Nazham Batu Ngompal : Ucapan Hamdalah dan Shalawat

Nazham Batu Ngompal : Ucapan Hamdalah dan Shalawat

“TULISAN INI DI RANGKUM DARI BUKU MENGURAI ILMU TAJWID NAZHAM BATU NGOMPAL YANG DISUSUN OLEH TGH MUSLIHAN HABIB “

Setelah selesai penulisan kalimat Basmalah dan isti’anah, beliau melanjutkan goresan penanya ucapan hamdalah dan shalawat yang tertuang dalam susunan bait Nazham berikut ini:

كتا فقير يڠ مڠهرڤ رحمة توهن * (خَادِمُ طُلاَّبٍ بِنَهْضَةِ الْوَطَنْ)

Kata fakir yang mengharap rahmat Tuhan
(khadimu tullabin bi Nahdlatil Wathan)

الحمدلله دڠن (صلاة سلام) * اتس محمد ڤڠهولو (كل الانام)

Alhamdulillah dengan (shalat salam)
Atas Muhammad penghulu (kullil anam)

واله دان صحبتۑ يڠ (نجووم) * دان (تابعين) دان مسلمين دڠن عموم

(Wa’alihi) dan sahabatnya yang (nujum)
Dan (tabi’in) dan muslimin dengan umum

Di awal nazham ini,Maulana Syaikh menyatakan dirinya dengan sebagai orang yang faqir. Ungkapan ini menunjukkan sikap tawadldlu’ dan ketidakmampuan beliau dihadapan Allah SWT dalam segala hal. Sikap <aulana Syaikh ini merupakan tradisi para ulama terkemuka dalam menyusun sebuah karya. Dengan demikian tidak jarang diyemukan dalam kitab-kitab besar karya ulama-ulama terkemuka Dalam kitab-kitab ini. Semua itu menunjukkan sikap rendah diri dan tawadldlu’ kepada Allah SWT. Sebagai manusia yang “fakir”, beliau tidak hentinya mengharapkan rahmat dan kasih sayang Allah SWT.

Kalimat selanjutnya adalah khadimu thullabin bi Nahdlatil Wathan. Swcara Bahasa kalimat ini dapat diartikan sebagai pembantu murid-murid Nahdlatul Wathan.

Ia menyebut dirinya sebagai khadim(pembantu) karena seluruh waktunya sepanjang hari kehidupannya diisi dengan aktivitas mengajar dan berdakwah secara konsisten. Beliau tidak pernah merasa lelah dan capek mengajar murid dan jamaah Nahdlatul Wathan diseluruh Pulau Lombok. sehingga dalam tugas mengajar dan berdakwah ini,ia memiliki falsafah sendiri,yaitu”guru saya adalah matahahari”. Falsafah ini memiliki arti,bahwa tiada hari tanpa mengajar dan berdakwah,seolah bagaikan matahari yang terbit setiap hari tanpa berhenti bersinar.

Dalam bait nazham selanjutnya,Maulana Syaikh juga tidak lupa mengucapkan kata tahmid (Alhamdulillah),segala puji bagi Allah SWT yang diiringi shalawat dan salam yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penghulu kullil anam (selluruh umat manusia),juuga kepada keluarg dan para sahabatnya yang nujum serta seluruh kaum muslimin. Kata nujum merupakan bentujk jamak dari kata najm yang berarti bintang. Dalam hal ini,Maulana Syaikh menggambarkan para sahabat sebagai bintang-bintang yang bersinar dilangit sebagai hiasan dan petunjuk bagi manusia.

Ucapan tahmid yang diiringi dengan shalawat dan salam kepada Nabi Muuhammad SAW diawal sesuatu juga merupukan hal yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW. Hal ini merujuk kepada sebuah Hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA yang berbunyi:

“setiap urusan penting yang tidak diawali dengan ucapan hamdalah dan shalawat,maka urusan itu terputus,hilang berkahnya.”

Bersambung..

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA