Allah Subhanahu wa ta’ala mencela perilaku ghibah, bahkan menyamakan sikap tersebut sebagai memakan daging bangkai teman sendiri. Sementara Rasulullah sallallahu ‘Alaihi wasallam bersabda; Setiap muslim dengan muslim lainnya, haram baginya (mengalirkan) darah, haram baginya mengambil harta saudaranya dan haram pula menistakan kehormatan saudaranya.
Dalam ucapan lain Rasulullah menegaskan bahwa perilaku ghibah lebih berbahaya disisi Allah daripada perbuatan zina, karena perilaku zina jika bertobat, maka Allah akan mengampuninya, sedangkan pelaku ghibah tidak akan diampuni Allah, jika belum dimaafkan oleh orang yang dighibahnya.
Seorang wanita telah datang menghadap Rasulullah, lalu setelah keluar dari rumah Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam, Sayyidatuna ‘Aisyah berkata tentang dirinya; ”Alangkah pendeknya orang itu, mendengar ucapan siti ‘Aisyah Rasulullah bersabda; engkau telah berghibah wahai ‘Aisyah.
Dikatakan bahwa; apakah hikmahnya Allah menciptakan makhluknya ada yang dapat berbicara dan ada pula yang tidak mampu berbicara?. Maka ketahuilah, ketika Allah menciptakan Nabi Adam Alaihissalam dan diperintahkan kepada seluruh Malaikat untuk bersujud (memberi penghormatan) kepadanya, maka seluruh Malaikat melakukannya kecuali Iblis, karena sikap pembangkangnya Iblis dilaknat oleh Allah dan dikeluarkan dari Surga, lalu Iblis diturunkan ke dunia yakni di tepi pantai dan makhluk lain yang pertama kali dilihatnya ialah ikan dan Iblis menceritakan terkait penciptaan Nabi Adam, dan ia berkata kepada ikan; sesungguhnya dia akan memancing kami dan mengambil segala isi lautan dan daratan. Lalu ikan menyampaikan berita “ucapan” Iblis kepada seluruh isi lautan dan daratan, maka Allah ambil kemampuan bicaranya.
Di ceritakan dari Amr bin Dinar, terdapat satu lelaki memiliki seorang saudara perempuan, lalu saudaranya sakit, maka ia mendatanginya, setelah beberapa lama saudara perempuannya meninggal, lalu dikuburkannya. Setelah mereka pulang dari kubur, lalu tersadar bahwa kantong dinar yang dibawanya terjatuh dalam kubur adiknya.
Seorang lelaki penggali kubur diminta untuk mengambil kantong tersebut dengan menggali kembali kubur saudara perempuannya, dengan rasa penasarannya ia pun membuka liang lahat dimana adiknya disemayamkan, lalu ia mendapatkan bahwa adiknya terbakar, badannya tak lagi bersih melainkan hitam seperti arang. Lalu ia pun pulang dan bertanya kepada ibunya, dosa dan kesalahan apakah yang telah dilakukan oleh saudara perempuannya sehingga jasadnya terbakar. Ibunya berkata; adikmu mempunyai kebiasaan setiap malam pergi dan menempelkan telinganya ke setiap pintu rumah orang untuk mencuri pendengaran lalu ia sebarkan apa-apa yang didengarkannya kepada orang lain. Maka inilah sebab jasadnya terbakar.