KHUTBAH JUMAT EDISI, 14 FEBRUARI 2020 “JAGALAH LIDAHMU”

KHUTBAH JUMAT EDISI, 14 FEBRUARI 2020 “JAGALAH LIDAHMU”

بِسْمِ اللهِ وَبـِحَمْدِهِ, اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفٰى ، وَسَلاَمٌ عَلٰى عِبَادِهِ الَّذِيْنَ اصْطَفٰى. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلٰى يَوْمِ الدّيْن اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ, اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

اَللّٰهُمَّ اَصْلِحْ اُمَّةَ مُحَمَّدٍ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَفَرِّجْ عَنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَارْحَمْ اُمَّةَ مُحَمَّدٍ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَانْشُرْ وَاحْفَظْ نـَهْضَةَ الْوَطَنِ فِى الْعَالَمِيْنَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

Kaum muslimin sidang jamaah jumat yang berbahagia, Rahimakullah.

Puji dan syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah Robbul’izzati, pada kesempatan Jumat ini kita dapat melaksanakan kewajiban kita sebagai seorang muslim yaitu shalat Jumat secara berjamaah di masjid yang kita cintai ini. Shalawat dan salam marilah kita sampaikan kepada uswatun hasanah kita yaitu baginda nabi besar Muhammad SAW. Juga kepada segenap keluarga dan sahabatnya, semoga kelak di hari kiyamat, kita semua yang hadir di masjid ini mendapatkan syafaat dari beliau. Aamiin yaa Robbal ‘aalimiin.

Mengawali khutbah singkat pada kesempatan ini, sebagaimana biasa khatib berwasiat kepada diri saya dan kepada seluruh jamaah, marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa yaitu melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Kaum muslimin sidang jamaah jumat yang berbahagia, Rahimakullah.

Hampir seluruh waktu umat manusia di muka bumi ini menggunakan lidahnya untuk berbicara tentang apa saja. Lidah adalah alat yang paling efektif untuk menyampaikan berbagai hal yang dibutuhkan dalam hidup. Banyak sekali manfaat yang didapatkan dari lidah. Dengan lidah akan disampaikan berbagai program untuk kebaikan dan kemajuan bersama. Dengan lidah akan terbangun komunikasi yang intens di tengah kehidupan. Dengan lidah terbentuk peradaban manusia yang megah dan monumental.

Banyak orang sukses karena kepandaiannya menggunakan lidah. Seorang pembawa acara (host) menjadi terkenal dan kaya, karena kepandaiannya menyusun kata-kata yang rapi, bersemangat dan menarik sehingga acara berlangsung khidmat dan sukses. Seorang pujangga dengan kata-katanya mampu membius para audiens, karena keindahan puisi/syairnya. Seorang penceramah tampil memukau dan disenangi oleh orang banyak, karena kepiawaiannya menyampaikan materi ceramah. Seorang guru yang pandai mengolah kata-katanya, membuat murid menjadi patuh, semangat dan kreatif.

Itulah kehebatan lidah dengan segala multi fungsinya. Bagi orang yang matang akal dan kedewasaannya akan mampu menggunakan lidahnya untuk sesuatu yang berarti. Tetapi sebaliknya, bagi orang yang picik akalnya dan rendah tingkat kedewasaannya akan menggunakan lidahnya secara sembarangan. Digunakan untuk bergibah, memfitnah, berbohong dan mengadu domba. Na’uudzubillaah.

Banyak sekali kita melihat orang-orang tidak pandai menjaga lidahnya, sehingga muncullah berbagai keburukan tersebar di masyarakat. Adanya salah paham, perkelahian, tidak bertegur sapa bertahun-tahun, hubungan tidak harmonis dan komunikasi menjadi macet. Itu semua terjadi karena mereka tidak pandai menjaga lidahnya. Saking pentingnya menjaga lidah sampai-sampai menjadi alat ukur bagi keimanan seseorang. Nabi kita bersabda;

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)

Nabi kita Muhammad SAW paham betul dampak bahaya dari lidah yang tidak terkontrol, sehingga mengaitkan dengan keimanan seseorang. Jangan sampai nilai iman kita hancur karena lidah kita sendiri. Orang hidup mulia dan terhormat karena lidahnya berbicara penuh kesopanan, sebaliknya orang hidup hina dan tidak terhormat karena lidahnya kotor berbicara penuh hinaan, cacian dan kebencian. Na’udzubillah.

Kaum muslimin sidang jamaah jumat yang berbahagia, Rahimakullah.

Islam agama yang indah mengatur segala sesuatu penuh keindahan, termasuk dalam hal berbicara, Islam mengaturnya dengan sangat indah. Dalam Al Quran disebutkan;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

“Wahai orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar”. (QS. Al Ahzab 33:70)

Ada pepatah arab mengatakan; “Jika pedang melukai tubuh, masih ada harapan untuk sembuh. Jika ucapan melukai hati, kemana obat hendak dicari”. Betapa banyak orang terluka hatinya, karena ucapan yang sangat menyakitkan. Rusaklah hubungan persaudaraan yang selama ini dibangun. Yang tadinya hidup bersama, menjadi berpisah tidak bertegur sapa. Yang tadinya bersahabat, menjadi musuh berat. Yang tadinya berkawan, menjadi lawan. Yang tadinya bersatu, menjadi berseteru. Yang tadinya akur, menjadi hancur.

Kita adalah makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri, pasti membutuhkan orang lain dalam keadaan apapun jua. Maka dari itu, mari kita berupaya menjaga lidah kita, agar tercipta kerukunan dan perdamaian selama hidup di alam dunia.

Semoga khutbah singkat edisi jumat ini, menjadi tambahan ilmu yang besar faedahnya bagi diri khatib dan jamaah sekalian.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُوا اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ اْلـمـُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَ كَفَرَ. وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ وَ حَبِيْبُهُ وَ خَلِيْلُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ وَ الْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَ سَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.

اَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ وَ اعْلَمُوْا اَنَّ الله يُحِبُّ مَكَارِمَ الْأُمُوْرِ وَ يَكْرَهُ سَفَاسِفَهَا يُحِبُّ مِنْ عِبَادِهِ اَنْ يَّكُوْنُوْا فِى تَكْمِيْلِ اِسْلَامِهِ وَ اِيـْمَانِهِ وَ اِنَّهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفَاسِقِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَسَلَّمْتَ وَ بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَ هَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا لَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ الله! اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ وَ اللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

Jakarta, 17 Jumadil Akhir 1441 H/14 Februari 2020 M

Penulis : Marolah Abu Akrom

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA