Majelis taklim Al Abrar Nahdlatul Wathan, pengajian tutup sementara

Majelis taklim Al Abrar Nahdlatul Wathan, pengajian tutup sementara

Penutupan pengajian sementara majelis taklim Al – Abrar Nahdlatul Wathan Jakarta pada 11/3/23 berjalan dengan lancar dan sangat baik.

Rangkaian acara penutupan disusun dengan acara yang sangat sederhana, akan tetapi mengandung makna yang begitu berkesan dan menyenangkan.

Acara penutupan diawali dengan pembacaan HIZIB Nahdlatul Wathan, kemudian ditutup dengan Asmaul Husna dan pembacaan do’a. Setelah itu acara dilanjutkan kepada pembacaan rawi kisah maulid Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Pembacaan rawi oleh ibu Majelis taklim Al Abrar Nahdlatul Wathan Jakarta

Lantunan pembacaan rawi kisah maulid Nabi besar Muhammad shallallahu alaihi wasallam oleh para ibu-ibu majelis taklim Al-abrar, menjadikan suasana penutupan pengajian sementara terasa semakin khidmat. Untuk video pembacaan  Rawi oleh ibu – ibu majelis taklim Al Abrar Nahdlatul Wathan KLIK DISINI.

Usai pembacaan rawi maulid Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, acara dilanjutkan kepada pengajian dan sekaligus penutupan yang diisi oleh Ust. Sugi. Acara ini merupakan salah satu acara inti dalam penutupan pengajian sementara.

Berbagai hal yang disampaikan dalam pengajian tersebut adalah menyangkut tentang perlunya mengadakan persiapan  menghadapi bulan suci Ramadan yaitu dengan muhasabah diri terhadap berbagai macam keadaan yang telah dilalui.

Ustadz Sugi mengingatkan kepada jamaah untuk memperhatikan kembali terhadap puasa yang telah dilakukan tahun lalu, apakah masih ada yang tersisa belum di qhada’. Jika masih ada yang tertinggal, maka sebaiknya di qhada’ terlebih dahulu sebelum masuk bulan suci Ramadan ini. Karena, jika tidak di qadha’ sampai melewati Ramadan ini, seseorang akan dikenai kewajiban qhada’ dan fidyah puasa.

Penting juga untuk membiasakan diri dengan hal-hal yang baik, supaya ketika masuk bulan suci Ramadan, perbuatan yang baik tersebut akan otomatis menjadi kebiasaan pada bulan suci Ramadhan. Jelas Ust. Sugi.

Ust. Sugi juga mengingatkan tentang muhasabah diri, apakah dalam perjalan hidup yang sudah berlalu telah menerapkan dua langkah yang diajarkan agama dalam menyikapi kehidupan, yaitu langkah sabar dan syukur.

Langkah sabar dan syukur ini sudah teruji kehebatannya dan sudah diterapkan oleh para Nabi dan Shalihin sehingga mereka bisa berhasil dalam langkah dakwahnya. Nabi Sulaiman banyak bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan, sehingga menjadikannya menjadi seorang penguasa dan Nabi yang kaya raya, berwibawa dan disegani. Sedangkan Nabi Ayub diuji oleh Allah dengan berbagai macam ujian, mulai dari ujian jasmani (kulitnya rusak), sampai kepada ujian anak dan hartanya yang binasa. Semua dihadapi dengan sabar, sehingga Allah mengembalikan kembali anak dan kekayaannya. Terang Ust. Sugi.

Usai acara inti yaitu pengajian, Acara penutupan pengajian sementara ditutup dengan photo bersama, ramah tamah makan bersama. Insya Allah, pengajian akan dibuka kembali setelah lebaran.

Oleh : Muhammad Fathi 

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA