Hikmah Syuruq: Tahapan menuju Ma’rifah.

Hikmah Syuruq: Tahapan menuju Ma’rifah.

Oleh: Pahri Lubis.

” وغيره معرفة كهم وذى وهند وابنى والغلام والذى ” . ( ابن مالك )

” Dan selain nakirah adalah isim ma’rifah seperti kata hum ( dhomir ), kata zi ( isim isyarah), kata hinda ( isim alam), kata ibn dan ghulam( mudhof ), serta kata allazi ( isim mausul )”. ( Ibn Malik ).

Barakallahu fikum, semoga kita dapat mengetahui tahapan tahapan yang harus di lalui oleh seorang salik menuju ma’rifah. Dari untaian kata yang di utarakan oleh Ibn Malik dalam syairnya, dapat kita fahami enam Tahapan. Tahapan pertama: adalah Dhamir ( هم ) artinya seorang salik menata hatinya terlebih dahulu, seperti yang di jelaskan oleh Rasulullah:

Dalam sebuah jasad terdapat segumpal daging, apabila baik benda itu, maka akan baiklah seluruh jasad, dan berdampak baik terhadap tingkah lakunya dan apabila rusak benda itu maka akan rusaklah seluruh tubuh dan tingkah lakunya. Benda itu tidak lain adalah hati. Hati yang sehat, hati yang bersih sebagai prasarat mengenal Allah, merupakan hal yang pertama dan paling utama sebelum segala sesuatu nya ( ma’rifah ) dengan yakin tanpa di temani ragu, tentu akan mengetahui siapa Dia al-Haq dan siapa diri yang sesungguh nya.

Tahapan yang kedua Isim isyarat (ذى ) yaitu setelah seseorang menata hatinya dengan baik kemudian ia harus membuktikan dalam hatinya dengan isyarat. Isyarat terhadap Allah Swt adalah kita melaksanakan perintah perintah Nya dengan maksimal, menjauhi larangan larangan Nya sejauhnya. Karena Iman tidak cukup dengan teori di dalam hati, dan juga tidak cukup dengan ucapan, tak kalah penting nya di wujudkan dengan amal sholeh, amal nyata.

Kemudian tangga yang ketiga adalah Mursid di ibaratkan seperti isim ‘alam, yaitu: setelah membuktikan keyakinannya yang terpatri dalam hati, dengan isyarah perbuatan ibadah, selanjutnya seorang salik mencari dan memilih guru spritual khusus, untuk membimbing nya dalam penyerahan diri kepada kehendak Allah, bertawakkal menyerahkan segala sesuatu yang di lakukan kepada Nya dengan berusaha ( ikhtiyar ), serta berserah sepenuh nya kepada Nya. Dalam mencapai ma’rifah di butuhkan guru spritual yang membimbing tentang pengalaman batin, sebab semua bentuk ibadah menuju Allah harus ada yang mengajarkan, di khawatirkan amalan sesat, harus jelas gurunya siapa.

Tahapan yang keempat adalah mudhaf kepada ma’rifah, maksud nya: adalah setiap kesempatan dan setiap perbuatan, seorang salik harus menyandarkan diri sepenuhnya kepada zat yang maha kuasa. Mohon maaf di sampaikan dia sehat bugar, masih merasa enak makan dia menyadari hal itu di lakukan atas nikmat pemberian Allah, sebaliknya kalau dia sedang sakit, tidak enak makan dia bersabar merupakan bukti kasih sayang Allah kepada nya untuk memperbanyak istighfar dan muhasabah diri untuk lebih banyak berzikir. Dalam keadaan apapun dia harus menyadari semua berasal dari zat yang maha kuasa.

Tahapan yang kelima adalah memiliki keistimewaan sendiri di banding orang lain pada umumnya, yaitu mema’rifahkan isim nakirah. Keistemewaan tersebut tercermin pendekatan diri kepada Allah dari segi keilmuan dan intelektualitas atau dari segi ritual ibadah, dia banyak melakukan solat sunnah atau puasa sunnah ( sowwamah ).

Keenam merupakan tahapan terakhir adalah ( isim mausul ) seorang salik mampu menghadirkan Tuhan dalam setiap amal ibadahnya. Jiwa dan pikiran nya terpusat pada satu titik, Allah pencipta alam raya melaksanakan sesuatu dalam kehidupannya. Mampu sampai wusul dengan Allah swt, merasakan kehadiran Allah dalam setiap pekerjaan nya, baik sir maupun ‘alaniyyah, ketika sendiri atau dalam keramaian.

Semoga kita dapat melewati tahapan tahapan ma’rifah kepada Allah di awali dengan menata hati, di buktikan dengan melaksanakan perintah Nya. Kemudian memilih guru spritual yang tepat untuk membimbing nya, dan menyandarkan diri sepenuhnya hanya kepada Allah yang telah menganugerahkan nikmat kepada nya, bila mendapat nikmat dia bersyukur, sebaliknya kalau di timpa musibah, kurang sehat dia sabar.

Seorang salik memiliki keistimewaan baik ilmu pengetahuan atau hal beribadah shalat maupun puasa sunnah, serta dapat menghadirkan Tuhan dalam hatinya yang disebut dalam ilmu tasawuf dengan tiga ta takhalli, tahalli, dan tajalli. Mengosongkan dirinya dari perbuatan maksiat, menghiasi diri dengan senantiasa beribadah, serta merasakan kehadiran Allah dalam hatinya. Itulah secara singkat tahapan, terminal yang di lalui oleh seorang sufi. والله أعلم بالصواب

Rabu, 27 Juli 2022.

Baca Selanjutnya

DARI PENULIS

BERITA TERKAIT

IKLAN

TERBANYAK DIBACA

BACA JUGA