Oleh : Abu Akrom
Hari ini Ahad, 21 Februari 2021 merupakan hari bahasa ibu yang diperingati secara Internasional di seluruh di dunia. Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional sebagaimana yang penulis kutip dari laman Wikipedia ini dinyatakan sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional oleh UNESCO pada tanggal 17 November 1999.
Hari Bahasa Ibu Internasional berasal dari pengakuan internasional terhadap Hari Gerakan Bahasa yang dirayakan di Bangladesh. Resolusi bahasa internasional ini disarankan oleh Rafiqul Islam, seorang Bangli yang tinggal di Vancouver, Kanada. Ia menulis surat kepada Kofi Annan pada tanggal 9 Januari 1998, memintanya untuk mengambil langkah untuk menyelamatkan bahasa dunia dari kepunahan dengan mendeklarasikan Hari Bahasa Ibu Internasional (International Mother Language Day). Akhirnya dipilihlah tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional karena pada tanggal tersebut, Bangladesh mengalami pembunuhan pada tahun 1952 dalam memperjuangkan bahasa Bangli di Dhaka.
Bagi kita, ibu adalah segala-segalanya dalam hidup. Kita tidak akan bisa berbicara dan melakukan komunikasi dengan siapapun, kecuali karena ada peran ibu yang selalu mengajak bicara dengan bahasa yang lembut, santun dan menyentuh dari pertama kita lahir sampai kita bisa bicara dengan sendirinya.
Tentu ini adalah jasa besar seorang ibu yang tidak dapat kita pungkiri. Itulah ibu dengan segala kesabaran dan kasih sayangnya walaupun dalam keadaan lelah dan capek, ketika bertemu anaknya yang masih bayi selalu disapa dan mengajak bicara penuh semangat, padahal bayi tersebut tidak bisa berkata apa-apa selain senyum atau menangis sebagai suatu isyarat/tanda bahwa bayi tersebut merespon apa yang dibicarakan ibunya.
Karena demikian besar jasa seorang ibu dalam segala apapun termasuk dalam mengajarkan bahasa ini, maka kita sebagai seorang anak wajib berterimakasih, berbakti dan menjaga perasaannya. Jangan sampai kita melakukan hal-hal yang dapat menyakiti hatinya dan melukai perasaannya. Sejujurnya, kalau seandainya orang tua khusunya ibu kita tidak aktif mengajak dan mengajarkan kita berbahasa dari sejak bayi, maka kita tidak akan pernah bisa berucap walau satu huruf saja. Tapi itulah karena besarnya rasa cinta dan sayang kepada anaknya, ibu kita sangat sabar mengajak kita berbicara dengan segala macam ucapan yang bermanfaat untuk kebaikan anak tersebut. Inilah bukti bahwa ibu kita benar-benar peduli terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak-anaknya, demi masa depan mereka yang lebih baik.
Tetapi kenyataannya banyak kita melihat ketika mereka itu sudah besar dan pandai berbicara, teganya menyakiti hati orang tua dengan berkata kasar, membentak dan melawan dengan sikap yang tidak terpuji. Sungguh anak tersebut tidak tahu berterima kasih dan membalas budi baik dari orang tua mereka sendiri. Padahal menurut hadits Nabi bahwa surga berada di telapak kaki ibu. Bagi siapapun yang berani durhaka kepada ibunya, sama artinya membuang tiket masuk ke surga dan rela dicampakkan ke dalam neraka, na’udzubillah. Semoga kita tidak termasuk golongan orang yang durhaka kepada orang tua. Mari kita doakan semoga orang tua kita terutama ibu, diampuni segala dosanya, disehatkan badannya, dibanyakkan rizkinya dan dikuatkan imam dan Islamnya. Aamiin
Direktur media SinarLIMA (Sinar5News.com) beserta segenap kru, mengucapkan “Selamat Hari Bahasa Ibu Internasioanl 21 Februari 2021” dengan motto “Bersama Ibu kita lestarikan bahasa komunikasi untuk membangun peradaban dunia yang maju dan berbudi pekerti”.
Bekasi, 9 Rajab 1442 H/21 Februari 2021 M