Ketika Semua Segala Serba Pertama (Lombok Eps 1)

Ketika Semua Segala Serba Pertama (Lombok Eps 1)

Perjalanan ke Lombok adalah perjalanan perdana dinas luar kota saya sebagai wartawan, sekaligus perdana juga saya naik pesawat hehehe…

Excited banget bisa naik pesawat dengan pelayanan plus-plus sejak awal. Mulai dari tunggu di lounge sampai masuk pesawat yang gak perlu antre. Meskiiii…. pesawatnya cuma Lion Air. Perjalanan dinas kali ini disponsori sepenuhnya oleh Ma**s PO*R* yang memang tiap tahun ngadain wisata sekaligus promo kinerja kepolisian daerah mereka.

Dengan penuh maklum temen saya, anak kompas menyediakan kursi yang dekat jendela meski saya tidak dapat tempat di window. Saya pun untuk pertama kalinya bergetar menunggu pesawat take off dan landing hahahah. norak banget sambil sesekali takjub karena bisa terbang setinggi ini di atas awan 

Selepas mendarat di bandar udara, langsung dijemput pakai bus ke hanggar terdekat. Di sana kita dijamu makanan dan minuman enak sampai musik live. Kebetulan saya berangkat sama polisi yang sekarang menjabat jadi Kapolda di suatu daerah jadi pelayanannya serba ekstra deh.

Hutan dan Pura Suranadi

Destinasi pertama kita ke Pura Suranadi. Di sekitar pura ini ada hutan wisata yang lumayan banyak monyet. Kita menelusuri hutan yang di sana masih ada beberapa situs purbakala. Pepohonannya juga berumur sampai ribuan tahun. Saya sebenernya lupa apa yang diceritain penjaga hutan ini, namun yang jelas hutan ini sarat cerita mistis.

Masuk ke pura kita bener-bener harus jaga sikap. Saya sempet keceplosan teriak lalu langsung diingatkan. Di tempat ini juga ada ikan yang dikeramatkan. Ikannya ukurannya besar, mirip belut dan kalau mau mancing dia keluar harus pakai telur. Katanya juga kalau cuci muka di sini bisa awet tempat

Nongkrong di sekitar Senggigi

Malam menjelang, kita istirahat lalu dilanjutkan nongkrong cantik di sekitaran pantai Sengiggi. Sebenarnya di sekitaran Senggigi banyak tempat nongkrong bule-bule dan lumayan mirip Legian Bali meski gak serame itu. Alunan musiknya juga gak tabrakan. Di beberapa bagian juga ada karaoke esek-esek mewah sampai warung remang-remang seadanya.

Dibanding ngeliatin gituan (apaan?), saya lebih suka nikmatin hotel saya yang super nyaman dan syahdu. Apalagi pas sunset tiba ughhhh…. gak tahan deh. Pas banget nih buat yang mau honey moon. Recomended banget penginapannya.

Hari kedua Press Tour dengan polisi dilanjutkan ke Gili Trawangan, menempuh jalan berliku dari Mataram, kita benar-benar disuguhi pemandangan hijau nan cantik.

Kata sopirnya kalau mau malam tahun baru banyak orang datang ke Gili Trawangan, khususnya bule-bule jadi sepanjang perjalanan menuju Gili macet parah. Gak cuma itu, banyak orang juga sengaja turun buat foto di tengah jalan lalu menuju pelabuhan untuk selanjutnya menyeberang ke Gili Trawangan.

Sepanjang jalan panoramanya begini nih…

Dari situ kita sampai di pelabuhan Bangsal. Kirain naek kapal kayu kayak wisatawan lain, tau-taunya udah disediain speedboat. langsung ajeee pada berebut duduk di depan bibir kapal.

Duduk di depan bibir kapal rasanya keren banget, apalagi disediain buah-buah impor, kayak anggur, apel, kita makan sambil nikmatin laut plus banyak ikan terbang menari-nari di sekitar. Sumpah berasa orang kaya dehhh pokoknya (norak!). Gak cuma itu kita juga ketemu beberapa kapal asing yang autentik banget kayak di fim-film pirates of caribbean.

Setelah menikmati hempasan air plus angin yang untungnya enggak bikin masuk angin, rombongan pers ternyata enggak bisa merapat karena airnya dangkal. Akhirnya coba tebak kita naik apa? naik jetski yang dijemput langsung sama pol air. Deg degan sih. apalagi polisinya minta saya pegangan kenceng tapi kan bukan muhrim hahahaha…..

 

Akhirnya saya pegangan sama si bapak sambil takut-takut dan cussss… terbang deh untung enggak sampai jatuh ke air (wkwkwk). Itu pengalaman pertama saya naek jetski super cepet dan dikendarain sama profesional.

Belum juga ngasoooo… kita udah disiapin delman, kalau di Gili Trawangan disebut dengan cidomo. Ternyata polisi nyewain kita cidomo dengan harga Rp 500 ribu per cidomo yang cuma diisi paling banyak 4 orang. Kita juga bisa milih kalau mau sepedaan santai.

Rute keliling Gili itu lumayan panjang sekitar 30 menitan, dan di sini kuda-kuda dengan cantiknya berjalan di atas pasir putih. Sebenarnya hampir sekeliling pulau dipenuhi dengan homestay, cottege dan lainnya yang bagusnya diatur sesuai versi ternyaman para turis. Di sepanjang jalan juga kita bisa ketemu turis yang pada jalan kaki dengan baju seadanya, bahkan mereka ada yang naik kuda.

 

Waktu kita sampai di Gili itu masih tergolong pagi, jadi bule-bulenya masih tidur karena abisan party. kata pemilik cottege di sana biasanya mereka akan mulai berkerumun waktu sunset tiba. Dengar-dengar juga polisi suka kerepotan karena para bule ini suka banget bawa barang-barang haram. Kondisi di Gili ini udah mirip banget dengan Bali, jarang banget orang lokalnya dibanding bulenya, jadi terkadang peraturannya juga (mungkin) sebebas bali yang biasa aja klo jual Magic Mashroom sembarangan. Yah, gimana dong.

Tapi uniknya di dalam Gili ini juga ada masjid jadi suka aneh tuh klo magrib, yg sebelah sana azan, yg sebelah sini nyetel musik ajep ajep.

Setelah selesai naek cidomo yang sempet mogok karena kayunya patah, akhirnya kita maen sepedaan. Saya yang ga lancar bersepeda akhirnya dibonceng temen yang sekarang jadi anak sepeda kelas pro heehe….

Meskipun Gili Trawangan masuk ke NTB yang mayoritas muslim, jangan pernah ditanya kalau di sini rasanya gimana. Saya yang berjilbab hampir merasa kehilangan aspek religius Islam di sudut ini.

 

Oke baeklah, sepedaan udah, naik cidomo udah, yang kurang tinggal snorkeling. Yang mau snorkeling langsung dinaikin perahu dan jetski untuk diantar ke spot snorkeling. Sayang saat itu udah menjelang sore, ditambah cuaca mendung dangdut gitu jadi bikin air pasang plus pelampung tidak memadai. Akhirnya yang bisa enjoy snorkeling cuma orang-orang yang jago berenang, sementara saya panik at the disco gitu hahaha….

Akhirnya hopeless deh cuma foto-foto aja di sekitaran pantai yang udah mendunia ini. Sembari makan apapun terserah boleh pilih, bahkan utk makanan yang paling mahal sekalipun.

Cerita ini adalah cerita kali pertama saya ke lombok. Akan ada cerita lagi setelah ini karena saya total mengunjungi propinsi 1000 masjid ini 3 kali. Lihat yuk video menariknya di sini

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA