PENTINGNYA MANAJEMEN KEUANGGAN DI AMBANG RESESI EKONOMI AKIBAT COVID-19

PENTINGNYA MANAJEMEN KEUANGGAN DI AMBANG RESESI EKONOMI AKIBAT COVID-19

Oleh: Muhip Abdul Majid (Ketua PPI UTeM & Kandidat Master of Technologi Inovasi Keusahawanan UTeM)

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa dampak dari pandemi Covid-19 menyebabkan kondisi ekonomi di berbagai negara terpuruk, salah satunya adalah negara Indonesia. Kondisi ekonomi Indonesia pada saat ini berada di ambang resesi karena pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 dilaporkan minus, di angka 5,32 persen. Pada tanggal 1 September 2020, Peresiden Joko Widodo mengatakan, jika pada kuartal III 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali minus, maka kita akan mengalami resesi. “Kalu kita masih berada pada posisi minus, artinya kita masuk resesi,” Kata Peresiden Jokowi saat memberi pengarahaan pada para gubenur lewat konferensi video dari Istana Kepresidenan, Bogor, seperti diberitakan media Kompas.com, Selasa (1/9/2020). Peresiden berharap, pertumbuhan ekonomi Indonesia bangkit pada kuartal III 2020.
Namun melihat kondisi data tematik yang di muat oleh media covid19.go.id, perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia pada 1 oktober 2020, kasus positif berjumlah 291.182, sembuh 218.487 dan meninggal 10.856. Dari data ini kita dapat melihat kasus masyarakat yang terkena Covid-19 meningkat terus menerus khususnya di daerah-daerah perkotaan seperti di DKI Jakarta. Sehingga saat sekarang ini, gubenur DKI Jakarta Anis Baswedan pun kembali memberlakukan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) di wilayah pemerintahanya DKI Jakarta. Dengan kondisi kasus Covid-19 yang terus menigkat ini juga, Peresiden Joko Widodo memperpanjang kembali masa pembatasan sosial atau ‘Physical Distancing’. Keputusan seperti ini secara tidak langsung memberikan dampak kepada tatanan kehidupan masyarakat khususnya masyarakat yang mendapatkan penghasilan dari sektor-sektor ekonomi seperti UMKM, pembisnis dan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia.

Dengan demikin banyak para pengamat ekonomi Indonesia berpendapat bahwa resesi ekonomi kuartal III mau tidak mau sudah di ambang pintu, karna aktifitas ekonomi semakin kendor. Sehingga banyak perusahaan-perusahaan dan UMKM terpaksa mengambil sikap dengan memotong gaji karyawan bahkan ada jugak perusahaan-perusahaan besar yang melakukan PHK secara besar-besaran terhadap para pekerjanya. Hal ini secara tidak langsung memberikan dampak bagi keuanggan financial peribadi atau rumah tangga warga masyarakat Indonesia.
Maka dari itu ilmu manajemen keuanggan untuk masyarakat yang terdampak virus Covid-19 sangat penting, guna untuk melangsungkan kehidupan yang layak saat ini dan di masa depan. Manajmen keuanggan disini bermakna bahwa bagaimana kondisi saat sekarang ini kita bisa mengatur cara membelanjakan harta yang kita miliki secara proporsional, membelanjakan harta yang kita miliki sesuai dengan kebutuhan saat ini dan tidak menghambur-hamburkan rizki yang sudah diberikan oleh Tuhan. Dalam Al-Quran sudah secara jelas diperintahkan oleh Allah SWT yang artinya: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelajar itu) di tengah-tengah antara yang demikian”. (Q.S. Al-Furqon/25:67). Maka dari petikan tafsir ayat Al-Qur’an ini kita bisa menarik dua cara penting untuk mengatur keuangan yang kita miliki di masa pandemi Covid-19 ini yaitu:

Cara pertama adalah kita harus membuat skala prioritas pengeluaran. Menentukan skala prioritas ini bisa digunakan dengan memilih mana yang sifatnya kebutuhan dan mana yang sifatnya keingginan. Di Masa ambang resesi saat ini sebaiknya mendahulukan kebutuhan yang benar-benar dibutuhkan. Sedangkan untuk keinginan sebaiknya ditunda dulu hingga kondisi ekonomi betul-betul normal kembali. Kedua, carilah peluang usaha untuk menambah pendapatan. Seperti peluang usaha yang dibutuhkan di masa Covid-19 ini, mulai dari usaha jualan makanan secara online, masker, Alat Pelindung Diri (APD), frozen food, atau pun usaha-usaha kuliner lainya. Kemudian khusus untuk masyarakat yang pemasukan tiap bulanya tidak terkena dampak Covid-19 harus banyak-banyak bersyukur karena otomatis kondisi keuanggan kita baik-baik saja. Maka dari itu alangkah baiknya kondisi saat ini adalah waktu paling tepat untuk menigkatkan kesolehan sosial yang ada pada diri kita, dengan cara berbagi kepada warga masyarakat yang ada dilingkugan sekitar kita yang terkena imbas Covid-19.

Kemudian selain itu kita dapat membuat alokasi pos dana darurat dan investasi. Dana darurat atau emergency fund adalah dana yang diperuntukkan untuk situasi-situasi darurat. Ibu Murniati Mukhlisin dalam sakinah financial mengatakan bahwa, dana darurat dapat dikumpulkan dengan cara mengalokasikan 10-30% dari pemasukan tiap bulanya. Selain itu idealnya dana rumah tangga sebanyak 6-9 kali pengeluara rutin. Setelah dana darurat sudah terkumpul maka hal selanjutnya yang dilakukan dalam manajemen keuanggan di tenggah resesi ekonomi akibat pandemi Covid-19 adalah investasi. Investasi dapat dilakukan di tempat yang sudah jelas hukum halal dan haramnya, misalnya di SANTARA, Dinaran, lembaga keuanggan miliknya Mas Mardigu wowik kemudian bisa juga di saham syariah, reksa dana syariah atau pun peroduk-peroduk investasi syariah lainya. Oleh karena itu kita harus yakin dan terus optimis bahwa dibalik musibah Pandemi Covid-19 ini pasti ada rahmat dan pelajaran yang terkandung didalamnya. Sikap yang harus tetap ada pada diri kita di masa-masa pandemi saat ini adalah jangan pernah berhenti untuk berdoa dan berikhtiar untuk mencari rizki yang sudah di turunkan ke bumi oleh Allah SWT.

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA