Surya Jaya: PT. Tamada Pumas Abadi Alami Kerugian Miliaran Akibat Pembakaran dan Pengerusakan Hotel. Minta APH Serius Tangani Kasus Tersebut.

Surya Jaya: PT. Tamada Pumas Abadi Alami Kerugian Miliaran Akibat Pembakaran dan Pengerusakan Hotel. Minta APH Serius Tangani Kasus Tersebut.

Sinar5news.com – Lombok Timur – Kasus Pembakaran Layang-layang Resort milik PT.Tamada di Tampah Bole, Desa Serewe, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, telah mencederai dunia pariwisata Lombok Timur, NTB. Dari informasi yang dihimpun media ini, tidak sedikit wisatawan dan investor yang mengurungkan niatnya untuk datang berwisata dan berinvestasi di wilayah tersebut.

Direktur PT. Tamada Lombok Timur, Surya Jaya saat dikonfirmasi wartawan menjelaskan, bahwa pihaknya sangat peduli dengan masyarakat sekitar dan apa saja yang diinginkan masyarakat selama itu sesuai dengan kemauan perusahaan pasti dipenuhi.

Terkait akses jalan yang dikatakan menjadi persoalan dalam kasus tersebut, pihak perusahaan telah memenuhi keinginan masyarakat setempat.

“Untuk akses jalan masuk masyarakat, kan sudah kami buatkan sepanjang 650 meter kali 7 meter, itu sudah sangat lebar untuk ukuran jalan masuk masyarakat,”ungkapnya di Serewe, Jerowaru. Jumat (03/02/2023)

Surya Jaya mengaku merasa terganggu dengan seringnya oknum-oknum tertentu yang menghalangi Pembangunan hotel yang sudah dirintis bersama investor dari sejak tahun 2017 lalu.

“Untuk mengajak satu investor berinvestasi itu tidak gampang, seperti bagiamana saya mengajak owner PT. Tamada ini, lalu setelah mereka berminat dan benar-benar berinvestasi lalu kita bertindak seperti itu, bagaimana pariwisata kita akan maju kalau kita bersikap seperti ini,”keluhnya.

Untuk itu pihaknya berharap kepada Aparat Penegak Hukum (APH) untuk mengungkap dan menindak lanjuti laporannya sampai tuntas, karena sudah terlalu sering pihaknya diganggu.

“Kami berharap APH bersikap tegas terhadap kasus pembakaran hotel ini, karena kasus ini sudah viral dan berakibat patal, wisatawan tidak akan berani datang ke daerah kita, apalagi investor. Kalau tidak ada tindakan hukum maka semua kita akan rugi,”katanya.

Surya juga menambahkan jumlah kamar hotel yang dibakar ada delapan kamar dengan bahan-bahan bangunan yang berkualitas, sehingga pihak perusahaan mengalami kerugian sampai miliaran rupiah.

“Dari hitungan kami, baik dari biaya pembangunan hotel dan tembok yang dirusak, kerugian kami miliaran rupiah, dan rencana kami sebenarnya sehabis puasa akan kami bangun lagi 37 kamar hotel,” bebernya.

Sedangkan adanya isu, bahwa pihak perusahaan melarang masyarakat untuk menjemur rumput laut disepadan pantai dekat perusahaan dibantah oleh Surya Jaya.

“Kami tidak pernah melarang masyarakat menjemur rumput laut, cuman saya ingatkan masyarakat jangan menebang pohon yang sudah ditanam pihak perusahaan bersama masyarakat dan saya ingatkan untuk memelihara kebersihan pantai,”tuturnya.

Untuk membuat suasana pantai Serewe menjadi lebih indah dan hijau, perusahaan telah menanam pohon pelindung berupa pohon Cemara di sepanjang pantai serwe sampai pantai Cemara. Dan sekarang kami sedang coba tanam pohon Qurma yang saat ini sudah mulai mengembang.

“Dulu dikawasan ini, kering kerontang, tak satupun tumbuh pohon pelindung yang ada. Lalu kita berikhtiar untuk membuat kawasan itu menjadi hijau dan indah. Tetapi tanaman pelindung itu sekarang sudah habis dimakan kerbau,”katanya.

Intinya menurut Surya Jaya, PT. Tamada sangat perhatian dan mengakomodir keinginan masyarakat. Bahkan pihak perusahaan meskipun belum beroperasi selalu berkontribusi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

Sementara itu Promotor dan Pemerhati Pariwisata NTB, Erwin Hidayat,SH saat dikonfirmasi tentang insiden tersebut, sangat menyayangkan kejadian pembakaran Layang-layang Resort milik PT. Tamada yang baru saja membangun hotel di Serewe. 

Menurut Erwin Insiden tersebut telah mencederai dunia pariwisata Lombok Timur, sehingga mengakibatkan beberapa investor yang sudah positif berinvestasi membatalkan rencana investasinya.

“Sebenarnya pada Minggu ini, ada investor yang akan saya dampingi dan positif akan berinvestasi, tapi gara-gara insiden pembakaran hotel ini, dia sudah kontak saya untuk membatalkan investasinya,”jelasnya. 

Tidak itu saja kata Erwin, ada juga beberapa tamu atau wisatawan dari Jepang dan Korea yang mau menginap untuk menyaksikan acara adat Even Bau Nyale dan WSBK yang merupakan even internasional terpaksa mereskedul jadwal berliburnya.

“Beberapa rekan dan teman saya dari luar negeri yang sebelumnya sudah konfirmasi untuk nginap di Lombok timur akhirnya berpikir ulang dan jadwalkan ulang lagi agenda tersebut,”ungkapnya.

Untuk itu Erwin selaku pemerhati pariwisata berharap kepada pihak APH, agar menangani kasus tersebut sampai tuntas, untuk memulihkan citra pariwisata Lombok Timur. 

“Kalau insiden pembakaran hotel ini tidak diproses hukum sampai tuntas, maka investor dan para wisatawan akan takut datang ke daerah kita ini. Sementara kedepan NTB wabil khusus Lombok Timur Pariwisata akan menjadi andalan kita untuk mendongkrak perekonomian masyarakat kita kedepannya,”pungkasnya.(red)

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA