Menyikapi Korona Dengan Pancasila, Sila Pertama

Menyikapi Korona Dengan Pancasila, Sila Pertama

Penyebaran Corona yang kian meluas diberbagai negara semakin menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran terhadap berbagai kalangan. Khawatir terhadap kesehatan, perekonomian dan kelangsungan hidup, semakin diperlihatkan oleh manusia dari berbagai kalangan dan berbagai negara.

Berbagai tempat keramaian ditutup, sebagian desa dan kota diisolasi, dan berbagai kegiatan dihentikan, sehingga berakibat kepada lumpuhnya perekonomian disebuah daerah bahkan di berbagai negara. Hal ini tentu akan menimbulkan keresahan dalam diri masyarakat.

Bahkan Indonesia yang pada awalnya aman dari virus corona, sekarang sudah mulai merasakan kekhawatiran yang sangat, apalagi setelah ditemukan beberapa masyrakat yang sudah terkena corona. Kekhawatiran tersubut ditandai dengan sudah mulainya pemerintah menutup berbagai tempat keramaian di daerah sekitar wilayah DKI Jakarta dan meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah selama dua minggu.

Antisipasi corona dengan mengisolasi sebagian daerah atau kampung adalah cara umum yang sudah diterapkan oleh berbagai negara yang lebih dahulu terkena corona, seperti negara Cina dan beberapa negara lainnya.

Pengisolasian adalah salah satu cara untuk antisipasi corona, namun kita sebagai negara yang memiliki asas yang kuat dan luar biasa jangan sampai melupakan butir panca sila, sila pertama ketuhanan yang maha esa. Sila pertama mengisyaratkan kepada rakyat Indonesia untuk selalu menggantungkan segala keadaan dan aktivitasnya kepada tuhan yang maha pencipta.

Pancasila merupakan salah satu pembada Indonesia dengan negara yang lain. Maka apapun yang dihadapi oleh Indonesia pada prinsipnya tidak boleh terlepas dari asas negaranya pancasila.

Mengacu kepada sila pertama ketuhanan yang maha esa, maka dalam menghadapi corona seharusnya pemerintah yang memiliki wewenang yang kuat menggencarkan masyarakat untuk kembali tuguh kepada ajaran agama yang dianutnya dan memerintahkan rakyatnya untuk lebih meningkatkan pengamalan agamanya. Dan khusus bagi orang Islam untuk selalu melakukan qunut nazilah (qunut karena adanya bencana) disetiap selesai melaksanakan shalat berjamaah. Disamping qunut nazilah, ada baiknya bagi masyrakat muslim diperintahkan juga untuk sering mengadakan istigosah (mohon pertolongan dan perlindungan untuk Indonesia).

Indonesia sangat menjunjung tinggi agama dan nilai yang terkandung didalamnya. Oleh karena itu beragama bagi rakyat Indonesia adalah wajib. Artinya tidak boleh menjadi WNI kalu tidak beragama (komunis). Ini semua menunjukkan bahwa agama memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Memerhatikan begitu penting kedudukan agama di Indonesia, menjadikannya semakin menambah keyakinan, bahwa penanganan corona tidak bisa terlepas dari solusi secara agama. Isolasi daerah itu adalah salah satu solusi yang baik, dan menambahkan ikhtiar tersebut dengan melibatkan kontribusi agama itu akan lebih baik.

Bila dikaji lebih mendalam tentang virus corona, maka akan kita temukan pangkal semuanya bermuara kepada tuhan yang maha pencipta. Dialah yang menciptakan segala sesuatu yang ada, maka sebagai pencipta pasti lebih tahu segala kelemahan terhadap apa yang diciptakan. Maka melibatkan agama dalam penanganan corona adalah solusi yang sangat tepat.

Pancasila merupakan asas negara yang harus dijunjung tinggi, oleh karena itu maka berbagai bentuk kebijakan pemerintah tidak keluar dari bingkai pancasila. Termasuk dalam penanganan corona di Indonesia, sila pertama dari pancasila merupakan salah satu solusi terbaik dalam mengatasi corona. Fath.

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA