliki peran dalam perbuatan yang dilakukan nya, manusia memiliki tenaga yang berpengaruh pada tindakan mereka.
2. Aliran Qadariyah
Qadariyah berasal dari bahasa arab yang qadara yang memiliki makna mampu dan kuat. Secara istilah, Qadariyah merupakan aliran yang meyakini bahwa segala bentuk perbuatan manusia tidak berasal dari Allah. Dengan kata lain, manusia memiliki kebebasan tersendiri dalam mengambil suatu tindakan. Qadariyah didirikan oleh Ma’bad al-Juhani di Bashrah, Iran pada 70 Hijriyah. Dengan ini bisa kita simpulkan bahwa aliran Jabariyah lebih dulu lahir sebelum Qadariyah.Qadariyah memiliki doktrin bahwa manusia memiliki kebebasan dan kemerdekaan dalam perbuatan nya. Perbuatan manusia tidak ada sangkut pautnya dengan Tuhan. Manusia memiliki kesadaran penuh dalam pengambilan setiap keputusan dan tindakan nya, dalam hal ini tindakan baik maupun buruk. Jadi manusia wajib bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukan nya, yang berarti manusia lah yang menentukan akhir hidup nya, manusia memiliki kebebasan penuh dalam memilih dan bertindak. Manusia wajib di hukum atas tindakan buruk yang dilakukan, begitu pun sebaliknya manusia berhak mendapatkan pahala atas tindakan baik yang dikerjakan. Aliran Qadariyah pun
memiliki landasan dasarnya sendiri dalam mempertahankan doktrin mereka.
Artinya: “Berbuatlah apa yang kamu kehendaki, sesungguhnya Ia melihat apa yang kamu perbuat”. (QS. Fussilat : 40)Dengan ayat ini, Qadariyah mengemukakan perspektif nya bahwa manusia sendiri yang bertindak atas kehendak dan kemauan mereka, manusia tidak dibatasi kehendak nya dalam berbuat, manusia itu sendiri yang mampu membatasi dirinya atau berbuat sesukanya tanpa ada unsur keterpaksaan di dalam nya. Allah hanya sebagai pengamat dan hakim yang akan memberi pahala maupun dosa tergantung dari perbuatan yang dilakukan manusia.
C. Kesimpulan
Aliran Qadariyah dan Jabariyah memiliki dua konsep takdir yang berbeda. Keduanya memiliki titik benar dan salah nya. Kaum Jabariyah meyakini bahwa manusia tidak memiliki kebebasan dan kemerdekaan seutuhnya dalam bertindak dan meyakini bahwa segala perbuatan manusia adalah ketetapan dari Tuhan. Hal ini tidak sepenuhnya salah, memang segala perbuatan manusia sudah ditetapkan oleh Allah sejak zaman azali, namun manusia tidak bisa melepas tanggung jawab begitu saja dan menyerahkan sepenuhnya perbuatannya atas nama Allah, karena manusia juga memiliki akal yang bisa digunakan untuk membedakan mana yang benar dan salah yang berpotensi mewujudkan segala kehendak yang di inginkan manusia itu sendiri.
Kaum Qadariyah sebaliknya, meyakini bahwa manusia memiliki kebebasan dan kemerdekaan dalam bertindak dan hal itu tidak ada campur tangan dari Tuhan. Hal ini juga tidak sepenuhnya benar, Karena dengan keyakinan semacam ini tanpa dibarengi oleh tanggung jawab dan moralitas manusia akan berdampak pada penyalahgunaan kebebasan individu yang anarki dan semena-mena