Renungan Subuh Ibu Tua dan Sholawat Nabi

Renungan Subuh Ibu Tua dan Sholawat Nabi

Entah kenapa di awal tahun baru ini, saya ingin menulis kisah yang saya dapatkan dari sebuah buku—maaf— lupa judul bukunya, namun kisah ini in syaa Allah bisa memberikan pencerahan untuk kita, wabil khusus yang menulis renungan..amiin

Hampir setiap hari ibu tua ini solat Asar di masjid raya sepulang dari berdagang. Dan kebiasan beliau, selepas solat selalu memunguti dedaunan sampah yang berserakan di halaman masjid. Setiap hari beliau melakukannya. Sehingga pas satu saat, sang Kiayi, Imam masjid tersebut melihat , Kiayi lalu memerintahkan merbot masjid agar besok sebelum ibu tersebut memunguti sampah, halaman masjid sudah harus bersih, tidak ada lagi ada sampah dedaunan. Singkatnya kiyai ingin jangan sampai ibu tua tersebut memunguti sampah yang berserakan di halaman masjid..

Esok harinya seperti biasa si ibu tua selepas solat Asar ia berniat memunguti sampah, tapi betapa terkejutnya ia saat halaman masjid sudah bersih tanpa ada sepucukpun dedaunan yang menjadi langganannya untuk dipungut. Melihat hal tersebut ibu ini menangis dengan sedu sedan yang tidak tertahankan. Kiayi yang melihat ibu tua ini menangis, menghampirinya dan bertanya:
Kiyai : Kenapa ibu menangis, bukankah halaman sudah bersih. Jadi ibu sudah tidak perlu repot-repot memunguti sampah lagi. Jadi ibu tidak capek…kok malah sedih.”
Ibu : Pak Kiayi.. Bukan kenapa napa…Kulo sedih karena amalan tambahan saya jadi hilang pak kiyai. Kulo ini hamba yang biasa-biasa saja pak kiyai dalam ibadah….sholat ya hanya yang wajib tok, sholat Sunnah kadang-kadang saja…apalagi puasa sunnah dan sedekah. Jadi amal ibadah kulo ya masih sedikit dan biasa saja. Makanya kulo sedih, karena kulo setiap mungut daun-daun sampah tersebut selain kulo bantu membersihkan masjid, kulo juga sambilan baca sholawat Nabi..kiayi… ya mugo-mugo dengan sholawat Nabi tersebut kulo memperoleh syafaat dari Kanjeng Nabi nanti. Karena amal ibadah kulo tidak seperti orang-orang apalagi seperti jenengan kiayi.”

Subhanallah…kisah yang menohok kesadaran jiwa.. betapa terkadang kita terjebak dalam pandangan bahwa ibadah yang kita lakukan sudah oke punya, padahal belum apa-apa. Kisah di atas paling tidak memberikan kita pencerahan: Pertama, Dalam beribadah hendaknya kita tidak memandang tinggi amal ibadah yang kita lakukan sehingga kita berpuas diri, dan hendaklah memandang kepada orang yang lebih taat sehingga kita termotivasi untuk memperbaiki diri dan meningkatkan ketaatan kita. Dalam satu hadits sebagaimana dikutip dalam kitab *Nashaih al-‘Ibad- dijelaskan bila kita melihat memandang orang yang lebih tinggi dalam masalah agama lalu mengikutinya dan memandang orang yang dibawahnya dalam urusan dunia lalu kita memuji atas kelebihan yang Allah anugerahkan maka akan diicatat sebagai orang yang bersyukur dan penyabar (HR. al-Tirmizi dikutip dari kitab *Nashoih al-‘Ibad*, Bab al-Tsuna-iy, Maqolah ke 25).
Dalam hadits lain dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu, ia mengatakan, ketika aku dan Rasulullah SAW keluar dari masjid, kami menemui seseorang di gerbang masjid dan ia bertanya:

يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَعْدَدْتَ لَهَا فَكَأَنَّ الرَّجُلَ اسْتَكَانَ ثُمَّ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَعْدَدْتُ لَهَا كَبِيرَ صِيَامٍ وَلَا صَلَاةٍ وَلَا صَدَقَةٍ وَلَكِنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ قَالَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

‘Ya Rasulallah, kapan hari kiamat tiba? ‘ Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab; apa yang telah kau persiapkan? Rupanya orang tadi berusaha menenangkan diri lantas mengatakan; ‘Ya Rasulullah, saya tidak mempersiapkannya dengan banyak puasa, banyak shalat dan banyak sedekah, hanya aku cinta Allah dan rasul-NYA, ‘ maka Nabi bersabda; ‘Engkau bersama orang yang kau cintai’. {HR. Bukhari).

Dan bukankah salah satu cinta Rasulillah SAW adalah dengan sering menyebut nama beliau dengan membaca sholawat Nabi sebagaimana ibu ttua di atas. Karenanya pencerahan kedua yang kita dapatkan dari kisah di atas adalah membiasakan diri untuk membaca sholawat Nabi Muhammad SAW. Mumpung masih di awal tahun baru mari kita biasakan membaca sholawat Nabi. Bukankah sering kita mendengar ceramah guru-guru kita, bahwa amal ibadah yang Allah perintahkan dan Allah juga melakukannya adalah sholawat Nabi. Berbeda dengan amal ibadah yang lain, Allah hanya memerintahkan saja, seperti sholat atau puasa. Disamping itu dengan membaca sholawat Nabi kita juga akan mendapatkan manfaatnya. Jangan sampai kita termasuk dalam kategori orang yang disebut oleh Nabi SAW dalam hadits berikut ini:

أن النبي صلى الله عليه وسلم صعد المنبر فقال : (آمين آمين آمين) قيل: يا رسول الله إنك حين صعدت المنبر قلت: آمين آمين آمين قال: (إن جبريل أتاني فقال: من أدرك شهر رمضان ولم يغفر له فدخل النار فأبعده الله قل : آمين فقلت: آمين ومن أدرك أبويه أو أحدهما فلم يبرهما فمات فدخل النار فأبعده الله قل : آمين فقلت: آمين ومن ذكرت عنده فلم يصل عليك فمات فدخل النار فأبعده الله قل : آمين فقلت: آمين

Bahwasannya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam naik ke Mimbar dan berkata: Amiin, amiin, amiin. Lalu dikatakan kepada beliau: Wahai Rasulullah, (mengapa) engkau naik ke Mimbar dan berkata: Amiin, amiin, amiin.
Rasulullah pun berkata: Jibril datang kepadaku dan berkata: Jika Ramadhan datang dan seseorang tidak diampuni, dia akan masuk neraka dan Allah akan jauh melemparkannya. Maka katakanlah: Amiin! Aku pun berkata Amiin.
Dia (Jibril) berkata: Wahai Muhammad, jika kedua atau salah satu orang tua seseorang masih hidup dan dia tidak menghormati mereka lalu dia mati, dia akan masuk neraka dan Allah akan jauh melemparkannya. Maka katakanlah: Amiin! Aku pun berkata Amiin.
Dia (Jibril) berkata: Jika kamu disebutkan di hadapan seseorang dan dia tidak mengirim berkah kepadamu (bershalawat) dan dia mati, dia akan masuk neraka dan Allah akan jauh melemparkannya. Maka katakanlah: Amiin! Aku pun berkata Amiin.
(HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban).
Disamping itu, hendaknya kita malu bila dikategorikan Rasulullah SAW sebagai orang yang kikir.

الا أخـبركـم بأبخـل الناس ؟ قـالـوا بلى يا رسـول الله قال من ذكـرت عـنده فـلم يصلى فذلك أبخـل الـنـاس

“Maukah kalian saya kabarkan tentang orang yang dipandang sebagai manusia yang paling kikir? Para sahabat menjawab : Baik… ya Rasulallah. Maka Rasul-pun bersabda : Orang yang ketika disebut namaku dihadapannya, ia tidak bershalawat kepadaku, itulah manusia yang paling kikir.” (HR. al-Tirmidzi).
Lalu kapan kita diwajibkan dan disunnahkan membaca sholawat nabi dan apa faidah serta manfaatnya. In syaa Allah akan kita bahas besok dengan mengutip dari kitab *al-Sholatu ‘ala al-Nabi SAW Ahkamuha Fadhailuha wa Fawaiduha*.
Wallahu a’lam bi al-Showab.
Semoga Bermanfaat.
*Salam Bahagia dari Ahmad Rusdi* (Renungan Subuh ke 65, 21082020)

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA